Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Thursday, April 26, 2012

TTM / ‘Dearest’ Friend

Dalam persahabatan ada tuh yang disebut TTM alias Teman Tapi Mesra. Ini bukan lagi sahabat karib. Tapi juga bukan pacar. Mau dibilang selingkuhan juga bukan.

TTM cuma bisa terjalin antara laki-laki dan perempuan. Kata orang-orang tua, pertemanan atau persahabatan antara dua gender itu memang susah tanpa akhirnya melibatkan perasaan yang lebih dalam. Ya gitu deh, ujung-ujungnya jadi saling tertarik. Susah buat tetap netral kalau setelah bersahabat sekian lama, mengalami banyak hal bersama-sama dan mempunyai kecocokan. Manusia bukan robot. Itu kelebihan kita tapi sialnya juga menjadi titik kelemahan yang gampang menjatuhkan kita.

Disisi lain TTM juga menguntungkan tipe-tipe manusia tertentu seperti saya yang susah jatuh cinta. Hehe. Jangan harap saya bisa jatuh cinta pada pandangan pertama. Ga ada ceritanya tuh saya seneng-senengan sama cowok trus langsung jadian.

Yang sudah berapa kali terjadi sih cowoknya sudah naksir, eh, saya cuek bebek. Malah saking cueknya suka ga nyadar kalau tu cowok sudah kasih-kasih sinyal. Hehe. Kereta api kali dikasih sinyal.

Sekali pernah kejadian nih saya punya temen sekantor yang guanteng dan bikin cewe-cewe heboh waktu dia pertama kali di masuk. Nah, sekian bulan kemudian saya baru tahu kalau dia suka pada saya pada saat pertama kali kami kenalan dan sejak itu dia diam-diam mengirim sinyal ke saya. Tapi berhubung pekerjaan menyita banyak waktu, tenaga dan perhatian bikin saya tidak ngeh.

Lantas apa yang membuat saya akhirnya ngeh? Kami berteman dan selama berteman itu saya melihat kualitas manusianya. Bukan gantengnya, duitnya atau jabatannya yang membuat saya tertarik padanya. Sayangnya dalam proses TTM itu saya menemui ketidakcocokan diantara kami sehingga TTM tidak happy ending.

Perasaan memang tidak bisa dipaksakan. Saya beberapa kali bertemu lelaki yang memaksakan diri untuk ber-TTM dengan saya karena memang pada dasarnya mereka naksir saya. Kalau kasusnya seperti ini jangan harap saya jadi simpati. Justru kebalikannya. Untuk berteman dengan mereka saja saya ogah karena saya tahu pertemanan itu ada unsur ‘udang dibalik piring’. 

Apa saat ini ada TTM? Ya ada. Kadang susah payah saya mengendalikan emosi. Berulang-ulang saya mengingatkan diri sendiri bahwa saya ada di sini untuk bekerja dan ini adalah bagian yang harus saya lalui dalam perjalanan menuju perwujudan dari apa yang saya cita-citakan.

Saya bagaikan pesawat yang siap sedia untuk lepas landas. Saya tidak boleh mengikatkan hati pada apa pun dan pada siapa pun.

Nanti, pada suatu hari kelak, ketika semua yang sekarang ini ada sudah berlalu dan sebagian besar dari apa yang saya harapkan, impikan, cita-citakan dan inginkan sudah tercapai, barulah saya mau membagi diri, hati dan hidup saya dengan seorang laki-laki yang mencintai saya.
______________________________________________________

The term of ‘Dearest’ friend is always exist in every friendship. But this one refers to someone who is a special one, not truly pure friendship but it is not romance, definitely not having sort of affair either. 

A man and a woman therefore are subject to this kind of friendship. General opinion says a man and a woman can’t have pure friendship because emotion can lead to attraction and ending up in falling in love to eachother or one may feel that way toward the other partner. So we are human, not robot. We are not machine. We have emotion. That is our advantage but also our weak point.

In other hand there are certain people who benefit from this kind of friendship. Me, for an example, I am not the love at first sight type of person. Nor can I have fallen in love with a guy in a short courtship. It does not work like that for me.

Most guys who have loved me found me being too unaware of their signs of ‘hey, I like you, I’m in love with you’.

Like this one guy I once met at work. He made quite a fuss in the office on his first day because he was cute and words soon reached my ears that ‘we’ve got a cute new guy’. Still I was too occupied with work that I could careless about it.

What made me finally noticed him? It took few months and a friendship later that I saw him as a person. So it was not his look, money or rank that made me fell for him. It is the person’s qualities. However we didn’t have a happy ending due to some things.

I can’t force myself to have a ‘dear’ friend. I have met guys who fought too hard to become my ‘dear’ friend. They never earn my symphaty, let alone to have my love. I don’t even want to have any friendship with them because I know they can’t be true in that friendship.

Do I have any ‘dear’ friend now? There is one. Sometimes I hardly hold my feelings for him so I have to remind myself that I only here because life brings me in this place and it is too shall pass. I am in a journey to the fulfillment of my dreams and I am like a plane ready to take off at anytime.

I should not tied my heart to anything or anyone.

Maybe someday after I have all or half of my dreams fulfilled that I can share my life, heart and dreams with the man who loves me.

No comments:

Post a Comment