‘Elu jalan-jalan mulu’
demikian tulis seorang teman di wall facebook saya.
Melrimba Garden, Puncak. Sept 2013 |
‘You have been going
on trips’
a
friend wrote on my facebook wall.
Saya cuma nyengir ketika membacanya. Dia berkomentar
demikian karena wall facebook saya dihiasi oleh foto-foto ketika saya
jalan-jalan ke beberapa tempat.
Taman Topi Square. Oct 2013 |
I
grinned when I read it. Her comment must be made after she saw the photos of my
trips that I uploaded to my facebook wall.
Infront of Fatahilah Museum. Oct 2013 |
‘Gue lagi bete,
makanya gue jadi sering jalan’ jawab saya.
‘I am bored, so I
made some trips’
was my reply.
Mandiri Museum. Oct 2013 |
Benar. Saya memang lagi bete berat.
True.
I am feeling so very bored.
Saya memang manusia agak aneh. Saya bisa stress sampai
depresi kalau hidup sedang dilanda badai. Tapi begitu semua mulai tenang dan
segalanya berjalan lancar, saya malah bete… hehe..
So
I am a little weird. I could get into stress and even depressed when life is
shaken by hardship. But once things get calm and life goes smoothly, they bored
me.. lol..
Contohnya pekerjaan, setelah 2 tahun, pekerjaan dan
manusia-manusia disini telah saya kuasai dan kenali dengan lebih baik. Yang
tadinya bikin saya juling akhirnya menjadi hal yang dapat saya kerjakan dengan
baik. Lalu manusia yang dulunya super jutek ke saya, sekarang sudah jadi baik.
Work,
for instance, after 2 years, along with the people in this place have become
regular stuff that I can do and handle in better way. What used to bring
headache to me have now became things I can do well. The bitches have become
nice to me.
Enak dong..
Isn't it so nice..
Betul.
Yes,
it is.
Tapi saya malah gelisah.
But
it all makes me feel restless.
Mungkin saya ini seorang pecandu adrenalin.
Maybe
I am an adrenaline junkie.
Ketika saya stress karena berbagai masalah atau tantangan
dalam hidup atau pekerjaan, adrenalin saya tinggi.
When
I was having stress caused by problems or challenges in life or work, my
adrenaline was high.
Ketika saya menempuh perjalanan panjang dari Bogor ke rumah
Santi, sahabat saya, di Cengkareng, Jakarta.. wih, … saya menempuh perjalanan
itu sendirian, memakai kendaraan umum dan harus menghadapi berbagai macam hal
untuk bisa sampai ke tempat yang seumur hidup belum pernah saya kunjungi.
Sekalipun saya santai-santai saja tapi pastilah adrenalin saya naik.
When
I made that long trip from Bogor to Santi’s, my bestfriend, place in
Cengkareng, Jakarta.. man, … I made that trip all by myself, I took public
transportation and had to face with many things to get to a place I had never
been to all of my life. Though I went easy with it all but I must had
adrenaline rush.
Tapi kehidupan normal saya telah menjadi terlalu normal,
saya memerlukan hal-hal yang bisa memompa adrenalin.
But
my life has become too normal, I need things to pump up my adrenaline.
Selama ini saya mencoba mengakali kebosanan dengan mencari
hal-hal yang dapat saya kerjakan atau pelajari. Apa pun yang bisa menyibukkan
saya. Mengalihkan perhatian saya. Menghibur hati saya.
All
this time I tried to get rid boredom by finding things to do or things to
learn. Anything to keep me busy. To distract me. To cheer me up.
Tapi belakangan ini hal-hal itu tidak berhasil mengusir
kejenuhan. Rasanya yang saya hadapi dan yang saya temui semuanya itu lagi, itu
lagi. Dia lagi, dia lagi.
But
lately they can’t do the trick. I feel like I meet same stuff and same people.
Kebalikan dengan reaksi orang kepada saya. Senior-senior dan
rekan-rekan kerja saya merasa senang dan lega karena akhirnya saya menguasai
bidang pekerjaan ditempat ini.
In
contrast with people’s reaction toward me. My seniors and colleagues are happy
and relieved that finally I have known my field of work.
Dan karena mereka hanya bisa datang pada hari-hari tertentu
maka mereka selalu senang setiap kali bertemu dengan saya. Berada ditempat
kerja saya ini dan bertemu dengan saya menjadi seperti selingan yang
menyenangkan dari rutinitas ditempat kerja mereka.
And
since they can come in certain days so they feel happy whenever they see me.
being in my work place and meeting me have become sort of a pleasant break from
the routine in their own work place.
Bagaimana pandangan saya tentang diri dan kehadiran mereka?
What
are they and their presence meant for me?
Yah, yang pasti sih, saya hafal siapa saja yang datang pada
hari tertentu.
Yeah,
one thing for sure is, I can tell who comes in certain days.
Jangan salah paham, saya tidak mengatakan saya tidak
menyukai kehadiran mereka.
Don’t
misunderstand, I am not saying I dislike their presence.
Mereka adalah orang-orang baik, peduli dan sayang kepada
saya. Beberapa di antara mereka menjadi teman, sahabat, adik, kakak, mentor,
ayah dan ibu. Bahkan segelintir dari mereka ini menjadi orang-orang terdekat
yang sungguh-sungguh saya sayangi dan percayai, kehadiran mereka selalu saya
tunggu-tunggu, saya kangenin dan kalau bisa malah saya ingin mereka bisa selalu
berkantor disini.
They
are kind, care and love me. Some of them have become my friend, bestfriend,
brother, sister, mentor, father and mother. Few of them are the ones I truly
love and trust, I have always look forward for their coming, I miss them when
they are not here and I even wish they could work in this place too.
Tapi akhir-akhir ini saya ingin bertemu dengan orang-orang
di luar mereka-mereka itu.
But
lately I have been wanting to meet new people.
Terlepas dari kurang adanya hal-hal yang bisa menaikkan
adrenalin saya atau murni kejenuhan, intinya adalah; saya ingin menemui hal-hal
baru, mengunjungi tempat-tempat yang belum pernah saya datangi, menghadapi
berbagai hal yang bukan ‘itu lagi, itu
lagi’ dan bertemu dengan orang-orang yang bukan ‘dia lagi, dia lagi’.
Apart
from the lack of things to raise up my adrenaline or it is pure boredom, the
point is; I want to meet new things, to go to places I have never been to
before, dealing with stuff that is not ‘same
old thing again, and again’ and meeting people who are not ‘him/her again, and again’.
Jadi setiap kali ada kesempatan bagi saya untuk bepergian,
saya akan jalan; setiap kali ada yang menawari saya untuk melakukan aktivitas
bersamanya, saya akan menggabungkan diri.
So
whenever I see an opportunity to go somewhere, I will go; whenever anyone asks
me to join her/his activity, I am in.
Apalagi sejak 3 bulan lalu kesehatan saya membaik. Rasanya
kehidupan kembali pada saya.
Especially
when my health improved since 3 months ago. Life seems return to me.
Setelah saya melakukan perjalanan ke rumah Santi, rasa
percaya diri dan semangat hidup saya berkobar semakin besar. Semua itu semakin
memotivasi saya untuk melakukan lebih banyak hal-hal baru, melakukan lebih
banyak perjalanan sendiri dan mencari tantangan lebih banyak serta lebih besar.
After
I made my solo trip to Santi’s place, my self confident and spirit soared up
like a fire within. They all motivate me to do more new things, to make more
solo trip and to seek more-bigger challenges.
Karena semua itu membuat saya merasa lebih hidup.
Because
they are all make me feel alive.
Hal-hal yang saya alami selama setahun terakhir ini membuat
saya lebih menghargai hidup.
I
have been through things in the past year that make me appreciate life.
Kehidupan bisa menjadi kacau kapan saja, oleh karena apa
saja dan bahkan bisa berhenti di saat yang tidak terduga.
Life
can turn upside down at anytime, by anything and can even stop unexpectedly.
Jangan menunggu hidup menjadi mapan. Jangan takut.
Ketakutan, kecemasan dan keraguan adalah penjara.
Don’t
wait for life became secured. Don’t be afraid. Fear, worries and doubt are
prison.
Ada kalimat dalam lagu Sarah Mclaclahan, I Will Remember
You, yang membuat saya berpikir bahwa hal itu memang benar.
There
is a line in Sarah Mclaclahan’s song, I Will Remember You, that I think is
true.
Kalimat itu berbunyi ‘Jangan
Biarkan Hidupmu Melewati Kamu’
The
line says ‘Don’t Let Your Life Pass You
By’.
Kehidupan akan berlari melewati kita kalau kita dikuasai
oleh rasa nyaman yang semu, kebahagiaan palsu, kepuasan yang membius atau oleh
penjara yang kita ciptakan lewat rasa takut, cemas dan ragu.
Life
will pass us by when we are controlled by unreal comfort, artificial happiness,
sedated by satisfaction or by the prison we created through fear, worries and
doubt.
Saya tidak ingin dan tidak akan membiarkan hal itu terjadi
pada diri saya.
No comments:
Post a Comment