Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Saturday, April 26, 2014

Captain of The Soul

Setiap kapal memiliki kapten.

Every ship has a captain on board.

Kapten itulah yang menentukan kemana kapal itu akan pergi.


It is the captain who set the ship’s destination.

Seluruh awak kapal akan mengikuti perintah, pimpinan dan petunjuk yang diberikan oleh sang kapten.

The crew follow the captain’s order, lead and direction.

Para awak mempercayai dan mengandalkannya.

The crew trust and rely on him.

Setiap orang memiliki kapten dalam dirinya.

Everyone of us has a captain within him/her.

Pertanyaannya adalah seperti apakah kapten itu? Dan kemanakah dia akan membawa dirimu?

The question is what kind of a captain he is? And where does he lead you to?

* * * * *

Adik laki-laki ayah saya meninggal tanggal 17 Maret. Paru-parunya tidak bisa lagi berfungsi.

My father’s brother passed away on March 17th. His lungs stopped working.

Dia seorang perokok berat.

He was a heavy smoker.

Usianya baru 65 tahun.

He was only 65 years old.

Kesehatannya, terutama pernapasannya, mulai terganggu sekitar 5 tahun terakhir. Banyak yang menyarankan, menasehati, meminta dan bahkan menyuruhnya untuk berhenti merokok.


He has problems with his health, his breathing in particular, in the past 5 years. Many have suggested, advised, asked and even told him to stop smoking.

Dia mencoba tapi tidak pernah berhasil. Dan dia tentu saja memiliki alasan untuk membela serta membenarkan diri.

He tried to no avail. And he had his reasons to defend or justify himself.

Ketika dia meninggal, banyak dari kami yang menyesalkan kematiannya karena terlepas dari hal takdir, kematiannya terlalu dini. Kalau saja bertahun-tahun lalu dia mau membulatkan tekad untuk berhenti merokok, kematian tidak akan secepat itu merenggut hidupnya.

Many of us regretted his death because apart from destiny, death came too early. If only he made up his mind to stop smoking, death wouldn’t come that soon to take life out of him.

Kecanduannya pada nikotin adalah kapten dalam dirinya.

His nicotine addiction was the captain in him.

Kapten itu telah menuntun dan membawanya pada kematian.

That captain has lead and brought him to death.

* * * * *

Beberapa hari lalu seorang teman datang dan dari sekian banyak yang kami percakapkan, dia menceritakan tentang beberapa hal yang mengganggu pikirannya.

A friend came by few days ago and of all the things we talked, she told me few stuff that bothered her.

Saya mendengarkan dan memberi pandangan. Berharap bisa menenangkan dan menolongnya melepaskan kekesalan itu.

I listened and gave her my opinion. Hoping to calm her down and help her let go those upsetness.

Saya mengira telah perkaranya sudah selesai karena ketika dia pergi dia tampak lebih gembira dan tenang.

I thought the matters have been resolved because she looked happy and calm when she left.

Jadi kaget juga saya ketika beberapa hari kemudian kami bertemu dan saya mendengar kembali hal-hal yang sama.. yahhh… kok masih menancap kuat dalam hati dan pikirannya?


So I was surprised when we met few days after that and I heard the same things are actually still bothered her.. arrgghh… howcome it stuck so deep in her heart and mind?

Dia tidak bisa melihat bahwa hal-hal itu sebetulnya merugikan dirinya sendiri karena membuatnya tidak bisa menikmati kedamaian dan kegembiraan.

She failed to see how those things have done no good on herself because they have made her to miss all the peace and happiness.

Kapten dalam bentuk emosi telah membawanya pada hal-hal yang merugikan dirinya sendiri.

The captain in form of emotion has lead her to things that bring no benefit on her.

* * * * *

Lalu bagaimana dengan kapten dalam diri saya? Seperti apakah dia? Kemanakah dia membawa saya?

How about the captain in me? What is he like? Where does he lead me?

Saya memiliki seorang kapten yang hendak membawa saya pada bencana kalau saya ijinkan dia melakukannya pada diri saya.

I have a captain who wants to bring me to disaster if I let him do that.

Karena dia ada dalam bentuk depresi. Berbulan-bulan saya dikuasainya sampai nyaris akal sehat saya ikut hilang. Berbulan-bulan juga dibutuhkan untuk mengalahkannya.

Because he came in form of depression. I was overcame by it for months that I nearly lost my senses. It took months to overcome it.

Kini badai itu sudah lewat. Kehidupan saya mulai membaik.


Now the storm has passed me. Things get better in my life.

Tapi kapten itu masih ada walau dalam bentuk yang berbeda.

But the captain is still present though in different form.

Seorang laki-laki masuk dalam hati saya. Dia bukan laki-laki pertama yang datang dalam hidup saya dan menjadi laki-laki yang menyukai saya serta yang saya sukai.

A man came into my heart. He is not the first man who came to my life and become the man who likes me and whom I like.

Saya tidak mengerti mengapa daya tariknya demikian kuat. Berulang kali saya berusaha untuk melepaskan diri tapi ketertarikan kami terhadap satu dengan lainnya tidak bisa hilang.

I don’t know why the attraction is so strong. I have tried to set myself free for so many times but the attraction between us just won’t go away.

Saya mati-matian menguasai hati dan emosi. Luar biasa sulitnya. Tapi kalau saya lepas kendali maka bencana akan menimpa kami berdua.

I try to control my heart and emotion. It is so hard. But if I don’t do that, if I lost control, disaster would fall on both of us.

Siapa yang bisa memahami dan mentolerir cinta segitiga?

Who would understand and tolerate love affair?

Nama baik kami jadi taruhannya.

Our good name is at stake.

Tapi hati dan emosi bukan seperti tombol.

Heart and emotion are not buttons.

Semakin saya coba untuk melupakannya, semakin saya teringat padanya. Dia juga tidak mempermudah keadaan karena sikapnya kepada saya membuat saya kewalahan membendung rasa ketertarikan saya padanya, betapa inginnya saya berada dengannya, memeluknya, menciumnya dan memilikinya.


The more I tried to forget him, the more I was reminded to him. He desn’t make things easier either because his attitude to me make me overwhelmed with my feelings for him, how much I wanted to be with him, to hold him, to kiss him and to have him.

Tapi saya akan melukai hati banyak orang kalau saya menyerah pada hasrat itu.

But I would hurt many people’s heart if I surrendered to that passion.

Saya telah menyakiti hati Andre.

I have hurt Andre.

Saya telah membebaskan dirinya dari hubungan kami karena saya tidak ingin lebih lama menyakiti hatinya. Saya tidak bisa dan tidak mau berpura-pura mencintainya sepenuh hati ketika saya tahu hati saya tidak lagi menjadi miliknya seutuhnya. Saya tidak bisa menjanjikan hati saya akan bisa kembali menjadi miliknya.

I have set him free from our relationship because I don’t want to hurt him any longer. I can’t and I won’t pretend loving him when I knew it too well that my heart isn’t his completely. I can’t promise him that it will be his thoroughly.

Kejujuran itu menyakitkan tapi apa boleh buat. Saya sedang berjuang untuk melawan kehendak kapten dalam diri saya dan ini adalah perjuangan yang belum bisa saya menangkan sepenuhnya.

Honesty hurt but I have no choice. I am still battling my captain wishes and it is a battle I have not completely won.

Ada dua laki-laki yang menolak untuk melepaskan saya.

There are two men refuse to let me go.

Saya terjepit di antara dua laki-laki yang saya sayangi. Saya harus melepaskan yang satu atau mungkin saya harus membebaskan diri dari keduanya?

I found myself standing between two men whom I love. I have to let one of them go or should I free myself from both of them?

* * * * *

Kapten seperti apakah yang ada dalam dirimu?

What kind of captain you have within yourself?

Apakah dia berupa ego? Ambisi? Cemburu? Ketakutan? Kecemasan? Cinta? Kecanduan pada sesuatu? Kemalasan? Sifat-sifat yang tidak baik?

Is he came in form of ego? Ambition? Jealousy? Fear? Anxieties? Love? Addiction? Laziness? Bad character or bad habit?

Kenali dan pelajarilah kapten dalam dirimu karena dia bisa membawamu pada keberhasilan atau pada masalah.

Learn to know the captain in you because he can lead you to success or to trouble.

Ada kapten yang harus kita pertahankan dan ada yang harus kita pecat.


We should keep some captains on board while others should be fired.


Thursday, April 24, 2014

Beauty

“Keke, kamu cantik”

“Keke, you’re beautiful”

Begitu komentar yang saya dengar ketika saya mengikuti acara Paskah di Kebun Raya Bogor hari Minggu lalu (20/4).


People were telling me this when I attend Easter service in Bogor Botanical Garden last Sunday (April 20th).

“Cantik”

“Beautiful”

Komentar teman-teman FB pada foto yang saya upload, foto ketika mengikuti acara Paskah itu.


FB friends wrote that comment on my photo that was taken when I attend Easter service.

“Kamu cantik” Andre tersenyum ketika melihat foto-foto itu. Tapi matanya menyinarkan kecemasan.


“You’re lovely” Andre smiled when he saw those photos. But there was worry in his eyes.

Saya cuma tersenyum. So, saya cantik. 

I just smiled. So, I am beautiful. 

Tapi bukan itu yang ada dalam pikiran saya ketika melihat foto-foto ini.

But it is not what I had in mind when I looked at these photos.

Siapa bisa mengira setahun lalu dokter memberi tiga kemungkinan atas penyebab haid saya yang tidak mau berhenti; kelainan hormon, mium atau gejala awal kanker rahim.

Who could tell that a year ago doctor gave three prognosis about my unstoppable menstruation; hormone abnormality, leiomyoma or early symptom of uterus cancer.

Siapa yang tahu kalau selama enam bulan berikutnya saya tenggelam dalam depresi akut sampai berpikir tentang bunuh diri karena terlalu berat beban emosi dan fisik yang harus saya tanggung karena saya sakit sementara ibu saya juga sedang mengalami masa kritis.

Who would know that for the next six month I drown in bad depression that I thought about suicide because of the emotional and physical burden really took toll on me as I was not well at the time when my mother was in critical condition.

Tidak ada seorang pun yang tahu tentang depresi itu. Hanya sedikit orang yang kemudian tahu tentang fisik saya yang sedang terganggu. Dan tidak ada yang terlibat dalam perjuangan saya untuk keluar dari depresi.

No one knew about that depression. Few finally knew about my unwell physic. And nobody involved in my struggle against depression.

Tidak ada yang tahu bahwa kurang dari enam bulan lalu saya masih harus minum obat untuk menghentikan haid saya.

No one knows that less than six months ago I still had to take medicine to stop my menstruation.

Tidak ada yang bisa membayangkan beratnya menghadapi ibu yang sakit, bagaimana menyaksikannya demikian tidak berdaya dan bagaimana menolongnya untuk bangkit. Ada hari-hari panjang yang dipenuhi dengan kecemasan, ketakutan dan keputusasaan. Dan malam hari harus dilewati dengan pertanyaan apakah saya bisa tidur tenang sampai pagi atau akan dibangunkan karena ibu saya mengalami gangguan dengan jantung, pernapasan dan tekanan darahnya.

No one knew how hard it is to deal with a sick mother, to see her become so weak and to help her to stand on her feet again. There were long days filled with worries, fears and despair. And nights brought the question would I be able to sleep soundly or would I be awaken because my mother was having problems with her heart, breathing and blood pressure.

Banyak yang tidak bisa mengerti ketika mereka mengetahui bahwa semua penderitaan itu membuat saya tidak mau lagi mempercayai Tuhan.

Many couldn’t understand when they knew the hardship has made me lost my faith to God.

Ketika saya melihat foto-foto ini.. ya, saya melihat seorang perempuan cantik. Ya, saya tahu saya cantik. Saya toh punya mata.


When I saw these photos.. yes, I saw a beautiful woman. Yes, I know I am beautiful. I have eyes, y'know.

Tapi bukan kecantikan yang saya pikirkan.

But it is not beauty that came to my mind.

Ketika saya melihat foto-foto ini, saya teringat pada banyak sekali peristiwa. Yang saya tuliskan di atas hanyalah segelintir kecil yang saya alami dan rasakan.

When I saw these photos, I remembered so many things. The ones I wrote above are only few of them.

Saat saya melihat foto-foto diri saya ini.. bukan kecantikan yang saya pedulikan.

When I saw my photos.. I didn't care about beauty.

Saya bersyukur karena saya telah mengalami yang terburuk dan berhasil melewati semuanya.

I am thankful that I have been through the worst and I could go through them all.

Saya beryukur karena masa-masa sulit itu telah membentuk diri saya menjadi pribadi yang lebih kuat, tegar dan sabar.

I am thankful those hardship have formed me into a person who is stronger, tougher and have more patience.

Pengalaman hidup jauh lebih berharga dari pada kecantikan.

Life experience is far precious than beauty.

Kecantikan fisik bisa pudar dan bahkan hilang tapi kehidupan memberikan kita banyak hal yang membentuk diri kita menjadi seseorang dengan sifat dan kepribadian yang lebih baik.. tentunya kalau kita mau diubahkan karena ada orang yang tetap saja mempertahankan sifat dan kepribadiannya yang lama sehingga segala pelajaran yang baik yang disampaikan oleh kehidupan menjadi sia-sia.. seperti hujan yang turun di atas gurun pasir..


Physical beauty can vanish and even gone but life gives us many things that can make us a person with better characters and personality.. only if we allow them to change us because there are people who hold on to their old characters and personality, making all the good lesson life gave turn into vain.. like the rain on the dessert..

Kecantikan adalah suatu anugerah. Boleh saja dinikmati asal tidak memakainya untuk tujuan yang tidak benar.

Beauty is a blessing. It is ok to enjoy of having it but don't use it for wrong purposes.

Dan kecantikan juga harus disyukuri. Tapi dia bukanlah yang terutama dalam hidup.

And beauty is something that should be thanked for. But it is not the foremost important thing in life.

Kecantikan bisa membuat orang terpukau tapi kepribadian yang kuatlah yang mendatangkan kebahagiaan, penghargaan dan kepuasan dalam hidup.


Beauty can dazzle people but strong personality is the one that brings happiness, appraisal and contentment in life.

Wednesday, April 23, 2014

Girlie Girl

“Gitu dong, Ke.. kamu itu perempuan. Kamu harus jadi perempuan”

“That’s more like it, Keke.. you’re a girl. You have to be one”

Nah lo.. pikir saya sambil cengar-cengir antara geli, malu dan kikuk.. emang selama ini saya apa dong? Wadam?.. hehe..

Oh oh.. I thought as I grinned, feeling tickled, shy and ackward.. what am I all this time? a transvestite?.. hehe..

Paskah tahun ini diadakan di Kebun Raya Bogor.

This year’s Easter was held in Bogor Botanical Garden.

Dari seminggu sebelumnya saya pusing memikirkan baju yang mana yang akan saya pakai.

A week earlier.. it gave me a headache thinking what I would wear for the occasion.

Maunya sih bergaya cuek dengan kaos dan jeans. Tapi rasanya kok kurang enak juga kalau tampil terlalu santai.

Just wanted to appear with jeans and t-shirt. But would it be too casual?

Pilih sana, pilih sini. Coba yang ini, coba yang itu..

One clothes after another..

Akhirnya saya nemuin juga baju yang rasa-rasanya cocok buat dipakai pada acara itu.


Finally I found an outfit that I thought fit for the occasion.

2 hari sebelum Paskah, saya bela-belain pergi mencari sepatu yang cocok karena sepatu kets yang biasa saya pakai sehari-hari rasanya kurang pas untuk dipadukan dengan baju itu.

2 days before Easter, I went to find a matching shoes as I thought my sneakers mismatch my outfit.

Topi? Mata saya tidak tahan sinar matahari jadi saya selalu berbekal payung. Tapi masa harus bawa-bawa payung sih? Topi lebih praktis.

Hat? My eyes are sensitive to sun light so I always bring umbrella. But I didn’t feel like bringing it to the occasion. Hat is much practical.

Tas.. hmm.. kayaknya ga cocok banget bawa ransel. Ma, pinjam tas mama yang kecil ya.. hehe..

Bag.. hmm.. backpack seemed unfit. Mom, can I borrow your small handbag.. hehe..

Secara keseluruhan saya nilai penampilan saya cukup santai tapi tidak terlalu santai, cukup manis tanpa meninggalkan ciri khas gaya tomboy saya.


Speaking generally, I thought my appearance would be casual but not too casual, sweet but without leaving my tomboy trade mark.

Yang tidak saya duga adalah saya jadi kelihatan luar biasa beda karenanya… hehe..

What I didn’t expect is those outfit made me appeared so different… hehe..

Saya ini tomboy dan saya juga tidak terlalu peduli dengan urusan penampilan.

I am a tomboy and I don’t really care about appearance.

Tapi orang sering salah berpikir bahwa karena sikap, kelakuan, rambut pendek dan gaya berpakaian saya kelaki-lakian serta saya tidak pernah membawa pacar maka saya bukan perempuan atau mungkin saya perempuan abnormal.

But people mistakenly thought that since my attitude, my short hair and the way I dress are very much of a tomboy and I never bring my boyfriend so I am not a girl or that make me an abnormal girl.

Saya tidak tahu apa ke-tomboy-an saya ini ada hubungannya dengan keinginan ayah saya untuk memiliki anak lelaki sebagai anak pertamanya.


I don’t know if my father’s wish to have his first child to be a son has thing to do in making me a tomboy.

Tapi saya tidak pernah dibesarkan untuk menjadi anak lelaki. Orang tua saya memperlakukan dan membesarkan saya sebagai perempuan. Semasa kecil saya punya banyak boneka dan rok.

But I was not raised to be a boy. My parents treated and raised me as girl. I had plenty of dolls and skirts as a child.

Malah ada periode waktu yang cukup panjang ketika saya senang tampil sebagai perempuan sebelum kemudian merasa lebih nyaman dengan gaya tomboy dan jadilah kembali ke bawaan alami yang memang sudah demikian adanya.

There was even a quite long period of time when I enjoyed appear as a girl before I  finally concluded being a tomboy fits my true character.

Dan bukan berarti saya tidak punya rasa tertarik pada laki-laki. Umur 15 tahun saya sudah pacaran. Jadi ya, mantan pacar saya lumayan juga banyaknya kalau mau dibikin daftar.. hehe..


And don’t assume that I have no feeling of attraction toward male. I had my first boyfriend when I was 15. So yes, I had quite many ex-boyfriends if a list is drawn.. hehe..

Hanya saja satu hal belum berubah dari dulu sampai sekarang dan itu adalah saya tidak mudah jatuh cinta.

One thing remains the same, ever, and that is.. I am not easily fall in love.

Lelaki-lelaki yang pernah atau sedang menjadi pacar saya adalah mereka yang lebih dulu tertarik pada saya dan kemudian menyadari bahwa memerlukan waktu untuk bisa membuat saya tertarik pada mereka.

The men who become my boyfriend in past or present time are the ones who feel attracted to me and then realized that it took time to make me attracted to them.

Karena saya baru akan merasa tertarik pada seorang laki-laki kalau saya melihat sifat-sifat kami bisa berjalan dengan harmonis. Kalau tidak, saya akan menerimanya hanya sebagai teman atau saudara, tidak peduli orangnya amat sangat menarik dari segi fisik atau memiliki segudang kelebihan.

It is because I feel attracted to a man after I see our characters can walk harmoniously. If not, I would only accept him as a friend or a brother, no matter how attractive he might be physically or having so many things is in his possession.

Lalu apakah karena kelakuan saya kelaki-lakian maka saya tidak memiliki hasrat kewanitaan?

Would my boyish attitude make me not having female’s passion?

Saya tetaplah perempuan normal. Ketika seorang laki-laki menyentuh saya.. apalagi kalau dia seorang yang saya sukai, sentuhan selintas saja bisa bikin jantung saya berdetak tidak karuan, kaki saya gemetar, darah saya mengalir lebih kencang sampai membuat saya merasa ingin melompat-lompat dan pikiran saya mendadak jadi kosong atau malah jadi kacau.


I am still very much a normal girl. When a man touches me.. especially if he is somebody whom I like, a slight touch can make my heart beats like crazy, my feet shaken, my blood runs faster it makes me feel like jumping and my mind turns blank or I just can’t think straight.

Itu sebabnya saya takut berada di dekat laki-laki yang saya sukai. Saya memilih untuk menghindarinya. Takut saya tidak bisa mengendalikan perasaan.

It is why I am afraid to be around the man I like. I choose to avoid him. Afraid I'd loose control on my emotion.

Dengan bertambahnya usia, pengendalian diri saya semakin baik sehingga sekali pun saya merasakan semua gejala-gejala itu tapi saya mampu menahannya, bisa menampilkan muka dan sikap biasa-biasa saja. Atau saya akan menyamarkannya dengan humor. Kalau saya merasa saya tidak sanggup menahan atau mengendalikannya, barulah saya pergi menghindar.

As I grow older, my self control improves that though I feel those symptoms, I can control them, I can set my face and attitude as if I don’t feel a thing. Or I can cover them with humor. Only when I feel it too powerful than what I can handle, I retrieve.

Masih belum percaya juga kalau saya ini perempuan normal? Kalau begitu anda harus tanya Andre, waktu dia mencium saya, dia merasa dia sedang berciuman dengan seorang perempuan atau dengan seorang laki-laki… hahaha..


Still have doubt whether I am a normal girl or not? If so, well, you have to ask Andre, when he kisses me, does he feel he kisses a girl or a man… hahaha..

Saya tidak perlu untuk membuktikan apa pun. Setiap manusia tercipta unik. Saya unik. Anda unik.

I have no obligation to prove anything. Every human being is unique. I am unique. You are unique.

Gaya saya mungkin membuat orang bertanya-tanya apa saya perempuan atau bukan, apa saya normal atau tidak.. tapi buat saya, bagaimana saya menjadi seorang individu adalah lebih penting karena apalah gunanya saya menjadi seorang perempuan feminin tapi sifat dan kepribadian saya lebih banyak mendatangkan dukacita dari pada sukacita pada orang-orang disekitar saya..

My style may make people question if I am a girl or not, if I am normal or not.. but for me, what makes me a person is more important because what good would it make if I were a feminine person but my characters and personality bring sorrow than happiness to the people around me…

Ssst... tapi sekali-sekali asyik juga tuh tampil jadi perempuan.. hehe.. kasih kejutan ke orang-orang.

Ssst... it is fun anyway to dress up like a girl once in a while.. hehe.. to surprise people.

Monday, April 21, 2014

Young Blood

Kamis (17/4) hari yang panjang sekali buat saya.

Thursday (April 17th) was a long day for me.

Untung malamnya saya tidur lebih awal so dengan bekal tidur 9 jam bikin saya masih punya enerji untuk kerja selama lebih dari  12 jam.

I am glad I went to bed early the night before so with 9 hours of sleep I still had energy to work for more than 12 hours.

Soalnya, saya tipe manusia pagi. Bisa saja sih saya beraktivitas sampai malam tapi tenaga dan konsentrasi saya sudah jauh menurun, kepala biasanya terasa pusing, mata sepat dan jeleknya lagi, kalau sudah begitu saya jadi gampang kesal dan cepat tersinggung.

I am a morning person. I can remain active till late hour but my energy and focus are not in good condition, I have dizzy, my eyes hurt and worst is I easily get upset and become touchy.

Gejala-gejala itu saya rasakan ketika hari semakin sore.

I felt those sympthoms as the day was getting late.

Saya tidak berminat untuk mengikuti acara Kamis Putih yang diadakan sore itu. Saya masih berada di tempat kerja cuma karena saya harus standby. Saya tidak tertarik pada acaranya. Untung juga saya tidak harus memotret karena bagian dokumentasi datang so saya bisa menarik napas lega.

I had no interest to join the Holy Thursday event held on that evening. I was at work only because I had to stay in the office. The event didn’t interest me at all. I could sigh my relief because the person incharge for documentation was present so I was off the hook.

Saya suka motret tapi mungkin sudah setahun terakhir ini saya tidak mau terlibat lagi dalam kegiatan apa pun yang diadakan oleh tempat kerja saya.

I like taking picture but it has probably been a year that I have cut my participation off any event held in my workplace.

Sejak panitia paskah dibentuk, saya sudah mengatakan bahwa saya tidak mau terlibat didalamnya. Saya bahkan sudah menghapus nama saya dari daftar panitia itu. Jadi saya kaget dan kesal ketika mendapati nama saya dicantumkan lagi.

I have informed the Easter committee that I didn't want to involve in it. I have even taken my name off the list. So I was surprised and upset to see my name was back on the list. 

Jadi hari itu saya ada di tempat kerja sampai malam karena saya berpikir itu bagian dari pekerjaan. Bukan karena saya anggota panitia. Kalau pun pagi dan siangnya saya memotret ibu-ibu memasak untuk konsumsi acara ini maka hal itu saya lakukan karena mereka memang narsis semua.. hehe.. pada suka mejeng buat di foto.


So if I stayed in the office after office hour it was because it was part of the job. Not because I am part in that committee. When I took pictures, in the morning and afternoon, of the ladies preparing meals for the event.. I did that because they were all narcist.. hehe.. they have always like to have their pictures taken.


Nah, lain cerita waktu acara berlangsung. Seperti yang sudah saya tulis tadi, saya tidak berminat pada acaranya dan masih tetap jengkel dengan pemaksaan harus masuk dalam tim dokumentasi, maka bergembira hatilah saya ketika mengetahui PIC dokumentasi hadir… haha.. terlepaslah saya dari beban..

It was a different thing when the event was taken place. just as I have written above, I had no interest on the event and since I am still upset for being put in the documentation section, I was so joyous knowing the person incharge for documentation was present.. haha.. I was off the hook..

Jadi saya bisa menggabungkan diri dengan anak-anak muda yang sedang bersiap-siap untuk acara drama.


So I could join myself with the young ones who were getting ready for the play.

Karena sementara itu saya sudah mulai merasa capek, pusing, ngantuk dan mood kacau. Saya ingin pulang. Saya ingin istirahat. Saya benci dengan acara Kamis Putih ini. Saya bosan berada di kantor.

Because I started to feel tired, dizzy, sleepy and had bad mood. I wanted to go home. I wanted to get rest. I hated this Holy Thursday event. I was bored to be in the office.

Saya menggabungkan diri dengan anak-anak muda ini supaya aura negatif saya tidak menguasai dan mengalahkan diri saya.


So I joined the young people in my effort to prevent negative aura to overcome and got into me.

Keceriaan mereka dan kesamaan rasa humor kami berhasil mengembalikan akal waras saya.


Their cheerfulness and our same sense of humor were able to put me back to my senses.

Amat sangat menyenangkan untuk berada bersama mereka. Saya bisa sepenuhnya menjadi diri saya sendiri ketika berada diantara mereka. Bebas.


It was so very fun to be with them. Oh, I could completely be myself among them. It was great to be that free.


Di tempat kerja saya ini, saya lebih banyak dikelilingi oleh orang-orang yang sebagian besar usianya lebih dari 50.

At work I am surrounded mostly by people who are above 50 years old.

Ya, tidak jadi masalah. Saya bahkan cenderung lebih suka berada dengan orang-orang yang usianya jauh lebih tua dari saya karena mereka umumnya lebih sabar serta punya pengertian dan pengalaman lebih dibandingkan dengan yang muda.

I don’t have any problem with that. I even tend to like being with older people because they have more patience, have better understanding and more experienced than the young ones.

Dan saya tahu mereka tidak melihat saya hanya sebagai karyawan ditempat ini. Mereka melihat, menganggap dan memperlakukan saya seperti adik, anak dan cucu.

And I know they see me not just as an employee in this place. They see, take and treat me like a sister, a daughter and a granddaughter.

Saya tentu saja gembira, bersyukur dan menikmati perhatian dan kasih sayang mereka kepada saya.

I am of course happy, grateful and enjoy to have their attention and love.

Tapi setahun terakhir ini saya mulai gelisah karena merasa walaupun diperhatikan, disayang dan dilindungi tapi saya merasa mereka ingin memiliki saya, ingin menjadikan dan membentuk saya seperti yang mereka inginkan.

But in the past year I started to get restless because despite receiving their attention, love and protection but I feel they wanted to own me, to make and form me the way they wanted.

Jangan salah mengerti, saya menghormati, mengagumi, menyukai dan menyayangi mereka.

Don’t get me wrong, I respect, admire, like and love them.

Selama hampir 3 tahun ini saya telah berhasil menyesuaikan diri dengan mereka. Saya mengikuti apa yang mereka inginkan. Saya membiarkan diri saya menjadi seperti yang mereka minta.

For nearly 3 years I have adapted myself with them. I have done what they asked me. I have let myself be a person they wanted me to be.

Tapi saya tidak bisa membohongi diri bahwa saya jenuh menjadi boneka yang manis, lucu dan penurut.

But I can’t lie to myself that I am tired being a sweet, funny and obedient puppet.

Kadang saya ingin lari dari mereka.

Sometimes I just wanted to run away from them.

Sedangkan bersama anak-anak muda ini saya menemukan keceriaan dan kebebasan tanpa ada beban harus menjadi seperti diri mereka atau harus mengikuti mau mereka.

On the contrary, being with these young blood made me found joy and freedom without any expectation to be like them or to follow their wishes.

Mereka mungkin tidak memiliki kesabaran, kebijaksanaan, pengertian atau pengalaman sebanyak dan sedalam orang-orang yang lebih tua tapi itu tidak membuat mereka menjadi manusia yang tidak menyenangkan atau tidak layak disukai dan dihormati.

Their patience, wisdom, understanding and experience may not be as much and as deep as the older ones but it doesn’t mean they become sort of unpleasant people to be with or less likeable and less respected.

Saya suka bergaul dengan mereka.

I like being with them.

Dan Kamis malam itu saya benar-benar bisa menjadi diri saya sepenuhnya ketika bersama dengan mereka. Saya bisa bercanda sebebas-bebasnya. Tertawa sepuas-puasnya.

And that Thursday evening I really could completely be myself when I was with them. I could joke freely. To have a great laugh.

Malam itu jadi lebih menyenangkan dengan adanya kehadiran mereka.

The night turned into a pleasant one with their presence.

I enjoyed the night because of you guys. I love ya’ all..

Wednesday, April 16, 2014

Say I’m Sorry

Hari Minggu kemarin saya baru menyadari gara-gara salah ketik di sms akibatnya saya menempatkan dua orang bertugas di posisi yang sama.


Last Sunday I just realized typing errors in my text have resulted in making two people doing the same duty.

Lalu saya juga baru menyadari ada nama hari yang tidak saya edit.

I also realized I should edit this one name of the day.

Arrrrgggghh…

Rasanya biar pun kita sudah super duper teliti dan berhati-hati, yang namanya error tetap saja bisa terjadi.

No matter how thorough we are, we can still make errors.

Minta maaf aja, Ke, demikian nasihat seseorang pada saya, kalau itu orang marah, yah, terima.. yang penting minta maaf.

Say you sorry, Keke.. somebody gave me advice, if that person is upset, cooly accept it.. what matters is say you sorry.

Saya nyengir. Saya tidak ada masalah dengan perkara minta maaf kalau memang itu kesalahan saya. Lain ceritanya kalau saya merasa saya ditempatkan dalam posisi terdakwa atas sesuatu yang bukan kesalahan saya.


I grinned. I have no problem to say I’m sorry if I have made a mistake. It is a different story if I feel I am held to stand for something that I don’t do wrong.

Sehari sebelumnya saya kaget melihat sederet kolom kosong. Kemana perginya materi yang sudah saya berikan untuk dicetak? Jadi saya menelpon kantor pusat.

A day earlier I was surprised to see blank columns. Where did the material I have given to be printed go? So I called the central office.

Dari sekian banyak kata yang dikatakan oleh kontak saya disana.. saya mendapat kesan bahwa dia menekankan bahwa hal itu terjadi bukan karena kesalahannya. Semua materi sudah diberikannya pada perusahaan percetakan.

Of all the words said by my contact there.. it gave me the impression how this person underlined that the printing company was responsible for the error because all material has been sent to them.

Ah dodol, pikir saya antara lega, geli dan kesal, siapa juga yang nyalahin elu? Gue nelpon karena pengen tahu kenapa kok kolom-kolom ini bisa jadi kosong.

Oh, please, give me a break, I thought in my relief, tickled and troubled, who the hell point a finger at you? I called because I wanted to know why these columns are blank.

Tapi dalam hati saya kasihan juga pada kontak saya ini. Mungkin di tempat kerjanya dia terlalu sering disalahin orang sampai dia jadi parno begitu menghadapi kesalahan. Saya sudah atur supaya suara saya tidak bernada menuduh tapi dia sudah pasang kuda-kuda gitu.. hehe.. Ditembak juga belon, dia sudah pasang tameng duluan.

But it made me feel sorry for my contact who probably have been accussed too often by the people there that one error could freak her out. I set my voice to make it not sound like accusation but she was already on guard. I mean, no bullet was yet fired at her and she already put a shield around her.

Tentu saja tidak semua kesalahan dilakukan dengan sengaja. Tapi setiap kesalahan bisa membangkitkan kekesalan atau bahkan kemurkaan.

Surely not all mistake is done on purpose. But every mistake may create upsetness or even wrath.

Contohnya hari Rabu lalu (9/4). Karena hari itu dilaksanakan pemilu maka saya berangkat ke kantor tidak sepagi biasanya. Namun karena saya tetap bangun jam 5 pagi sementara tempat pemilu dilangsungkan baru mulai jam 7 maka saya punya banyak waktu sehingga saya pikir lebih baik saya memakainya untuk menyapu dan mengepel lantai.

What happened last Wednesday is an example (April 9th). It was general election day so I didn’t have to go to work early. But since I got up at the usual time, 5 am, while the election held at 7 am, it gave me plenty of time and I thought I better sweep and mop the floor.

Pekerjaan itu biasanya saya lakukan hari Selasa tapi karena saya tidak merasa fit dan siangnya saya pergi maka hari itu saya tidak menyapu dan mengepel lantai.

I usually do those house chores in Tuesday but I wasn’t feeling well and I went out in the afternoon that I couldn’t do the sweeping and mopping.

Ayah saya rutin menyapu lantai setiap pagi dan kadang-kadang mengepel tapi faktor umur membuat hasil pekerjaannya menurut penilaian saya tidak tuntas dan bersih. Jadi 1-2 kali dalam seminggu saya mengerjakan sendiri dua jenis pekerjaan itu.

My father sweeps the floor every morning and sometimes mop it. But his age makes him unable to do it thoroughly and clean, well they do not meet my standard so 1-2 times a week I do those house chores all by myself.

Jadi Rabu pagi itu sementara ayah saya menyiapkan sarapan untuk saya, cepat-cepat saya menyapu dan mengepel lantai. Setengah jam kelar. Lumayanlah lantai jadi bersih walaupun hasilnya tentu tidak seperti kalau saya kerjakan pada hari Selasa. Ya kan hari Selasa saya libur, jadi bisa mengerjakan pekerjaan rumah tidak terburu-buru.


So that Wednesday morning, as my father prepared breakfast for me, I hurriedly sweep and mop the floor. It was done in half hour. The floor was clean though not as clean as when I do that on Tuesday. Since Tuesday is my day off, I can do house chores not in a hurry.

Lewat jam 6 sore saya sampai di rumah dan mendapati lantai dapur licin. Lantai yang paginya bersih karena sudah saya sapu dan pel kenapa kok bisa jadi begini?

It was passed 6 pm when I got home and found the kitchen floor was slippery. What have happened to the clean floor I swept and mopped in the morning?

Rupanya ayah saya menumpahkan minyak goreng ke lantai.


It turned out that my father have spilled cooking oil on the floor.

Ga sengaja, Keke.

It was an accident, Keke.

Saya berulang-ulang mengatakannya pada diri saya sendiri. Tapi tak urung darah mengalir naik ke kepala saya.

I said it to myself over and over again. But still I sensed blood pumped up to my head.

Ayah saya mengatakan sudah mengepelnya tapi saya tidak tahu mengepel seperti apa.

My father said he has mopped the floor but I didn’t know how he did that.

Tetesan minyak goreng kan hanya di satu spot saja. Membersihkannya dengan menaruh koran atau lap diatasnya supaya diserap dan tidak menyebar kemana-mana. Lalu spot itu di pel dengan air panas dicampur sabun, dibilas dengan air panas bercampur cairan pembersih lantai. Saya pernah melakukan ini pada lantai yang terkena tumpahan minyak goreng.

To clean the floor that has been spilled by cooking oil is easy. Put newspaper or cloth on the spot. Mopped it with hot soapy water and wash it with hot water added with floor cleaner. I have done this before.

Jadi saya tidak mengerti kenapa seluruh lantai dapur bisa jadi licin. Sebagian dari lantai rumah pun sudah ikut jadi licin.

So it didn’t get to me how the whole kitchen floor was still slippery. Half of the floor inside has also become slippery.

Apesnya sore itu saya sampai di rumah dalam keadaan capek dan kedinginan. Bogor baru saja hujan dan anginnya betul-betul dingin.

Unfortunately I got home feeling tired and freezing. It was just raining in Bogor and the wind was chilling.

Setiap Rabu saya mampir ke rumah teman saya untuk memberi les bahasa Inggris pada putrinya. Saya mengajar les bahasa Inggris untuk menambah-nambah penghasilan. Gaji saya cukup kalau hanya untuk menghidupi diri sendiri tapi saya bekerja menanggung orang tua juga.

I stop by at my friend’s place to give her daughter English tutoring every Wednesday. I tutor English to get more money to make ends meet. My salary would be enough only to support myself but I have my parents to support as well.

Jadi mau tidak mau saya harus mencari penghasilan tambahan.

I have no choice than to find way to make more money.

Syukur-syukur kemampuan berbahasa Inggris saya bisa dijual.

I am grateful I can sell my English skill.

Tapi biar pun saya senang berbahasa Inggris dan mengajar adalah hal yang saya sukai tapi sebetulnya amat sangat melelahkan untuk melakukan pekerjaan dobel.

No matter how much I like English and love teaching but it is so exhausting to do double jobs.

Tidak heran saya sampai di rumah dengan membawa kondisi fisik dan emosi yang sudah payah.

No wonder if I got home with exhausted body and bad mood.

Jadi bayangkanlah bagaimana rasanya sewaktu saya pulang dalam keadaan demikian dan mendapati lantai dapur yang paginya bersih setelah saya sapu dan pel menjadi licin karena tumpahan minyak goreng.

So imagine how it was like when I got home in that kind of composure and I found the kitchen floor has been spilled by cooking oil.

Kalau mengikuti emosi… hadoh… rasanya mau saya menjerit-jerit.


If I lost my temper… gosh… I wanted to scream it out loud.

Tapi apalah gunanya?

But what is that for?

Saya hanya akan bikin suasana rumah jadi tidak enak. Saya bisa memicu pertengkaran dengan ayah saya.

I would only kick the peace in the house. I could have a fight with my father.

Apa untungnya buat saya?

Would it do any good for me?

Yang terjadi toh sudah terjadi. Dan apa perlunya mengomeli ayah saya untuk sesuatu yang dilakukannya tidak dengan sengaja untuk menyusahkan saya.

What have happened couldn’t be erased. And what good would it be to yell at my father for doing something he didn’t mean to trouble me.

Yang saya lakukan adalah cepat-cepat pergi tidur dan tidak mau masuk ke dapur supaya saya tidak perlu merasa semakin kesal.

What I did is went to bed early and didn’t want to go to the kitchen for not wanting to upset myself even more.

Soalnya malam itu saya sudah sangat capek. Kalau tidak pastilah saya akan bersihkan lantai dapur dengan cara saya.

I was so tired that evening. If not I would clean the kitchen floor.

Tapi tak urung malam itu ketika saya sudah berbaring ditempat tidur, sempat menetes juga air mata saya ketika teringat pada lantai dapur yang paginya saya tinggalkan dalam keadaan bersih dan sorenya..

But as I lied on my bed that night, tears flew down when I remembered how I left the kitchen floor clean in the morning and in the evening..

Siapa pun pernah berbuat salah..

Everybody make mistake..

Katakan kamu menyesal.

Say you sorry.

Dan perbaikilah kesalahan itu, kalau masih bisa diperbaiki..

And make it right, if it is possible to make it right..

Satu kesalahan yang tidak bisa saya sesali..

One mistake that I can never regret..

Saya jatuh cinta pada laki-laki lain, Andre. Saya sudah berusaha untuk mematikan seluruh rasa ini tapi saya tidak pernah berhasil melakukannya.

I fell in love with other man, Andre. I have tried to get rid this feeling but I can’t make it go away.

Saya tahu saya salah tapi saya tidak akan meminta maaf untuk itu.

I know I have done a mistake but I will not say I am sorry for that.