Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Sunday, February 28, 2021

Puss and I

Saya bukan orang yang suka sama kucing.

I'm not a cat person.

Dulu waktu masih kecil saya memang pernah punya kucing tapi karena pada dasarnya tidak suka kucing, so ya begitu kucingnya pergi, sudah aja.. tidak saya cari.

I had a cat when I was a kid but since I basically don't like cat, when the cat went missing... I didn't bother trying to find it.

Saya lebih suka anjing dan saya sudah beberapa kali memelihara anjing.

I prefer to have a dog and I have had dogs in the past and at the present time.

Kenapa saya tidak suka kucing?

Why I don't like cat?

Karena kucing tidak seramah, seekspresif dan sepintar anjing.

Because cat is not as friendly, expressive and smart as dog.

*  *  *  *  *

Saya lupa kapan tepatnya Puss mulai hadir di hidup saya. Mungkin sekitar bulan Januari 2021 dia main ke kantor saya. 

I forgot when Puss walked into my life. Maybe it was around January 2021 when she started hanging around in my office.

Awalnya saya tidak peduli. Tidak memperhatikan. Puss juga cuma duduk-duduk di pekarangan kantor tanpa berusaha mendekati saya. Kadang ketika saya melewatinya, kami cuma bertatapan tanpa pernah ada komunikasi.

At first I didn't care. Didn't even notice her. Puss was just sitting in my office's front yard without trying to get approach me. Sometimes when I passed her, we just looked at each other without trying to communicate.

Setelah lewat beberapa waktu, timbul dalam pikiran saya, hei, kenapa tulang-tulang ayam sisa makan siang saya tidak dikasih ke dia saja. Lebih berguna dari pada dibuang.

After some time, I just thought, hey, why not giving this cat my lunch leftovers? I've got some chicken bones that would be better to be given to her than to throw them away.

Bisa ditebak, tulang-tulang ayam itu akhirnya menjadi awal persahabatan kami sekaligus membuat Puss membangun suatu keterikatan dengan kantor saya.

It's easy to guess that those chicken bones have started our friendship and made Puss built a tight relationship with my office.

Persahabatan yang dibangun atas dasar saling membutuhkan.

Friendship that built under mutual needs.

Dia butuh makanan dan tempat berlindung sementara saya butuh teman.

She needed food and shelter while I needed a friend.

Namun, ketika kami bertemu, saya tidak tahu kalau Puss sedang hamil.

However, I didn't know Puss was pregnant when we first met.

Yang saya lihat adalah seekor kucing liar yang mukanya jutek tapi tidak galak. Dia selalu tidur-tiduran di atas keset dan memandangi saya dengan matanya yang sayu.

What I saw was a stray fierce looking cat that actually far from fierce. She always lied down on the doormat and stared at me with her droopy eyes.

Apakah dia ramah? Sepertinya begitu tapi saya tidak berani untuk berakrab-akrab dengannya karena takut dicakar. Harap maklum, saya terbiasa dengan anjing tapi tidak dengan kucing, jadi saya agak canggung menghadapi Puss dan dia juga tampaknya bukan tergolong kucing yang suka bermanja-manja pada manusia.

Was she friendly? Well, she seemed friendly enough though I didn't dare to get too close to her for fearing she would scratch me. Well you see, I'm used to be around dogs but not with cats so I felt awkward toward Puss and she didn't look like a cat that easily warmed toward human.