Menjadi tabah itu amat sangat sulit.
Being tough
is tough.
Ketika matahari sedang bersinar cerah dalam kehidupan kita,
rasanya segala hal mudah saja untuk dilakukan dan didapatkan.
When the sun
is shining brightly in our lives, it feels anything can be done and can be made
easily.
Tapi tunggulah ketika tidak mempunyai pekerjaan tapi punya
tanggung jawab untuk membiayai tidak hanya diri sendiri, ketika segala yang
dulu pernah kita jadikan andalan atau yang kita banggakan menjadi tidak ada
artinya lagi, semuanya hilang dan seakan belum cukup, kesehatan ikut didera,
ketika musibah terjadi, ketika nyawa pun hilang..
But how if
being unemployed while have responsibility to feed not just oneself, when the
things that we relied on or proud of turn as nothing, when everything is gone
and as if it is not enough, body is tortured by illness, when hardship came,
when lives are lost..
Bagaimana menjadi tabah pada saat-saat demikian?
How to be
tough at such tough times?
9 November.. menstruasi saya mulai.
November 9th..
I had my menstruation.
10 November.. tekanan darah saya anjlok drastis menjadi
95/70 dari yang normalnya 110/80.
November 10th..
my blood pressure dropped down drastically to 95/70 from its normal rate of
110/80.
14 November.. badan saya sakit semua, saya merasa seperti
mayat hidup, lesu, lemas.. saya tidak ingin berangkat kerja, saya cuma ingin
tidur, tidur, tidur dan tidur saja..
November 14th..
my body ached, I felt like a zombie, I had no energy.. I didn’t want to go to
work, I just wanted to sleep, sleep, sleep and just sleep.
16 November.. seharian itu saya tidak tahan mendengar suara
bising. Sialnya justru pada hari itu banyak orang masuk ke ruang kerja saya di
kantor. Aduh mak, rasanya saya ingin menutup telinga saya rapat-rapat. Saya
juga kehilangan selera untuk bicara.
November 16th..
I couldn’t stand the noise. Just not my lucky day because people crowded up my
room. I felt like closing my ears with my hands. I lost the mood to talk.
Sorenya jalanan macet. Dan begitu masuk ke rumah, saya
langsung lari ke kamar mandi… muntah.. saya mabok kendaraan. Saya tidak pernah
mabok kendaraan. Badan sedang tidak waras bikin saya jadi seperti itu.
The traffic
was jammed in the afternoon. And once I got at home, I ran straight to the
bathroom… threw up.. I had carsick. I have never had carsick before. But my
body was losing its senses that it turned me like that.
18 November.. saya menyerah. Menstruasi sudah berjalan lebih
dari seminggu dan tidak ada tanda akan mereda. Tenaga saya habis. Dan pagi hari
itu saya melihat muka saya pucat, bibir dan kelopak mata bagian bawah terlihat
memutih, bahkan telapak tangan saya tidak ada warna merah.
November 18th..
I gave up. Menstruation has been gone for more than a week and it showed no
sign of stopping. I was running out of energy. And that morning I saw my face
was pale, my lips and eyelid were white, even my palm didn’t look redish.
Tidak ada pilihan. Saya harus kembali ke ginekolog untuk
minta obat.
No other
choice. I had to go back to the gynecolog to get the meds.
Aduh… saya benci benar harus ke dokter lagi. Saya benci
dengan tubuh saya. Saya benci dengan keadaan ini.
Arrgghh.. I
hate going back to the doctor. I hate my body. I hate this condition.
Tapi saya punya pilihan apa selain menjalaninya?
But what
option did I have but lived it?
Jadi dengan menyeret badan, saya berangkat ke kantor.
Menghubungi teman saya supaya dia standby di kantor selama saya pergi ke
dokter. Menghubungi senior saya untuk memberitahunya bahwa saya akan pergi ke
dokter.
So I dragged
myself to the office. Contacted a friend, asking him to stay in the office
while I went to the doctor. Contacted my senior to let him know that I was
going to the doctor.
Kadang kehidupan tidak memberikan pilihan.
Sometimes life
gives no option.
21 November.. saya dapat merasakan hormon dan obat sedang
adu kekuatan di dalam tubuh saya.. rasanya bagaimana?.. haduh, tidak bisa
digambarkan dengan kata-kata..
November 21st..
I could feel the hormones and meds were at war inside my body. How it felt?..
man, no word could describe it.
Saya merasakan pula depresi mengintai..
I could also
feel depression creeping in..
Alangkah amat sangat sulit untuk menabahkan diri di saat
sulit.
It is so damn
hard to be tough at tough times.
Tapi saya tidak akan menyerah.. kehidupan boleh melemparkan
tai ke muka saya tapi saya tidak akan menyerah demikian gampang. Entah
bagaimana caranya, tapi yang pasti saya akan melewati semua ini tidak sebagai
seorang pecundang.
But I was not
going to give up.. life could throw shit to my face but I never give up that
easy. One way or the other, I would get through all this not as a loser.
23 November.. menstruasi itu mereda.. ah.. secercah cahaya
dalam kegelapan..
November 23rd..
menstruation ceased.. a ray of light shone in the darkness.
24 November.. “Keke!” senior saya yang lucu itu sampai agak
membungkukkan tubuhnya di depan saya, menatap saya sambil tertawa dan
melambaikan tangannya di depan muka saya.
November 24th..
“Keke!” my funny senior had to bow as he leaned his body infront of me, stared
at me while he laughed and waved his hand infront of my face.
Tidak, saya tidak sedang melamun. Saya mendengar setiap kata
yang diucapkannya.
No, I wasn’t
daydreaming. I heard every word he said.
Tapi saat itu ruangan saya penuh dengan orang. Berisik
sekali. Dan saya menahan napas ketika menyadari keberisikan itu terdengar
seperti suara dengung sejuta lebah. Aduh, jangan lagi dong… jangan terulang
lagi seperti tanggal 16 itu ketika saya menjadi uring-uringan karena tidak
tahan mendengar suara ribut.
But my room
was packed with people. It was so noisy. And I just realized the noise sounded
like the humming of thousands of bees. Oh no, please not again.. don’t be like
on the 16th when the noise turned me moody.
Saya menyadari mood saya mulai terganggu. Aduh mak, gawat..
mana yang ada di depan saya adalah senior saya yang paling lucu dan paling baik
itu.. orang yang sama yang saya cuekin pada tanggal 16 itu. Aih.. aih.. jangan
sampai dua kali si babe yang ga ngerti perkara harus jadi kena sasaran mood
saya yang lagi ngaco ini.
I could sense
I was about to have bad mood. No, don’t.. and I had my super funny and most
kind senior infront of me.. the same person whom I ignored on that 16th.
Oh.. no.. no.. don’t let him who knew nothing about my error mood had to be the
target of it for the second time.
Suaranya memanggil saya membuat saya memutuskan untuk
memusatkan seluruh konsentrasi saya padanya. Saya pandang mukanya, menatap
matanya dan mendengarkan setiap kata yang diucapkannya. Dan berhasil! Saya
tidak lagi mendengar dengung sejuta lebah dan api di dalam diri saya padam.
Saya menjadi tenang kembali. Oh, sukurlah.. sukur sukur..
His voice
calling me made me decided to focus on him. I looked at him, stared straight
into his eyes and listened to every word he said. And it worked! I didn’t hear
the humming of thousands of bees and the fire in me just gone. I regained my
composure. Oh, what a relief.. thank goodness..
Sampai sekarang saya masih tidak tahu apa penyebab saya bisa
mendadak tidak tahan mendengar suara. Entah karena tekanan darah saya yang
rendah atau tekanan darah itu tiba-tiba anjlok atau efek samping obat. Untung
saja jarang terjadi.
I still don’t
know what caused me suddenly couldn’t stand the noise. I don’t know whether it
was cause by my low blood pressure or the sudden drop in my blood pressure or
meds side effect. I am just glad it rarely happen.
25 November.. menstruasi berhenti! Yihaaaa!!! Hore!
November 25th..
my menstruation stopped. Yippee! Hooray!
Yah, memang masih keluar tapi bentuknya seperti lendir
bening bercampur serat-serat tipis darah tapi ini tanda-tanda dia berhenti.
Yeah, I had
it but it looked like a clear slimmy liquid with thin blood stain but it is the
sign it was on the route to stop.
Oh, akhirnya.. setelah lebih dari dua minggu.. dan untuk
pertama kalinya semalam saya bisa tidur dengan tenang dan bangun dengan badan
terasa segar. Kekuatan saya kembali. Otak saya terasa bening tanpa rasa gelisah
karena hormon bikin emosi saya kacau.
Oh, at last..
after more than two weeks.. and for the first time I had a sound sleep the
night before and got up feeling fresh. I regained my energy. I had my mind
clear of anxieties driven by the hormones that have turned me emotional.
Tapi penderitaan belum sepenuhnya berakhir.
But the misery was not yet to end.
Sakit kepala yang luar biasa saya rasakan sejak jam 8 pagi.
Saya menduga tekanan darah saya turun. Saya takut efek samping kalau saya minum
obat sakit kepala karena saya masih minum obat untuk menstruasi saya.
Bad headache
since 8 am. I suspected my blood pressure dropped down. I worried about the
side effect if I took paracetamol med since I was still taking the meds for my
menstruation.
Kopi dan roti tidak mampu sepenuhnya mengusir sakit kepala
itu.
Coffee and
bread were unable to completely got rid the headache.
Seharian itu saya berjalan agak terhuyung-huyung. Berpegang
pada apa saja supaya jangan jatuh.
I walked staggerly
the whole day. Hold anything to keep me from falling.
Sorenya saya pulang dan merasa lega karena bisa berbaring di
tempat tidur saya di kamar. Oh, enaknya..
I went home
in the afternoon and so relieved when I could lay down on my bed in my bedroom.
Oh, it felt so good..
Tapi sementara kondisi fisik saya mulai pulih.., ibu saya
mengalami gangguan pada detak jantungnya. Dia diam. Pucat.
But while I
was recovering.., my mother had problem with her heartbeat. She went quiet.
Pale.
Kehidupan itu tidak punya hati. Berharap dia berbaik hati
pada kita sama seperti berharap sedang berdiri di depan singa yang lapar dan
berharap dia tidak akan menerkam kita.
Life is
heartless. Hoping it would show kindness to us is like standing infront a
hungry lion and hope it wouldn’t eat us.
Bahkan ketika kehidupan berjalan lancar dan indah sampai
kita berpikir dia berpihak kepada kita.. oh, jangan tertipu.. kehidupan itu
bisa menyerupai sebuah gunung berapi yang sedang tidur.. pada suatu hari dia
akan bangun dan menjadi seperti gunung Vesuvius yang membuat kota Pompeii hilang
lenyap.
Even when
life seems to go well and beautiful, making us think it stands in our side..
oh, don’t be fooled.. life could turn like a sleeping volcano.. one day it will
erupt and turn like mount Vesuvius that made the city like Pompeii buried down.
Ada satu hal yang tidak bisa di ambil atau dilenyapkan oleh
kehidupan.
There is one
thing that life can’t take or make it disappear.
Itu adalah semangat di dalam diri kita.
That is the
spirit within us.
Dia bagaikan lilin yang menyala dalam kegelapan.
It is like a
burning candle in the darkness
Selama dia tetap menyala, kegelapan tidak akan bisa
mengalahkannya.
As long as it
burns, darkness can’t overcome it.
Mudah untuk mengatakan ‘Jangan Menyerah’, terlalu gampang untuk
menasihatkan ‘Jangan Putus Asa’.. tapi ketika kehidupan menjadi amat sangat
keras.. saya bahkan sulit mengucapkan semua itu kepada diri sendiri.
It is easy to
say ‘Don’t Give Up’, way too easy to advice ‘Don’t Lose Hope’.. but when life
sucks.. even I found it hard to say those word to myself.
Tapi semangat itu harus ada di dalam diri sendiri.
No comments:
Post a Comment