Sudah banyak cerita saya dengar tentang pengalaman orang
melakukan perjalanan backpacking.
I
have heard many people’s stories when they were going backpacking.
Sudah banyak kisah perjalanan backpacker yang saya baca.
I
have read many backpacker stories.
Tapi saya tidak pernah membayangkan saya menjadi seorang
backpacker.
But I have never imagined that I myself would become a backpacker.
Tentu saja saya sudah sering jalan. Tapi tidak pernah
bergaya backpacker.
I
have been traveling of course. But never as a backpacker.
Perjalanan liburan atau perjalanan bisnis yang saya lakukan
selama ini terhitung bergaya agak ‘borju’, naik pesawat atau kereta api yang
tentunya bukan di kelas kambing, menginap pun rata-rata di hotel beken.
All
this time my traveling were either vacation or business trip and they were in
bourjois style since I traveled by plane or train that is certainly not in cheap
class, neither did I stay in cheap hotel.
Ya tentunya saya tidak membayar dengan duit dari kantong
sendiri karena kalau tidak kantor yang membayari, pastilah pacar yang
menanggung semua ongkosnya hingga saya tahu terima beres.. hehe.. asyik kan..
tapi, pssstt… jangan salah menilai.., saya bukan perempuan matre.. duit
bukanlah pertimbangan pertama dan tidak yang terutama ketika saya memilih
seorang laki-laki untuk dijadikan pacar karena apa gunanya punya pacar tajir
tapi sifat atau kepribadian kami tidak bisa nyambung.
Yeah,
so I didn’t pay the expenses with my own money. It was either paid by the
office or paid by my boyfriend so I just was never bothered by the bills..
hehe.. neat, eh?.. psstt.. don’t misunderstand.. I am not a material girl..
money is not my first and certainly not my foremost consideration when I picked
a man to be my boyfriend because it doesn’t do any good to have a well-to-do
boyfriend whose character or personality can’t get along with me.
Pengalaman backpacking saya baru mulai akhir bulan Oktober
ketika sendirian saya pergi ke rumah teman dari jaman kuliah.
My
backpacking started at the end of October when I all by myself went to an old
college friend’s house.
Dua minggu lalu saya ber-backpacking sendirian ke Curug
Luhur.
Two
weeks ago I went (all by myself) backpacking to Curug Luhur (Luhur Waterfall).
Coba dari dulu aja saya tahu kalau jadi backpacker itu amat
sangat menyenangkan..
Why
didn’t I know it is so fun to become a backpacker..
Dulu waktu umur saya masih mudaan, badan masih lebih sehat,
waktu gaji ber-jeti-jeti dan di jaman ketika keadaan ekonomi tidak seperti
sekarang ini.. saya malah tidak pernah berpikir untuk traveling gaya backpacker.
When
I was much younger, healthier, made more money and the country’s economy
condition was better than the present day.. I never thought about going on
backpacking trips.
Yang terpikir dulu itu hanya ngumpulin duit, dugem, pacaran
kiri kanan, tampil gaya noni dan ya.. dulu saya agak-agak borju..
My
life was about getting more money, partying, dating, living a bit large and
yes, I was a bit bourjois in the past.
Kemudian datang masa-masa sulit. Duit sekian banyak,
tabungan, deposito, emas, dollar dan mobil habis semua.
And
came the hardship. All the money, saving, deposit, gold and car were all gone.
Bahkan selama setahun setengah ini, saya sempat berpikir
nyawa kami, saya dan orang tua saya, juga hampir ikut hilang karena penyakit
dan bukan penyakit jenis recehan yang menimpa kami.
Even
in the past one and a half years I was nearly thought we, me and my parents,
would lose our lives as well due to illnesses and they are not just common
illnesses.
Sejak itu saya berubah. Saya banyak berubah.
Ever
since that I changed. I changed a lot.
Saya mulai menghargai hidup.
I
become more appreciative toward life.
Saya mulai mencari hal-hal yang dapat membuat saya merasa
hidup itu lebih hidup.
I
start to seek the things that can make me feel life is livelier.
Kondisi fisik, umur dan keuangan saya saat ini tidaklah
sebaik dulu. Tapi justru kondisi itu yang membuat saya terpicu untuk bangkit
dan membuktikan kepada diri saya sendiri bahwa hidup yang saya jalani tidak
akan bisa dihentikan oleh faktor-faktor tersebut.
My
physical, age and finance are not as good as the ones I had in the past. But
they have become my strongest motivator to make a move and prove myself that
the life I am living now is not going to be stopped by them.
Dengan demikian saya merasa lebih hidup dan menjadi lebih
menghargai hidup yang saya miliki.
Thus
I feel so much alive and appreciate the life I am living.
Perjalanan backpacking yang saya lakukan membangun keyakinan
diri yang lebih kuat dan kokoh karena dengan segala keterbatasan, kelemahan dan
kekurangan dalam fisik, umur, kesehatan dan keuangan, saya berhasil melakukan
perjalanan itu dan berhasil sampai ke tujuan.
My
backpacking trips have built up and made my self-confident so much strong and
solid because with all the limitation, weaknesses and imperfectness in my
physic, age, health and finance, I could make those trips and I succeedly
arrived at the trip’s destination.
Jadi baru mulai traveling ala backpacker di usia 42? Ah, ok
aja tuh..
Start
backpacking at 42? No sweat..
Kenapa tidak? Dari pada tidak pernah sama sekali, dari pada
takut mencoba.
Why
not? Better than not doing it at all, better than got scared to give it a try.
Saya sudah memutuskan bahwa sebulan sekali saya harus
traveling.
I have decided that I need to go
traveling once a month.
Dengan demikian saya menyegarkan diri, memberikan tantangan
pada diri sendiri, berkesempatan untuk
mendapatkan pengalaman baru, melihat banyak tempat-tempat baru, bisa bertemu
dan berkenalan dengan orang-orang lain.
And
so I can refresh myself, challenge myself, give myself a chance to get new
experience, see new places, meet and get to know people.
Mau backpacking kemana bulan depan?
Where will my next backpacking trip be
next month?
Sukabumi.
Belum lama ini saya dengar jalur kereta api kesana kembali
dibuka, ada kereta api baru dan juga stasiun baru khusus melayani jalur
Bogor-Sukabumi.
I heard that train route from Bogor to
Sukabumi has recently been re-opened, the trains are new and there is its own new
train station.
Budgetnya masih pada kisaran Rp.100.000an. Masih terjangkau
untuk kelas backpacker.
It is still on backpacker budget at
around Rp.100.000.
Awal tahun depan saya merencanakan untuk pergi lebih jauh
lagi. Buat uji nyali dan uji badan.
I have planned to go further next year.
It is guts testing. As well as physical testing.
Tapi karena lebih jauh maka biayanya juga pasti lebih besar.
Karena itu saya menunggu duit THR keluar, sebagiannya ditambah dengan duit
celengan saya akan bisa membiayai perjalanan itu.. hehe..
No comments:
Post a Comment