Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Friday, February 14, 2020

This is our story

Mari bicara tentang kita..

Let's talk about us..

Dalam konteks persahabatan.

In the context of friendship.

Dalam konteks cinta.

In the context of love.

Dalam konteks rekanan.

In the context of partnership.

Dalam konteks kehidupan.

In the context of life.

image: https://www.pexels.com
*  *  *  *  *

The great time, the pain in the ass time, the time to say goodbye

Kalau ditanya kenapa sih saya mau jadi guru les?

If you ask me why did I become a tutor?

Harus urut balik ke tahun 2005 waktu saya mengajar di TK.

Let me take you back to 2005 when I taught in kindergarten.

Karena gajinya begitu minim sementara ada tiga mulut yang harus saya kasih makan maka saya harus berupaya supaya bisa memberi makan tiga mulut itu dan mencukupi kebutuhan lainnya.

Since the salary was so under the minimum wage while I've got 3 mouths to feed, it forced me to find way to feed those mouths and to make ends meet.

Tuhan membuka jalan hingga saya bisa mengajar les bahasa Inggris.

God opened a way so I could give English tutoring.

Awalnya saya harus mengajar di sana sini. Beberapa tahun kemudian, seiring dengan bertambahnya umur, babak belur juga rasanya hingga akhirnya saya putuskan cuma mau mengajar di rumah saja.

In the beginning I tutored here and there. Few years later as I grew older I felt I couldn't take it anymore so I decided to tutor at home.

Lumayan. Ga capek. Ga usah keluar ongkos. Ga usah kehujanan.

It was great. It saved energy and transportation money. Plus I didn't have to be caught by rain.

Tapi dari tahun 2018 saya mulai merasa mengajar les di rumah pun ternyata tidak lepas dari beberapa hal yang bikin capek fisik dan batin.

However since 2018 I have noticed that eventhough I tutored at home it didn't spare me from not feeling physically and mentally tired.

Pertama, setiap hari-hari les, saya harus terbirit-birit pulang dari kantor. Begitu sampai rumah, terbirit-birit lagi membagi sisa waktu untuk menyapu, mengepel lantai dan mandi.

First I had to go home from work in a hurry on the days I had tutoring schedule. Once I got home I had to share my little time to hurriedly swept and mopped the floor before I showered.

Lantas dengan membawa sisa tenaga dari kantor itu saya harus menghadapi 10 orang murid yang kadang membuat saya tertawa tapi sering juga harus mengurut dada.

After that with whatever energy I had left after working in the office I had to deal with 10 students who sometimes made me laugh but most of the times made me had to bite my lips.

Jangan salah mengerti, saya senang mengajar. Ada kepuasan dan kebahagiaan yang sulit untuk dijabarkan dengan kata-kata mengenai mengajar.

Don't give me wrong, I like teaching. There is this satisfaction and happiness that I can't describe in words about teaching.

Tapi menjadi guru itu tidak gampang.

However, it is not easy being a teacher. 

Sama sekali ga gampang.

Not easy at all.

Gajinya kecil. Tanggung jawabnya besar.

Under paid. Big responsibility.

Kadang dia harus berperan sebagai orang tua kedua. Harus juga bisa menempatkan diri sebagai psikolog. Teman. Sahabat.

Sometimes a teacher must play the role as a substitute parent. Other times should become a psycholog. Friend. Best friend.

Sering kali dia harus punya tongkat sihir yang bisa secara ajaib mengubah anak pemalas jadi rajin, yang nakal jadi baik, yang tidak pintar jadi jenius.

Most of the times a teacher must have a magic wand that can magically turn a lazy kid into a diligent one, the bad turn into good kid, the unsmart into a genius.

Dia mengajar sebaik mungkin. Memberikan semaksimal mungkin.

A teacher does his or her best. Giving all the best he or she can.

Ketika muridnya gagal dalam ujian.. orang tua menuding gurunya.

When the student failed the exam.. parents blame the teacher.

Itulah yang terjadi yang membuat saya merasa mulai agak kewalahan menjadi guru les.

That is why I felt overwhelmed being a tutor.

Guru berupaya mentransfer ilmunya kepada muridnya. Tapi ketika murid itu menghadapi test, dia tidak bisa lagi didampingi oleh gurunya. Hasil test itu bergantung dari kemampuan daya ingat, logika, ketekunan dan tingkat kepintaran dari setiap murid.

Teachers try their best to transfer their knowledge to their students. But when the students are facing the test they are on their own. The grades they get are results from the ability of their memories, logic, persistence and intellegence.

Kalau guru disalahkan karena nilai ulangan atau ujian muridnya jeblok.. yah, lebih baik si guru saja yang mengerjakan ulangan atau ujian tersebut atas nama si murid.

If the teacher is blamed everytime a student flunk their test or exam.. well, why not let the teacher do that test or exam on behalf of the student.

Saya juga bertambah tua. Kondisi fisik dan mental saya mulai menipis.

I am also getting older. My physical and mental have worned off.

Betapa pun menyenangkannya mengajar itu buat saya.. tapi saya harus menjaga kondisi fisik dan mental.

No matter how fun teaching is for me.. I still have to watch my physic and mental condition.

Pada akhirnya saya memutuskan untuk tidak lagi mengajar les.

At the end I decided not to tutor anymore.

Segala yang baik, segala yang indah.. itulah yang akan selalu saya ingat tentang murid-murid saya.

All the good and sweet things.. those are what I shall always remember about my students.

*  *  *  *  *

My standard is not your standard

Ok, di kantor saya ini cuma saya satu-satunya karyawan yang ngebersihin ruangannya.

Ok, I am the only employee in this office who cleans her own room.

Emang kagak ada yang ngebersihin?

Is there no one to do the job?

Ada tapi saya punya alasan sendiri kenapa saya lebih suka bebersih ruangan kantor saya. 

Yes, there is but I have my own reason why I like to do it all by myself.

Alasan#1: Demen bebersih.

Reason#1: Cleaning is my thing.

Sekedar info, ini jenis pekerjaan yang tidak terlalu disukai orang karena lebih gampang buat ngotorin dari pada ngebersihin. Hehe. Saya juga dulu ga suka bebersih tapi karena di rumah tidak pernah ada pembantu jadi mau tidak mau, suka tidak suka, dari pada kuping garing diomelin si mama.. yah, bebersihlah saya. Awalnya cuma terpaksa karena kewajiban tapi lama-lama jadi suka.

Fyi, this is the kind of work that most of people don't like because it's easier to make everything dirty than to clean it. Haha. I didn't like it at first but since we never had maid at home so whether I wanted or not, liked it or not, mostly better than to have my mom yelled at me.. I had to do it. At first it was an obligation but slowly it becomes something I like to do.

Alasan#2: Standard kebersihan kita beda, cuy.

Reason#2: Our cleaning standard is different, dude.

Ceritanya nih beberapa minggu lalu di hari Senin saya masuk ke ruangan saya dan melihat lantai serta meja yang berdebu.


So here what happens. Few weeks ago, it was Monday, I entered my room and I saw the floors and desk were dusty.

Tapi hari itu saya capek banget. Sebelum berangkat kerja pagi-pagi banget saya harus nyuci baju, sapu dan pel lantai. Sampai di kantor badan rasanya sudah gempor kalau mau diajak kerja bebersih.

However I felt so exhausted that day. I had to do laundry, swept and mopped the floor before I left the house to work. Once I've got at work I felt like a wreck so I definitely was not in good shape to do any cleaning at work. 

Hari Selasa libur. Rabu dan Kamis sibuk. Ga ada waktu buat bebersih ruangan.

Tuesday was my day off. Wednesday and Thursday were two busy days. No time to clean the room.

Sedih juga rasanya saya melihat lantai yang rasanya makin kotor.

I felt sorry when I looked at the floors that seemed dirtier than before. 

Jumat.. aha.. ada waktu senggang dan tenaganya juga full.

Friday.. aha.. got spare time and in good shape as well.

Jadi saya sapu dan pel lantai. Lap meja, jendela dan benda-benda lain di ruangan saya.

So I swept and mopped the floor. Dusted the desk, wiped the window and other stuff in my room.

Cling deh.

All shining.

Capek tapi hati puas.

Exhausted but it made me felt good.

Sabtu.. waktu lagi ngobrol bareng-bareng, keceplosanlah saya bilang, ruangan saya kemaren sudah saya sapu pel jadi hari ini ga usah lagi disapu pel.

Saturday.. I was in the middle of conversation when I suddenly said I've swept and mopped my room so no need to do that today.

Respon tak terduga: Ke, waktu hari Selasa sudah saya sapu pel ruangan Keke.

Unexpected respond: Keke, I've did that on Tuesday.

Respon saya (dalam hati): kok waktu saya masuk ruangan hari Rabu itu lantai kayaknya masih sama kotornya sama waktu saya tinggalin hari Senin sore..

My respond (an unspoken one): when I entered my room on Wednesday I saw the floors were as dirty as when I left it on Monday evening.

Yah, saya tidak mau berkomentar deh. Saya cuma mau bilang setiap orang punya takaran, ukuran dan standardnya masing-masing.

Well, I don't want to make any comment. I just want to say everybody has their own measurement and standard.

Apa yang menurut orang sudah bersih, buat saya itu belum bersih.

Others may see it clean, but to me it is unclean.

Lebih enaknya kan dikerjain sendiri.

It is better to do it by myself.

Biar pun dibilang itu bukan jatah pekerjaan saya dan saya jadi kelihatan kelewatan rajin.. ga pa pa lah.

Though it's not in my job description and I may be seen as being too energetic.. well, no sweat man.

Yang penting hati senang dan puas.

Most important thing is I feel happy and content.

*  *  *  *  *

Love doesn't hurt you

Cinta tidak akan pernah melukaimu.

Love won't hurt you.

Tapi dunia ini penuh dengan manusia yang mengira dirinya mengerti tentang cinta.

But this world has lots of people who think they understand what love is.

Mereka mempersepsikan cinta menurut pengertian, kemauan, selera dan tuntutan hati.

They set love according to their perception, understanding, will, taste and what their heart desires.

Cinta yang tidak sempurna.

An imperfect love.

Cinta yang pada akhirnya melukai entah dirinya sendiri atau orang lain.

Love that eventually hurt themselves or others.

Ketika kami bertemu, kami sama-sama saling jatuh cinta dan mencinta.

When we met we both fell in love and loved each other.

Masing-masing membawa ketidaksempurnaan dalam diri dan kehidupannya.

Each has imperfection in themselves and in their lives.

Masing-masing memiliki masa lalu.

Each has past.

Tapi ketika kami bersama, semua itu tertutupi oleh cinta.

But when we were together love covered those things.

Kebahagiaan ada bersama dengan kami sampai kemudian..

Happiness was upon us until..

Intuisi saya mengatakan dia menyembunyikan sesuatu.

My intuition told me he hid something.

Dan pada akhirnya dia sendiri membuka rahasia itu.

And at the end he himself opened that secret.

Meniduri perempuan lain.

Slept with other woman.

Harusnya saya tahu.

I should have known it.

Saya mencoba menerima tapi pada akhirnya saya tahu kami harus berpisah.

I tried to accept it but at the end I knew we had to say goodbye.

Kami tetap berteman.

We remain friends.

Beberapa bulan kemudian kami bertemu dan dia ingin kembali.

Few months later we got together and he wished to reconcile.


Tidak. Kamu sudah kehilangan saya oleh karena kebodohanmu sendiri.

No. You have lost me because of your own stupidity.

Kami tetap berteman. Kami tetap saling peduli.

We remain friends. We still care for each other.

Tapi cinta saya untuknya sudah hilang.

But my love for him has already gone.

*  *  *  *  *

Music brings us together

Musik itu menentramkan hati dan pikiran?

Music calms the heart and mind?

Betul.

That's true.

Ada keindahan dalam musik?

There is beauty in music?

Betul.

That's true.

Musik mempersatukan?

Music unites?

Amat sangat benar.

It's absolutely true.

Sejak saya bergabung dengan tim angklung di kantor, saya melihat bukti semua itu.

I see all of those things since I join my office's angklung team.

Angklung itu apa sih?

What is angklung?

Angklung adalah alat musik tradisional Indonesia yang terbuat dari bambu.


Angklung is Indonesian traditional music instrument made from bamboo.

Dan angklung adalah satu-satunya alat musik yang bisa saya mainkan.

And it is the only musical instrument that I can play.

Ternyata main angklung itu mengasyikkan sekali pun saya harus kembali ke nol waktu belajar memainkannya.

It is actually fun to play it though I have to learn it from zero.

Karena mendengarkan musik dan memainkan alat musik itu berbeda lho.

There is a big difference between listening to music with playing a musical instrument.

Mendengarkan musik tidak perlu latihan. Beda dengan memainkan alat musik.. hehe.

Listening to music doesn't required practice. It's different with playing musical instrument.

Dan rupanya latihan-latihan yang kami jalani tidak hanya membuat permainan angklung kami semakin baik tapi juga menjadikan kami lebih kompak.

And our practices are not just improving our performance but have also brought us together.

Bukan cuma itu, saya lihat beberapa orang berubah menjadi lebih baik tidak hanya dalam permainan angklung tapi juga berubah menjadi orang-orang yang jauh lebih menyenangkan.

Not just that, I've seen some people have not just improved in their angklung performance but they also have become better people.


*  *  *  *  *

Funny people

Dunia ini punya banyak stok orang-orang yang 'lucu'.

This world has lots of 'funny' people.

Lucu di sini bukan berarti mereka punya rasa humor yang tinggi atau komedian ya.

Not in term of having great sense of humor or being comedian.

Ok dan inilah mereka;

Ok and here they are;

Funny people #1 Got money for get together stuff but not for paying kid's tuition?

Tiap kali saya ingat orang ini, tiap kali juga saya nyengir sendiri.

I grinned to myself everytime I remember this person.

Gini, saya pernah punya murid yang emaknya beberapa kali bilang ke saya "Bu Keke, uang bayaran minggu depan ya".

Here's the thing, I used to have a student whose mom told me this "Miss Keke, I'll pay the tuition next week".

Saya tidak bisa protes. Ya gimana kalau dia belum punya duit?

I couldn't objet this. Well, what should I do if she hasn't had the money?

Nah, sekali waktu saya lihat foto-foto yang dia dan teman-temannya upload ke facebook.

So, one time I saw the photos she and her friends uploaded to facebook.

Foto mereka lagi pada kumpul-kumpul, makan bareng, arisan.

Photos of them having a gathering or here it is called arisan.

Sehari atau dua hari kemudian kami ketemu dan dia bilang; "Bu Keke, maaf, uang bayaran minggu depan ya".

A day or two days later we met and she said; "Miss Keke, sorry, I'll pay the tuition next week".

Di situ saya mulai mikir.

It made me think.

Nah, ente punya duit buat kumpul-kumpul gitu tapi giliran buat bayar duit pendidikan buat anak ente.. aish.. kagak ada duit.

Well.. well.. you had the money to join the gathering but when it comes to your kid's education tuition.. sheesh.. no money.

Jujur saja, saya jadi pengen ngakak.

To be honest, it made me wanted to have a big laugh.

Dan kemudian saya perhatikan hal seperti ini terjadi bukan sekali itu saja.

And later I noticed same thing happened not just once.

Gimana caranya ya dia ngatur duit? Skala prioritasnya kayak apa?

How did she manage her money? What was her scale of priority?

Untuk itulah dia mendapat kehormatan menempati urutan pertama dalam daftar orang yang saya anggap 'lucu'.

That's what make her got the honor to be on top of my 'funny' people list.

Funny people #2 Don't call me oma

Beberapa tahun yang lalu saya bertemu dengan seorang kenalan yang sudah umur dan pastinya fisik serta wajahnya sesuailah dengan umurnya.

Few years ago I met a senior acquaintance whose face and physical appearance matched to the age.

Saya panggil dia 'oma' walaupun dia tidak menikah dan tidak beranak-cucu tapi saya pikir panggilan itu tidak untuk mengolok-olok atau mempermalukannya.

I called her 'oma' (grandma) though she is a childless, grandkidsless single lady but I thought it wasn't to make fun of her or to embarrass her.

Eh, dia bilang gini ke saya "Panggil saya kakak aja ya"

So she said this to me "Call me sister"

Wokeh ga masalah.

Ok no problemo.

Setidaknya saya beruntung dia tidak mengomeli dan mencaci maki saya seperti yang dialami oleh seorang kasir minimarket. Video si ibu mengamuk ini sempat viral pada bulan Desember 2019.

courtesy to Lagi Viral Channel on youtube.

At least I was lucky she didn't yell at me. There was a video recorded a lady went crazy and cursing a minimarket cashier who addressing her "oma". The video became quite a viral in December 2019.

Yah, mungkin ada beberapa orang yang ekstra sensitif dalam hal-hal begini.

Well, I guess some people are extra sensitive in this matter.

Funny people #3 Don't call me ma'am

Perlu sedikit saya jelaskan di sini, di Indonesia "ibu" adalah panggilan yang biasa diberikan kepada: (1) wanita yang memiliki anak, (2) wanita yang telah menikah, (3) wanita yang usianya lebih tua, (4) panggilan hormat bagi seorang wanita karena jabatan, pekerjaan atau status sosialnya.

I need to give you a little brief explanation, here in Indonesia we call "ma'am" to: (1) female who has kid (s), (2) married female, (3) an older female, (4) respectful call given to any female because of her position, job or social status.

Kesimpulannya: panggilan "ibu" adalah suatu kehormatan.

So basically it is an honor to be called "ma'am".

Kenyataannya masih banyak yang ogah, risih dan bahkan kesal dipanggil "ibu".

I know I'm a mother but I still find it hard to be called "ma'am".
I feel more comfortable being called sister.
The thing is many finds it annoying, feel uncomfortable and even upset to be called "ma'am"

So, kita tahu ada kasus perempuan ngamuk karena dipanggil oma dan selain itu kita juga tahu ada banyak perempuan yang protes karena dipanggil ibu atau ogah juga dipanggil tante, bibi, kakak.. pertanyaannya sekarang adalah: trus mereka maunya dipanggil apa dong?

The cartoon shows the lady turned terribly upset when the delivery man addressed her "ma'am"
and she threatened to file a "driver was rude" complaint. She calmed down after he quickly addressed her as "sister"
So we already knew there is this senior lady enraged when she was called oma and we also know there are females objected to be called ma'am or auntie, sister.. well, here's the question: what would they like to be addressed?

Mau dipanggil nama aja? Ntar dikata ga sopan kalau dipanggil cuma nama aja.

So would you prefer to be called by name? Would you find it rude to be called only by your name?

Dulu ada sepasang suami istri yang sampai mengadukan saya ke para boss saya karena saya memanggil si suami dengan namanya saja waktu lagi membicarakan dia (bukan di depan ybs lho ya) dan memanggil istrinya 'say'.

There was a couple who once filed a complaint on me to my bosses because I addressed the husband with his name when I was talking about him (not in front of him) and called 'dear' to the wife.

Ah, Indonesia... tahukah kau ada pada perkataan begini; 'pilihlah medan perangmu dengan bijaksana' dan 'Janganlah merepotkan dirimu dengan hal yang tidak perlu direpotkan'.

Ah, Indonesia... do you know there's a saying; 'choose your battle wisely' and 'don't sweat the small stuff'.

Funny people #4 People fearing man

Di dalam ajaran agama mana pun kita ditekankan bahwa kita harus lebih takut, tunduk, hormat dan patuh pada Tuhan.

Every religion teaches us to fear, submit, respect and obey God.

Dalam praktek.. tidak demikian.

It's a different story when it comes to reality.

Dalam keseharian kita jauh lebih takut, tunduk, hormat dan patuh pada manusia.

We fear, submit, respect and obey man on daily basis.

Contoh; beberapa waktu lalu kantor saya kedatangan tamu penting dan beberapa hari sebelum kedatangan mereka semua mengingatkan saya untuk lebih teliti. Jangan sampai membuat kesalahan.

For example; some time ago my office received few important visitors and thus prior to their visit everyone reminded me to be more thorough. Don't make any mistake.

Mereka yang pada hari-hari biasa berdalih 'terlalu sibuk' untuk mengecek pekerjaan saya tiba-tiba (dan anehnya) bisa menemukan (baca: menyisihkan) waktu untuk mengecek pekerjaan saya.

Those who usually gave 'I'm too busy' to check my work suddenly (and oddly) could find time (spare time) to check my work.

Saya jadi teringat pada mantan boss saya ketika saya kerja di perusahaan Jepang. Si big boss yang orang Jepang ini tidak pernah berdalih "ini bukan pekerjaan saya" atau "saya tidak punya waktu" kalau menyangkut urusan pekerjaan. Dia mau menyisihkan waktu dan tenaganya untuk ikut mengecek dan ricek karena dia berpikir hasilnya ini adalah untuk semuanya, untuk kebaikan perusahaan, untuk nama baik mereka semua.

Reunion with former boss and coworkers. August 2019
I remember my former boss back when I worked in a Japanese company. This Japanese big boss never gave "this is not my work" or "I have no time" excuses when it came to work. He was willing to spare his time and energy to do the checking and rechecking because he thought it would all be for everyone, for the goodsake of the company, for their good name.

Kemudian saya bekerja pada tempat yang mengatakan bahwa Tuhan adalah big bossnya tapi sedihnya kenyataan menunjukkan manusialah big bossnya.

Later I work in a place that claimed God is the big boss but sadly reality shows man is the big boss.

*  *  *  *  *

You are a different person now

Sejak pindah ke ruangan baru Keke sekarang mukanya lebih cerah, begitu komentar seorang senior di kantor.

Keke looks more radiant now after she moved to new room, said one of my senior at work.

Saya memang luar biasa gembira dan bersyukur karena sejak Desember lalu saya menempati ruangan kantor yang walaupun ukurannya tetap mungil tapi posisinya pindah ke depan dan memiliki jendela hingga otomatis ruangan itu jadi terang serta mendapat lebih banyak udara segar.

It's true that I am extremely happy and thankful I have moved to a new room since last December. This new room though it is still small but it is moved to the front of the building and it has window that makes it bright and gets lots of fresh air.

Tapi kalau saya kelihatan jadi lebih cerah.. yah, bukan cuma ruang kantor penyebabnya.

However if I may look more radiant.. well, it's not just because of the room.

Ada banyak alasan lain.

There are many other things.

Nantilah kapan-kapan saya ceritakan semua dalam postingan khusus.

I will tell it later in a different post.

*  *  *  *  *

Will you marry me?

Dia mengajukan pertanyaan ini.

He asked me this. 

Mungkin ini satu dari beberapa hal yang bikin saya jadi kelihatan lebih cerah.. haha..

Maybe this is one of the things that has made me look more radiant.. haha..

Ini juga akan saya ceritakan dalam postingan khusus.

I will also write about this in a different post.

Sekarang ini saya belum mau cerita dulu karena tidak kepengen menciptakan kehebohan. Jadi kalau kalian baca ini... sst.. diam-diam aja ya. Ga usah cerita ke orang-orang lain.

I prefer to keep this a hush-hush thing for time being for not wanting to create a fuss. So when you read this... psst.. please keep it to yourself. Don't tell everyone.

*  *  *  *  *

Jadi begitulah cerita antara kamu dan saya.

So there you have the story of you and I.

Kita ketemu lagi dalam cerita yang lain ya.

Well, we shall meet again in another story.