Kemarin… Andre dan saya ikut mengantarkan Lauren dan Cynthia
ke Jakarta.
Yesterday… Andre
and I drove Lauren and Cynthia to Jakarta.
“Mainlah kemari” Cynthia memeluk dan mencium saya sesaat
sebelum kami pulang “jadi kamu tidak usah merasa sedih karena kehilangan
Lauren”
“Come and visit
us” Cynthia hugged and kissed me before we left “so you don’t have to feel sad
for missing Lauren”
“Ya” saya tersenyum. Tersentuh karena kepekaannya. Sikapnya
kepada saya seperti seorang kakak kepada adik bungsunya.
“Yes, will do” I
smiled. Touched by her sensitivity. She treated me like her youngest sister.
Saya tidak banyak bicara sepanjang perjalanan pulang. Yah,
biasalah.. saya diam kalau sedang sedih, sakit, marah atau kesal.
I went silent all
the way back home. I do that when I feel sad, unwell, angry or upset.
“Mau mampir ke Hard Rock?” tanya Andre.
“Wanna have a
drink at Hard Rock?” asked Andre.
Saya mengangkat bahu “malas ah. Pulang aja deh”
I shrugged off
“don’t feel like it. Let’s just go back”
Andre melirik saya “gimana kerjaan tadi?”
Andre glanced at
me “how was work?”
Saya kembali mengangkat bahu “biasa saja. Yah, sibuk
sedikit. Ada pembagian sembako Lebaran untuk warga”
Saturday, August 3rd, preparing rice, cooking oil & sugar to be given to the people around the neighborhood on Sunday |
I shrugged off again "just the usual. Yeah, a little busy. We gave packages of Idul Fitri to the people in the neighborhood"
“Bantuin atau motret?”
“Giving a hand or
taking pictures?”
“Motret”
“Taking pictures”
Saya menoleh untuk menatapnya. Merasa sedikit bersalah
karena bersikap dingin. Saya tidak sedang ngambek. Saya hanya sedang merasa
tidak karuan.
I turned my head
to see him. Feeling a little guilty for being cold. I was not having tantrum. I
felt I was turned up side down.
“Maaf” saya mengelus pipinya “saya hanya sedang sedih karena
kita pergi bersama Lauren dan kita pulang tanpa Lauren”
“I’m sorry” I
caressed his cheek “I am just sad that we left with Lauren and we go back
without her”
“Ya, saya tahu” Andre meminggirkan mobil. Dia memeluk dan
mencium saya “saya juga kehilangan Lauren. Tapi kamu masih bisa mengunjungi
mereka”
“Yes, I know”
Andre pulled over the car. He hugged and kissed me “I miss Lauren too. But you
can visit her”
Saya hanya mengangguk. Malas bicara.
I just nodded.
Losing the mood to say a word.
Saya baru bicara banyak dan merasa sedikit lebih baik
setelah bicara dengan sahabat saya. Jam 6 sore dia mengirim sms. Jam 10 nanti
akan menelpon. Tapi ternyata jam 9 dia sudah menelpon.
I just talked a
lot and felt better after I talked on the phone with my bestfriend. She texted
me at 6 pm. She would call me at 10 pm. But she called at 9 pm.
Kami bicara panjang lebar mulai dari tentang anak-anaknya
yang libur 2 minggu sampai tentang tarif kereta api yang belum lama ini diperbaharui.
We talked a lot
about her children who are in 2 weeks off from school to the new railway fares.
Begitulah sedikit dari obrolan kami. Dari topik satu dengan
topik berikutnya sering tidak nyambung. Tapi toh obrolan jalan. Penuh dengan
gelak tawa karena kami berdua punya rasa humor yang sama gokilnya.
That was some of
our chit chat. One topic to another was not relating. But none of us bothered
it. The talk filled with laughter because we both have same crazy sense of
humor.
Akhirnya saya bicara juga tentang Lauren.
I finally talked
about Lauren.
Sahabat saya bisa mengerti hal-hal yang mungkin orang lain
tidak bisa mengerti. Mungkin karena dia perempuan dan dia seorang ibu. Dia juga
tidak pernah mempersalahkan atau menganggap aneh prinsip atau pandangan hidup
saya menyangkut anak atau hubungan saya dengan Andre.
My bestfriend
understands the things that others unable to understand. Maybe because she is a
female and a mother. She never blame or see me weird for having my own
principle or perspective about children or my relationship with Andre.
Percakapan kami berpindah pada Andre yang akan pulang 2 hari
lagi.
Our conversation
changed to Andre who will return to his country in another 2 days.
“Lauren dan kemudian Andre” saya menghela
napas “rasanya kok saya tidak bisa memiliki orang-orang yang saya cintai”
“Lauren, that guy
and then Andre” I sighed “howcome it feels like I can’t have the people I love”
Yah, demikianlah yang saya rasakan akhir-akhir ini.
No comments:
Post a Comment