Kita tidak bisa sepenuhnya menyalahkan orang-orang tua untuk
kelakuan mereka yang kadang tidak masuk akal karena mungkin itu reaksi dari
kekesalan mereka terhadap keadaan fisik mereka, kebosanan, kesepian,
kekecewaan, kemarahan atau ketakutan mereka terhadap kehidupan, keluarga,
keuangan atau hal-hal lain.
We can’t
fully blame the elderly people for their irrational behaviors because those
probably those are their ways to express their upsetness for whatever health
problem they are dealing or about boredom, loneliness, disappointment, anger or
fears for their lives, families, financial matters or other things.
Tapi juga jangan berarti kita berpikir kita bisa berprilaku
seenaknya setelah kita menjadi tua.
But don’t
think we can behave any way we want after we get old.
Seorang kenalan saya pernah menceritakan bagaimana ibunya
pernah menjerit-jerit dari dalam kamar mandi dan mengejutkan seisi rumah karena
mengira telah terjadi sesuatu yang mengerikan pada ibunya itu.
A lady whom
I know once told me about how her mother once screaming in the bathroom,
shocking everyone in the house for thinking something horrible has happened to
her mother.
Di antara jeritan-jeritan itu terlontar perkataan ‘kamu mau
saya mati ya?!’ yang ditujukan kepada kenalan saya itu.
In between
those screaming she said ‘do you want to see me dead?!’ to my lady
acquaintance.
“Memangnya ibu ngapain?” tanya saya keheranan.
“What did
you do?” I asked curiously.
“Dia mau mandi, Ke” kenalan saya menjelaskan “saya sudah
atur setelan air dari shower supaya yang keluar air hangat. Entah kerannya
kegeser sama dia atau dia putar-putar lagi, akhirnya yang keluar jadi air
panas”
“She wanted
to take a bath, Keke” my acquaintance explained “I set the shower so the water
would be warm. Now I don’t know whether the tap was accidentally moved by her
or she wanted it to be cooler or hotter but didn’t set it right that made hot
water sprayed on her”
“Jadi dia lantas menjerit” gumam saya.
“So she
just screamed” I mumbled.
Dalam hati saya bertanya-tanya kenapa ibu dari kenalan saya
itu tidak keluar saja dari kamar mandi dan minta tolong seseorang untuk
membantu mengatur supaya shower itu mengeluarkan air hangat yang pas dengan
kemauannya.
I wondered
why my acquaintance’s mother didn’t ask someone to set the shower so the
water’s temperature would be precisely as she wanted.
“Orang kalau sudah tua suka aneh-aneh kelakuannya” kata
kenalan saya sambil tersenyum antara geli dan kecut.
“Old people
sometimes behave irrationally” said my acquaintance as she smiled, half
jokingly and sourly.
“Ya, tapi kalau kayak gitu..” saya geleng-geleng kepala
teringat pada ibu saya yang sudah berumur 78 tahun. Untunglah ibu saya tidak pernah berkelakuan seperti itu tapi ya, ada saja kelakuannya yang mirip-mirip anak kecil.
“Yeah, but
not like that..” I shook my head as I remember to my 78 year old mother. Lucky that my mother doesn't behave like that but well, yeah, she has her own child like behavior.
“Dulu dia sabar menghadapi segala kelakuan kita” kenalan
saya tertawa “jadi sekarang gantian kita yang harus bisa sabar menghadapi
kelakuannya”
“She was
patient to me when I was young” my acquaintance laughed “so now it is our turn
to be patient on her”
Benarkah demikian? Bahwa kita akan kembali berkelakuan
seperti anak kecil ketika usia kita menjadi 50-60-70-80-90 tahun?
Is that
true? That we behave like children when we are 50-60-70-80-90 years old?
Apa itu artinya kita bisa kehilangan akal sehat, penalaran,
kebijaksanaan dan kontrol diri ketika usia kita bertambah tua?
Is that
mean that we loose our senses, minds, wisdom and self control when we became
old?
Atau karena kita merasa kita sudah tua maka kita bisa bebas
bersikap dan mengeluarkan perkataan apa saja karena orang-orang di sekitar kita
harus bisa mengerti, menerima serta mentolerir semua itu?
Or because
we feel we are old then we can do or say anything we like and we can get away
with them because the people around us have to understand, accept and tolerate
us?
Kita tidak lagi peduli apakah orang akan kesal, sedih,
bingung, marah atau tersinggung karenanya..
We don’t
care whether we make people upset, sad, confuse, angry or offended..
Kita tidak lagi peduli bagaimana pandangan orang terhadap
diri kita nantinya? Bahwa mereka akan menganggap kita sebagai orang tua bawel,
jutek, konyol, menyusahkan atau malah di anggap kurang waras.
We no
longer care how people would see us as noisy, nasty, ridiculous, troubling or
may even seen as insane old woman or man.
Hii..
Yikes..
Saya tidak mau memberikan atau meninggalkan kesan sebagai
orang tua yang menyebalkan.
I don’t
want to give or leave an image of myself as a pain in the ass old lady.
Sekarang saja saya menjaga sikap supaya saya tidak menjadi
orang yang menyebalkan. Walau saya juga bersikap menyebalkan (lebih banyak
tanpa di sengaja) tapi itu jarang terjadi. Hanya terjadi kalau saya sedang
stress, kurang tidur, tidak sehat atau ada hal-hal yang saya nilai sudah sangat
keterlaluan, di luar batas kesanggupan saya untuk bisa menerima, memaafkan atau
melupakannya.
I keep
myself from being a pain in the ass. Sometimes I acted like a bitch (happened
unintentionally) and it is rare. It happened when I was stressed up, didn’t get
enough sleep, unwell or there were things that I thought have crossed the line,
that I found them unacceptable, unforgiven or unforgetful.
Saya pikir, berapa pun umur kita, penguasaan diri itu
penting.
No comments:
Post a Comment