Wednesday-Thursday-Friday. Lauren has spent 3 days
living with Andre and I.
Cynthia, kakak Shirley, tiba di Bogor hari Jumat (2/8). Tapi dia
baru akan kembali ke Jakarta hari Minggu. Selama berada di Bogor, dia tinggal
dengan kami.
Cynthia,
Shirley’s sister, arrived in Bogor Friday (Agust 2nd). But she will return to Jakarta on
Sunday. She stays with us while she is in Bogor.
Masih ada 2 hari lagi sebelum Lauren di bawa pergi tantenya.
Shirley sudah mengatur supaya mereka tinggal di rumah sewaan yang berada dekat
dengan apartemennya. Tapi dia belum boleh bertemu dengan Lauren. Berdekatan
dengan orang-orang yang mengurus Lauren pun tidak boleh karena takut virus
cacar air akan terbawa lewat mereka dan mengenai Lauren.
There
will be 2 days before Lauren is taken by her aunt. Shirley has arranged so that
they will stay in a rented house near her apartment. She is still not allowed
to meet Lauren. She can’t even get around the people who take care Lauren
fearing she might pass Lauren the chicken pox virus through them.
Saya tidak bisa dikatakan gembira dengan kehadiran Cynthia.
Bukan karena dia seorang yang tidak menyenangkan. Oh, bukan itu. Walau berbeda
dengan adiknya yang lincah, Cynthia yang lebih kalem itu ternyata enak untuk
dijadikan teman.
I
can’t say that I’m happy to have Cynthia with us. Not because she is not a nice
person. Oh, not that. Though she is not as lively as her sister but the calm
Cynthia is actually a fun person to be with.
Dan walau capek setelah menempuh perjalanan panjang dengan
pesawat serta masih di bawah pengaruh jetlag, dia memperhatikan hal-hal yang
tidak kami sadari.
And
though she is exhausted after taking a long flight, not to mention still having
jetlag, she sees things that we are unaware of.
“Shirley pasti senang bila melihat bagaimana kalian merawat
dan menyayangi Lauren” katanya ketika saya kembali ke dapur setelah menaruh
Lauren di kamar tidur.
“Shirley
would be happy if she saw how well you guys have taken care and love Lauren”
she said when I returned to the kitchen after put Lauren in the bedroom.
Saya cuma nyengir “kami akan merindukan Lauren”
I
grinned “we are going to miss Lauren”
“Kalian kan bisa mengunjungi kami di Jakarta”
“You
can visit us in Jakarta”
“Ya. Tapi mungkin tidak bisa sering kalau Andre sudah balik
ke Amerika”
“Yes.
But maybe not often after Andre returns to the State”
“Kapan itu?”
“When
will that be?”
“Selasa depan”
“Next
Tuesday”
Saya membuka kulkas. Mengeluarkan sekotak es krim.
I
opened the fridge. Taking out a box of ice cream.
“Mau?” saya menawarkannya pada Cynthia.
“Want
some?” I asked Cynthia.
“Ya” Cynthia mengambil sendok dan duduklah kami berhadapan.
Bergantian menyendok es krim.
“Yes”
Cynthia took a spoon and there we sat face to face. Taking turn in scooping the
ice cream.
“Kamu bisa menjadi seorang ibu yang baik” cetus Cynthia
tiba-tiba.
“You
know, you would make yourself a good mother” said Cynthia.
Saya tertegun mendengarnya.
It
stunned me.
“Ya? Apa yang bikin kamu bisa bilang gitu?” tanya saya.
“Really?
What made you think like that?”
“Cinta” Cynthia tersenyum “saya melihat cinta dalam dirimu.
Cinta yang sangat besar. Kamu mau membagikannya pada siapa saja tapi kamu takut
untuk melakukannya”
“Love”
Cynthia smiled “I see love in you. Lots of love. You are willing to give it to
anyone but you are afraid to do so”
Saya spontan tertawa “benar”
I
spontaneously laughed “true”
“Di dunia ini ada orang-orang yang tidak bisa menghargai
cinta yang dengan tulus kita berikan, kamu telah banyak bertemu dengan mereka,
betul kan?” Cynthia berkata tanpa ada nada menghakimi “mereka menyakiti hati
kamu”
“There
are plenty of people who can’t appreciate the love you are sincerely give
them, you have met some of them, right?”
Cynthia said without any judging tone in her voice “they hurt you”
“Mereka penuh dengan egoisme dan kepalsuan” saya mendengus
kesal, mencibir, sinis.
“They
are full with ego and phony” I snorted in my upsetness, mocked in cynical.
“Dan kamu kecewa dengan kehidupan ini”
“And
you are disappointed with life”
“Ya”
“Yes”
“Saya punya dua anak” Cynthia mengeluarkan sebuah foto dari
sakunya “ini Mark yang sulung dan adiknya, Susan”
“I
have two kids” Cynthia took a photo from her pocket “this is Mark and her
sister, Susan”
Saya mengamati foto itu.
I
looked at that photo.
“Mudah untuk mencintai mereka, sulit untuk mencintai mereka”
Cynthia tersenyum menatap saya “tentu saja mereka juga berpikiran demikian
terhadap saya dan Bobby, suami saya. Hal yang sama juga berlaku dalam hubungan
saya dan Bobby”
“Easy
to love them, hard to love them” Cynthia smiled as she stared at me “of course
they think the same about me and my husband, Bobby. Same thing for my
relationship with Bobby”
“Kebahagiaan, kesedihan, kegembiraan, kekecewaan, kelegaan,
kekesalan akan selalu ada dalam kehidupan. Tidak bisa kita hindari. Tapi
janganlah semua itu membuat kita berhenti mencintai kehidupan atau manusia”
“Happiness,
sadness, joy, disappointment, relief, upsetness are always exist in life. We
can’t avoid them. But don’t let them stop us to love life or people”
Malam itu saya merenungkan kata-kata Cynthia ketika saya
duduk sambil menggendong Lauren yang dengan tenangnya minum susu dari botolnya.
That
night I thought about Cynthia’s words as I sat and held Lauren who drank the
milk from her bottle.
“Gimana kabarnya tuan putri kita?” Andre muncul. Diciumnya
Lauren. Diciumnya saya. Lalu dia duduk di sisi kami.
“How’s
our princess doing?” Andre came. He kissed Lauren. He kissed me. And he sat
next to us.
Lauren mengeluarkan suara kecil. Dia menggapai-gapai ke arah
Andre yang meraih tangan itu dan menciumnya.
Lauren
made tiny sound. She held her hand out to Andre who took and kissed it.
“Dia mungkin tidak akan ingat pada saat ini tapi kita tidak
akan melupakannya dan setiap detik keberadaannya bersama dengan kita” bisik
Andre pelan sambil memeluk saya.
“She
might not remember this moment but we sure not gonna forget her and every
second she is with us, don’t we?” said Andre quietly as he hugged me.
Ya, saat-saat yang berharga. Dengan orang-orang yang
berharga. Memberikan dan menerima cinta yang berharga.
No comments:
Post a Comment