Menjadi tua berarti sering sakit?
Getting older means to get sick often?
“Semakin bertambah umur, kenikmatan-kenikmatan hidup mulai
di ambil oleh Tuhan” demikian kata seorang kenalan saya.
“The older we get, the more God takes away the pleasures of
life” said my acquaintance.
Kenikmatan yang dimaksudkannya adalah kesehatan, kemampuan
berpikir, pengelihatan, pendengaran dan beberapa kemampuan fisik lainnya.
The pleasures of life he referred to is health, mind, vision,
hearing and other physical abilities.
Dengan tidak bermaksud untuk mengecilkan pendapatnya... hanya saja, saya berpikir... ah, sudahlah.., jangan libatkan Tuhan di sini. Saya tidak percaya lagi
pada Tuhan dan terlalu egois serta naif untuk berpikir bahwa kita tidak lagi
punya hak untuk memiliki kesehatan yang baik, pengelihatan yang jernih,
pendengaran yang tajam, tulang-tulang yang kuat, jantung yang sehat begitu kita
menjadi tua.
With all do respect to the person who has that opinion, ... it is just that I was thinking... well, never mind.., leave God out of this. I have no faith in God and
it is too selfish and naive to think that when we get old we are no longer
deserve to have good health, nice sight, sharp hearing, strong bones or healthy
heart.
Karena kalau kita mau melihat sekeliling kita maka kita akan
melihat begitu banyak bayi, anak-anak, remaja, pemuda-pemudi dan orang dewasa
yang terlahir dengan membawa keadaan fisik tidak sempurna atau yang tiba-tiba
jatuh sakit sehingga kemampuan fisik mereka tidak lagi sebaik sebelumnya.
Because if we look around we can see so many babies, children,
teenagers, young people or adults were born with imperfectness physic or
illness reduces their physical abilities.
Seorang sahabat lama saya mengalami kecelakaan kecil di
tempat kerja yang membuat sebelah
kakinya bengkak, mati rasa dan sampai harus beberapa kali di operasi. Dokter
mengatakan dia tidak bisa lagi bekerja. Usianya hanya 2 tahun lebih tua dari
saya. Belum tua. Tapi sebuah kecelakaan membuat kakinya tidak bisa berfungsi
normal.
A long time friend had a minor accident at work which has made one of
her leg to swell, numb and had to have surgeries. The doctor finally said its
condition is unlikely to get back to normal and so she can’t work. She is just
2 years older than me. Barely old. But an accident has made her leg unable to
function normally as it used to be.
Ibu saya yang berusia 78 tahun memiliki kaki yang jauh lebih
kuat dan normal.
My 78 years old mother has legs that are strong and normal.
Seorang sahabat lama saya yang lain mengalami cedera kepala
dalam suatu kecelakaan yang mengakibatkan dia kehilangan ingatan dan kemampuan
untuk membaca, menulis serta berhitung. Membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk
memulihkan kemampuannya dan itu pun tidak bisa kembali normal seperti sebelum
terjadi kecelakaan itu.
My other long time friend had head injury in an accident. It
made her lost her memory and her ability to read, write and count. It took
years for her to recover but it can never make everything returns as before the
accident.
Orang takut menjadi tua karena takut sakit, takut harus
pakai kacamata, takut jadi pelupa, takut ini dan takut itu.
People afraid to get old because they afraid they would get
sick, afraid they would have to wear glasses, afraid to forget things and so
many other fears.
Tapi kalau anda terlahir dengan fisik yang penyakitan atau
harus berkacamata dari usia kanak-kanak, sudah beruban dari masa remaja atau
memiliki keterbatasan atau ketidaksempurnaan fisik lainnya, anda tidak akan
jiper menghadapi usia yang bertambah banyak.
But if you are born having a body that is not strong and it
makes you ill often or you have to wear glasses in young age, your hair is
graying in highschool or you have physical impairment or handicapped, you are
not scared when ageing time comes to you.
Yang lebih baik dari pada takut menjadi tua adalah jangan
merasa diri gagah perkasa karena memiliki fisik yang kuat.
Rather than freaking out about ageing, it is better not to
feel untouchable for having strong physic.
Saya melewatkan hampir seluruh masa kanak-kanak saya sebagai
orang yang penyakitan. Dari yang kelas recehan sampai yang nyaris menghilangkan
nyawa.
I spent nearly all my childhood being sick almost all the
time. I had it from the minor ones up to major illness that almost took my
life.
Dalam usia remaja sampai usia 25 tahun kondisi fisik saya
membaik.
It was getting better when I was in my teen up to the
age of 25.
Tapi usia 26 sampai 30 tahun fisik saya kembali terganggu
oleh sakit yang membuat saya sampai akhirnya harus menjalani operasi dua kali
dalam setahun.
I spent my 26 to 30 years old with health problem that
reduced my physical stamina and even made me had to have surgeries twice in a
year.
Setelah itu untuk kurun waktu yang panjang, 11 tahun, saya
dalam kondisi fisik yang sangat baik. Tahun lalu kondisi fisik saya menurun
drastis dan baru beberapa bulan ini memulihkan diri.
After that I had a long 11 years having good physical
stamina until last year it drastically having a downfall and just recovered in
the past few months.
Jadi saya telah mengalami kelemahan fisik di usia
kanak-kanak, masa muda dan dewasa. Dan semua pengalaman itu membawa saya pada kesimpulan bahwa yang perlu
ditakuti sebenarnya adalah kehilangan jiwa ketika masih hidup.
So I had weak physical stamina in my childhood, youth and
adult. All the experience brought me to a conclusion that what we need to fear is actually to live
soul-less.
Ketika saya sehat dan kuat, hidup terasa sangat hidup. Saya
seorang yang gila kerja. Dulu saya pernah bekerja dari jam 7 pagi sampai jam 7
malam. Kemudian sebagai seorang guru les, saya pernah punya murid les sampai
lebih dari 30 orang di 4-5 tempat yang berbeda.
When I was healthy and strong, life has never felt so lively. I was a
workaholic. There were times when I worked from 7 am to 7 pm. Later as a tutor,
I had more than 30 students in 4-5 different tutoring places.
Ketika saya sehat dan kuat, saya juga seorang tukang
begadang. Dulu saya kerja dari jam 7 pagi sampai jam 7 malam. Lalu pergi makan
malam dengan teman-teman sekantor atau dengan mantan pacar. Jam 9 malam
clubbing dari satu cafe ke cafe berikutnya atau ke pub, bar. Pulang rata-rata di
atas jam 12, kadang malah sampai jam 2 pagi. Tidur 2-3 jam dan kemudian ngantor
lagi.
When I was healthy and strong, I stayed up until wee hour. I
worked hard and I played hard. I worked 7 am to 7 pm, went to dinner with
colleagues or my former boyfriend. After that went clubbing at 9 pm from one café to
another or pub, bar. I left at midnight or 2 am. Had 2-3 hours of sleep and
back to work again.
Sampai sekarang pun saya masih suka begadang. Tapi hanya
kalau di ajak Andre atau dengan teman-teman dekat. Itu pun kalau bisa besoknya
pas hari libur, cuti atau hari kerja yang tidak sibuk supaya saya bisa
istirahat atau pun kalau harus kerja maka kerjaan tidak banyak, orang pun tidak
banyak yang datang ke kantor sehingga saya tidak perlu pusing karena kurang
tidur atau karena pengaruh alkohol yang belum hilang seluruhnya.
Even now I am still staying up until wee hour. But only when
Andre or close friends ask me out. I prefer when the next day is my day off or
a public holiday or my leave day. When I had to come to work I prefer it to be
the day that has few work and few people coming so none would bring me headache
since I would be having less sleep and minor hangover from the night before.
Hari-hari biasa pun saya bisa melek sampai tengah malam atau
malah di atas jam 1. Ngapain kok bisa tahan melek begitu? Ya, bikin draft untuk
blog atau membuat draft tulisan lainnya.
I can stay up until midnight or even until 1 am in any days.
What do I do? Drafting my blog or writing other script.
Bahkan ketika menstruasi saya sedang menggila pun saya masih
bisa melek sampai larut malam karena ide di kepala tidak bisa dihentikan dan
saya tidak bisa tenang sebelum semua sudah dituangkan dalam bentuk tulisan.
Even when my menstruation was raging like crazy I was able
to stay up late because the ideas in my head would not let me rest in peace
before I wrote them down.
Gitu-gitu belum lama ini sempat tepar juga saya selama dua hari. Tapi bukan karena
begadang.. hehe..
Well what do you know, I was knocked out for two days. It
was not because of staying up late.. lol..
Selasa (13/8).. karena berpikir mumpung cuaca cerah,
menstruasi keparat itu belum datang dan saya berusaha untuk meringankan
pekerjaan ayah saya (saya dan ayah saya berbagi
pekerjaan rumah), so, saya borong semua kerjaan rumah dari mencuci piring,
menyapu-mengepel lantai, mengganti seprei tempat tidur ayah saya, mencuci baju
termasuk seprei itu, mengelap-elap, minta ayah saya untuk memotong rambut saya dan
sorenya mengajar les.
Tuesday (August 13th).. thinking to make the best
of the sunny day, since the darn menstruation has not strike yet and wanting to
help my father doing house chores (my father and I are sharing house chores) I
washed the dishes, swept and mopped the floor, changed my father’s bedsheet,
washed the laundry-including that bedsheet, dustying, asked my father to give
me a hair cut and tutored the kids in the afternoon.
Saya masih sempat tidur satu jam sebelum Dio, Dite dan Joan
datang jam 5 sore untuk les. Rasa bahagia melihat anak-anak itu dan ramainya
suasana dengan segala ulah Dio dan Dite membuat saya baru merasa capek luar
biasa setelah mereka pulang.
I took an hour to sleep before Dio, Dite and Joan came for
their tutoring at 5 pm. Happy to see them and the merry noise plus Dio and
Dite’s colorful attitude made me felt that extreme exhaustion after they left.
Jam 7 malam badan saya terasa tidak karuan. Saya mengantuk
luar biasa, rasanya seperti demam, badan sakit semua dan mulai gemetaran. Tapi
saya diam-diam saja karena berharap nantinya akan hilang.
7 pm, I felt unwell. I was so sleepy, I felt like having a
fever, my body hurt and I started to shiver. But I said nothing. Hoping they
would all gone.
Jam 8 malam saya tidak tahan lagi. Saya tidur saja ah, kata
saya pada orang tua saya yang langsung bertanya apa saya baik-baik saja karena
mereka tahu saya hanya tidur jam segitu kalau saya sedang tidak enak badan atau
sedang ada masalah.
8 pm and I could not stand it anymore. I better go to sleep,
I said this to my parents who asked if I was feeling well because they knew it
too well that I would not go to bed that early unless I was feeling unwell or
having something that stressed me up.
Karena tidak mau bikin heboh, saya hanya mengatakan saya
kecapekan.
Not wanting to create a scene made me told them I was just
feeling tired.
Itu saja sudah bikin orang tua saya ribut berkomentar
‘seharian terlalu semangat sih bersih-bersih. Kan lantai masih bersih, seprei
belum lama di ganti’.. dst.. dll.. gimana kalau saya bilang terus terang
tentang apa yang saya rasakan saat itu. Wih, bisa tambah heboh deh mereka.
That was enough to make my parents fussing over ‘you got too
excited doing house cleaning. The floor was not too dirty anyway, the bedsheet
has just recently changed’.. bla.. bla.. etc. What if I told them what my body
really felt at that time.. it would drive them crazy.
Wah, saya buru-buru kabur masuk ke kamar dari pada telinga
saya juga ikut jadi pusing mendengar sejuta komentar mereka. Begitu di kamar
tidur, judulnya langsung gabruk.com di atas tempat tidur. Dan baru bangun jam 5
pagi besok paginya.
Geez, I quickly went to my bedroom than to have earache to
hear their million of comments. Once I was in there I.. well, what I call as threw-myself-on-the-bed.com. I got up at 5 am the next morning.
Rabu (14/8) rasanya badan belum bener. Malamnya terasa lagi
seperti sebelumnya. Mana cuaca Bogor sedang aneh. Udara panas, kering tapi
anginnya dingin. Kacau. Jam 8 saya sudah masuk kamar lagi. Langsung tidur.
Wednesday (August 14th) my body has not
recovered. The same feeling I felt the night before came back in the evening.
The weather in Bogor did not help at all. It was hot, dry but the wind was
freezing. I went to bed at 8 pm. Went to sleep right away.
Kamis (15/8) jam 9 pagi mulai terasa lagi gejala yang sudah
dua malam saya rasakan. Saya terpaksa minum obat parasetamol. Lumayanlah.
Seharian ini saya berasa badan lebih segar. Buktinya malam ini saya bisa melek
lagi.. hehe.. walau mungkin cuma sampai jam 10 saja.
Thursday (August 15th) at 9 am I felt the feeling
that I have been feeling for two nights. I had to take a paracetamol tablet.
Not bad. It freshened me. I can stay up late again tonight.. lol.. though I
probably make it until 10 pm.
Jadi bukan perkara umur yang mengambil peran utama dalam
kehidupan. Jiwa di dalam tubuh yang penting. Kehilangan semangat di dalam jiwa
lebih menakutkan dari pada umur yang bertambah tua.
So it is not age that plays huge role in life. The soul in the
body that matters. Losing the spirit making us live soul-less and it is more
scarier than ageing.
Penyakit menimpa siapa saja.
Everyone can get sick.
Menjadi tidak berdaya secara fisik bisa dialami oleh siapa
saja.
Physical impairment can happen to anyone.
Semangat hidup yang kuat harus tetap ada dalam setiap
tarikan napas, harus tetap hadir dalam setiap detak jantung karena dia itulah
yang akan memampukan kita untuk tetap berdiri tegak atau bangkit kembali dalam
masa-masa sulit.
The strong will power should exist in every breath, in
every heart beat because it is the one that enables us to stand strong or getting
up again in hardship.
No comments:
Post a Comment