Jakarta punya soto Betawi.
Jakarta’s
well known dish is soto Betawi.
Jogja terkenal dengan gudeg.
Jogja’s dish is gudeg
Sukabumi?
Kubek-kubekan di internet pun hasilnya tetap sama… yah,
apalagi kalau bukan… Mochi…
Search
engine in internet led me only to… well, what else but… Mochi…
Berhubung terbatasnya waktu yang saya miliki, hanya sekitar
5 jam karena saya sampai di Sukabumi hampir jam 10 pagi sementara kereta
terakhir ke Bogor berangkat dari Sukabumi jam 15.20, maka dari awal saya
memutuskan untuk berwisata kuliner saja.
Since I
didn’t have much time, I had only about 5 hours because the last train to Bogor
from Sukabumi leaves at 3.20 pm, I decided I would only be having culinary tour
on that town.
Sesampainya saya di stasiun kereta api Sukabumi.. saya
bingung ketika keluar dan melihat depannya adalah pasar. Tidak ada rambu yang
menunjukkan arah menuju jalan-jalan di pusat kota.
Once I got
at Sukabumi train station.. it confused me when I got out of it and found out
it is facing traditional market. No road sign for direction on how to go to
downtown.
Saya masuk lagi ke dalam stasiun. Celingak celinguk mencari
bagian informasi atau peta kota Sukabumi yang ternyata tidak ada.
I got
inside the train station. Looked around and found there is not information
counter nor Sukabumi map.
“Pak, jalan Ciwangi dimana ya?” tanya saya pada seorang
petugas.
“Sir,
where is Ciwangi street?” I asked an officer.
Dia menggeleng dengan muka bingung.
He shook
his head with confusion on his face.
Yee.. gimane judulnye,
coy.. elu yang orang Sukabumi masa sama kagak taunya dimana jalan Ciwangi sama
gue yang orang Bogor..
Yeah right.. you gotta be kidding
me, dude.. you stay in Sukabumi and you are just as lost as me who came from
Bogor in this town..
Saya jadi tertawa sendiri..
It made me
laugh..
the left view |
I went out
the train station. I looked to my left, I looked to the right. Well, I gotta
try my luck on this..
Saya sudah belok ke kiri tapi saya ragu. Saya berhenti lalu
berganti arah ke kanan. Di ujung jalan, saya bertanya pada seorang bapak yang
sedang duduk di depan warung.
I turned
left but I hesitated. I stopped and turned around to go to the right, I asked a
man who sat infront of a stall.
Untuk menuju ke jalan Ciwangi, saya memang harus mengambil
arah ke kiri, melewati pasar, diperempatan jalan belok kanan..
To get to
Ciwangi street I had to go to the left, passing the market, turn right at the
intersection.
Nah, ternyata instink awal saya benar. Harusnya ambil yang
ke kiri. Saya nyengir sendiri jadinya.
So my
first hunch was right. I had to go to the left. I grinned..
Waduh, pasarnya bener-bener pasar tradisional. Mana
jalanannya becek.. cek.. cek.. dibeberapa tempat saya sampai harus berjalan
setengah berjinjit sambil sedikit menarik celana jeans saya supaya tidak
terkena lumpur.
Wow, it is
really traditional market. The road was muddy.. aww.. I had to walk half
tiptoed in some spots while pulling up my jeans to prevent it for getting
splatter by mud.
Sampai diperempatan, saya belok kanan dan pelan-pelan
menyusuri jalanan itu.
I turned
right once I got at the intersection and I walked slowly down the road.
Sampai di ujung jalan, wah, nemu pertigaan lagi nih.. ada
kiri, kanan dan lurus. Yang mana jalan Ciwangi? Mata saya tidak melihat ada
plang nama jalan.
Down the
road, oh, another intersection.. there is the left, the right and the one
across the street. Which one to Ciwangi street? I didn’t find any street name
sign.
Saya bertanya pada seorang pedagang di pinggir jalan.
Ternyata jalan Ciwangi ada diseberang jalan.
I asked a
street vendor. Ciwangi street is across the street.
Saya menyeberang dan menyempatkan diri untuk memotret jalan
yang baru saja saya lewati tadi, kalau tidak salah itu jalan Lettu Sobri.. wah, ternyata jauh juga saya berjalan kaki
menyusuri jalan itu. tidak terasa jauh karena saya jalan pelan-pelan sambil
memperhatikan pedagang dan pertokoan di kiri kanan jalan.
I crossed
the street and took a photo of the street I passed, it is Lettu Sobri . I had walked quite far but
I didn’t know it since I walked slowly and focusing on the sellers and stores
in that street.
Di ujung jalan Ciwangi.. saya melihat deretan andong parkir di
depan pertokoan. Wah, jauh-jauh dari Bogor nemu andong juga disini.
As I
walked in Ciwangi street.. I saw horse carriage were parked infront of the
stores. Well, what do you know, I came all the way from Bogor and I found
horse carriage here.
Hai, kuda, dapat salam
ya dari temen-temen kamu di Bogor, kata saya dalam hati sambil memotret
mereka.
Yo, horsie, your friends in Bogor
send their regards,
I thought this while taking the photo.
Saya menyusuri jalan Ciwangi dan sampai di ujung jalan, saya
tidak menemukan Toko Kue Maju yang katanya jual kue khas Sukabumi. Infonya saya
dapatkan dari internet.
I walked
and even after I got at the end of the road I didn’t find Maju cookie store
that according to the information I got from internet said it sells Sukabumi
traditional cookies and snacks.
Waduh, gimana ini? Saya harus kemana dong?
Aww, what
should I do now? Where should I go from here?
Saya melihat catatan saya. Ada beberapa tempat lain. Saya
menimbang-nimbang.
I looked
at my note. There were other places. I thought it over.
Kalau mau ke jalan Bhayangkara, gang Kaswari kemana arahnya?
Naik apa? saya bertanya pada bapak tua penjual koran yang dengan ramah
menunjukkan angkot warna apa yang harus saya naiki, turun dimana dan tanpa saya
tanya, dia menyebutkan berapa ongkos angkotnya.. hehe.. informasinya lebih
lengkap dari internet.. sip!. Dunia
tidak kekurangan orang-orang baik yang dengan tulus hati mau menolong
sesamanya.
If I want
to go to Bhayangkara street, Kaswari alley, which way should I go? Which angkot
should I take? I asked these to an old man at newspaper stall. He nicely showed
which angkot should I take, where I should get off and without being asked he
also told me the fares.. lol.. I have got more information than what I have got
from the internet.. you rock, dude!
The world still has stock of kind hearted people who willing to help other
people.
Mochi.
Penjual kue khas Sukabumi ini ada di gang Kaswari. Sampai di
sana pun, saya bingung memilih tokonya karena ada 3 toko.
The stores
that sell this Sukabumi snack is in Kaswari alley. It confused me though when I
got there and saw there were 3 stores.
Saya mengikuti kata hati. Memilih toko paling ujung. Dan
saya tidak salah pilih. Orang yang ada disana semuanya ramah. Saya bahkan boleh
masuk ke ruang belakang dan memotret para pekerja yang sedang membuat mochi.
I followed
my heart. I choose the last store on the row. And I made the right choice. The
people there were friendly. I was even allowed to get into the rooms to take photos of the workers making mochi.
glutinous rice flour |
glutinous rice flour + sugar + hot water |
stir the dough of glutinous rice flour + sugar + hot water |
Wah, pengalaman langka..
Wow, one
experience indeed..
Kalau ada yang berpikir cara pembuatan mochi kurang
higienis.., ibu saya yang perutnya super duper antik saja tidak sakit perut
atau kena diare padahal dia makan mochi banyak banget.. hehe..
If you think
the way they make mochi is less hygiene.., consider this, my mother whose
stomach is sensitive has no stomache or get diarrhea after eating so many
mochi.
O ya, saya minta maaf karena tidak bisa mengoleh-olehi mochi
pada setiap orang di kantor. Pertama karena bisa over budget dan kedua karena
saya tidak kuat membawa terlalu banyak oleh-oleh.. buset, berat, bo!.. nentengin 2 kantong plastik itu saja sudah
bikin saya gempor..
Oh by the
way, I am sorry I didn’t bring enough mochi for everyone in the office. First
it would be over budget and second is I didn’t have the energy to carry so many
boxes of mochi.. they are heavy, y’know..
it nearly broke my back to carry those 2 plastic bags.
Jadi saya memilih mereka yang terdekat dari yang paling
dekat untuk dioleh-olehi mochi.. orang-orang tersayang yang saya utamakan.
So I
choose the closest of the close ones to be given mochi.. priority were the
loved ones.
Nanti kalau saya ke Sukabumi lagi, saya akan belikan untuk
mereka yang ‘terlupakan’.. hehe..
When I
return to Sukabumi, I will buy mochi for the ‘forgotten ones’.. lol..
No comments:
Post a Comment