Buat saya satu minggu di awal bulan Desember ini rasanya
seperti naik roller coaster, sebentar naik, sebentar turun, tenang sebentar,
tahu-tahu berbelok..
The first
week of December made me feel like riding on a roller coaster. It went up,
down, slided on a smooth path for a while, followed by a sudden turn..
1 Desember, cuti saya di acc.
December 1st,
they approved my leave.
Biar judulnya sebulan cuma bisa ambil cuti sehari… ah, ga
masalah. Yang penting cuti sehari itu tujuannya buat traveling.
Eventhough
I can only take one day leave every month.. doesn’t matter. What matters is I
use that leave day to go traveling.
Biar hidup terasa lebih hidup, coy!
Let live
becomes livelier, people!
Sukabumi. Tapi mau kemana aja nanti di kota itu? Seminggu
lagi mau berangkat tapi belum ada ide mau kemana.
Sukabumi.
But where to go to once I get there? Would be leaving in a week but I had no
idea where to go in that town.
Niat mau surfing internet untuk mencari info tidak bisa
berjalan lancar karena pekerjaan ada saja yang tahu-tahu muncul.
Surfed the
internet to get information wasn’t go as planned because there were unexpected
work came up.
Waktu sementara itu berjalan terus. Kurang dari seminggu dan
jangankan tahu mau pergi kemana saja di Sukabumi, stasiun kereta api yang
melayani jalur Bogor-Sukabumi saja saya belum tahu ada dimana.
Time passed
by. Less than a week and let alone knowing where to go in Sukabumi, I didn’t
even know where the location of train station that serving Bogor-Sukabumi
route.
Tiba-tiba saya teringat sesuatu, tukang-tukang yang sedang
memperbaiki kanopi kantor kan orang Sukabumi semua.
Something
came to me, the workers fixing the office’s canopy live in Sukabumi.
Jadi saya mengobrol dengan seorang dari mereka. Mencari
informasi. Orangnya ramah, sopan dan rasanya menyenangkan kalau jadi guide.
Tapi berhubung duit saya terbatas, saya mengandalkan diri pada diri sendiri.
Tapi toh nomor hp-nya saya simpan. Suatu hari nanti akan berguna.
So I
chatted with one of them. getting information from him. A nice guy, polite and
seems would make a pleasant guide. But since I am shoe-string traveler I must
rely on myself. Still, I keep his cellphone number. One day it will come in
handy.
“Perlu duit?” tanya Andre.
“Need some
money?” asked Andre.
Siapa juga yang kagak perlu?
Who doesn’t?
Tapi saya menolak.
But I
turned it down.
Bukan sok jual mahal. Tapi ini prinsip.
It is not
showing off. It is something I made as a principle.
Saya betul-betul sedang melatih kemandirian dalam banyak
hal.
I am in
self-training to be independent in many aspect of my life.
Saya tidak mau bergantung pada manusia, uang, kendaraan,
kesehatan, situasi atau hal-hal lain karena bagaimana kalau tiba-tiba semua itu
tidak ada?
I don’t
want to rely on people, money, vehicle, health, situation or things because
what if they are gone?
Jadi saya harus berdiri kokoh di atas kaki sendiri. Saya
harus mempercayai diri sendiri. Saya harus mengandalkan diri sendiri. Saya
harus yakin pada diri sendiri. Orang-orang atau hal-hal lain hanyalah
pelengkap.
So I have
to stand firm on my own feet. I have to trust myself. I have to depend on
myself. I have to believe in myself. People and things are just complement.
3 Desember. Saya mempersiapkan anak-anak les untuk ulangan
umum bahasa Inggris. Untunglah mereka menunjukkan keseriusan, punya kepekaan
dalam pelajaran yang satu ini dan berotak lumayan pintar. Saya tidak terlalu
mengkhawatirkan nilai ulangan mereka.
December 3rd.
I prepared my tutoring students for their English exam. Glad they were serious
on the lesson, they are in tune with English and they’ve got the brain. I am
not worry about their grades.
4 Desember. Pulang kerja saya membeli makanan dan beberapa
kue untuk ibu saya. Besok adalah ulang tahunnya yang ke 79.
December 4th.
I went to buy a meal and some cookies for my mother. Tomorrow would be her 79th
birthday.
5 Desember. Berangkat kerja tanpa sempat mengucapkan selamat ulang
tahun karena ibu saya masih tidur. Bukan hanya terjadi pada hari ini saja.
December 5th.
Left to work without had the chance to wish my mother a happy birthday since she was
still asleep. It is not the first time.
Saya berpikir-pikir tentang ibu saya yang kesehatannya
semakin membaik. Tapi setahun terakhir ini rasanya seakan angka 79 itu mahal
benar.
I thought
about my mother whose health is improving. But in the past year it seems 79 is
a precious number.
Beberapa kebahagiaan kecil saya dapatkan pada hari itu, sampai..
The day
though brought few small happiness to me until..
“Saya mau mengunci hati saya” seseorang mengucapkan ini
kepada saya.
“I want to
lock my heart” somebody told me this few days ago.
Saya bersikap biasa saja. Bahkan dengan nada bergurau
mengatakan “Di gembok”
I acted as if it didn’t matter. I even jokingly said “Padlocked it”
Tapi sebetulnya perkataan itu bikin saya jadi
bertanya-tanya.
But those words made me wonder.
Aduh, maksudnya apa ya?
Geez, what
are they meant?
Itu perkataan asbun (asal bunyi), bercanda atau punya arti
tertentu?
Was it just
saying, was it a joke or it has hidden meaning?
I am
guessing here..
Mengunci hati karena apa? Untuk apa?
Locking
your heart because of what? For what?
Atau memberitahu saya tentang hal yang saya tidak ketahui?
Or letting me know something that I didn't know?
Saya memang naif.
I am naive.
Naif kadang bikin saya terlambat mengetahui apa yang ada
dalam hati seseorang.
Naivety
makes me unable to have a quick grasp about what is inside one’s heart.
Karena naif, saya terlihat seperti tidak peka terhadap
perasaan orang.
Out of
naivety, I gave the impression of being insensitive toward one’s feeling.
Tapi ya, saya juga bukan seorang paranormal yang punya
kemampuan telepati sehingga saya bisa membaca isi hati orang.
Well, apart
from that, I am not a physic with a telepathic ability that enable me to read
one’s heart or mind.
Tapi kadang, saya sengaja pura-pura seakan saya tidak tahu.
But
sometimes, I deliberately pretend I knew nothing.
Tapi yah, urusan hati susah ditebak.
Yeah, this
heart stuff is unpredictable.
Saya sudah pernah mencoba mengunci hati saya. Tapi kemudian
saya menyadari percuma saja bila seseorang sudah terlanjur berada didalamnya. Yang
dapat saya lakukan adalah menjaga supaya jangan sampai saya kehilangan akal
sehat. Karena situasi dan kondisi tidak memungkinkan..
I have
tried to lock my heart. But then I realized it was useless when someone has already
in there. All I can do is keeping myself from losing my common sense. Because things are not propriate..
Mengetahui bahwa bahwa saya ada dalam hati seseorang saja sudah
merupakan suatu kebahagiaan tersendiri.
Knowing that I am in somebody's heart is already making me happy.
Tapi kalau saya salah mengartikan semua ini.., saya akan
melupakan semuanya, menghapus semuanya agar semua ini tidak merusak hubungan
baik.
But if I
misunderstood about the whole thing.. I will forget everything, erase
everything so none will ruin the good relationship.
6 Desember. Saya liburkan anak-anak les. Ulangan bahasa
Inggris toh juga sudah lewat. Jumat saya kerja setengah hari. Waktunya untuk
survei stasiun kereta api Bogor Paledang. Sekalian pesan tiket untuk hari
Senin, 9 Desember.
December 6th.
I gave my tutoring children a day off. They have had their English exam anyway.
I work half day on Friday. Time to survey Bogor Paledang train station.
Reserved round way ticket for Monday, December 9th.
Baru memesan tiket saja sudah memberikan kegembiraan dan
semangat.
I felt the
joy and excitement even only by reserved the ticket.
Kadang saya pikir satu dari sekian banyak alasan saya pergi
traveling adalah untuk melarikan diri tidak hanya dari kejenuhan.
Sometimes I
think one of the reasons I go traveling is me running away not just from
boredom.
Urusan hati bikin saya jadi galau.. mudah-mudahan perjalanan ke Sukabumi bisa menghilangkannya.
This heart thing troubled me.. hopefully my trip to Sukabumi will make it gone.
7 Desember. Paduan suara bikin saya senewen. Edan. Saya
pulang tanpa mau memikirkannya lagi. Kalau tidak, bisa-bisa semalaman saya
tidak tidur.
December 7th.
This choir drove me crazy. Darn. I went home not wanting to think about it.
Otherwise, I would stay awake the whole night.
8 Desember. Ketika semua sudah duduk manis dalam ruang
ibadah, bagi saya itu adalah saat ketika saya bisa menghela napas lega.
December 8th.
When everyone sits nicely on the chamber, I use the time to sigh my relief.
“Ruangan kan harusnya di kunci ya, tante Keke” Edo masuk ke
ruangan saya, dengan cueknya melepaskan kostumnya, mengajukan pertanyaan itu
sambil mengedipkan sebelah matanya pada saya.
“Isn’t this
room should be locked, auntie Keke?” Edo came to my room, took off his costume,
asked me that question as he blinked one eye to me.
Saya spontan tertawa.
This made
me laugh.
Ya, harusnya memang demikian. Saya tidak mau berdebat. Tidak
mau memberikan sejuta alasan. Saya hanya ingin berada di dalam situ, duduk dan
mengendurkan seluruh syaraf saya. Jangan mengocehi saya tentang urusan rohani.
Yeah, so it
is. I don’t want to argue. Not wanting to give excuses. I just wanted to be
there, have a seat and relaxing my intense nerve. Don’t lecture me about
spirituality.
Tapi dia tidak berkomentar lebih jauh. Untunglah.
But he made
no more comment. Good.
Siangnya terburu-buru pulang. Mendung. Takut kena hujan. Sampai tidak sempat
berlama-lama surfing internet. Yah, sudahlah. Besok saya cuma akan putar-putar
kota Sukabumi. Anggap saja petualangan.
Rushedly
went home in the afternoon. It was cloudy. Afraid to be caught by the rain. Couldn’t surf the internet long
enough. Well, so be it. I will only touring the town of Sukabumi tomorrow. Take
it as an adventure.
“Kenapa sih kamu tidak mau pergi dengan saya” protes Andre
malamnya “Kita tidak pernah traveling lagi sekarang”
“Why is it
you won’t go traveling with me” Andre said his protest in the evening “We don’t
go traveling these days”
“Karena saya ingin pergi sendiri”
“Because I
want to go on my own”
“Akhir-akhir ini kamu menjauh. Bahkan ketika kamu ada disini
dengan saya, pikiran dan hatimu tidak ada disini”
“You are
drifting away lately. Even when you are here with me, your mind and your heart
are somewhere else”
Saya memeluknya. Membiarkan perkataannya memenuhi benak
saya.
I hugged
him. I let his words filled my mind.
Dan saya teringat pada hati yang harus dikunci. Saya tersenyum sendiri jadinya..
And I thought
about the heart that should be locked. It made me smile.
Siapa yang dapat mengetahui isi hati seseorang? Dan siapa
yang dapat mengerti?
No comments:
Post a Comment