Hidup adalah suatu pertunjukan yang harus dijalani.
Life is a show that must goes on.
Hari Sabtu (26/10) saya bersama 4 orang ibu lainnya makan
siang bersama-sama. Dan sejak saya masuk ke ruangan itu, sudah terlihat oleh
saya di atas meja ada segumpal tisu.
I had lunch
with 4 ladies on Saturday (Oct 26th). And from the moment I entered
that room I have seen dirty tissue on the table.
Jorok, pikir saya,
setengah mengeluh-setengah menggerutu.
Crap, I sighed, half grumbled.
Orang-orang yang datang umumnya meninggalkan gelas plastik
kosong bekas minum di atas meja atau ya tisu kotor. Padahal apa susahnya tisu
dan gelas plastik itu dibuang ke tempat sampah. Kan tidak harus jalan kaki
satu kilometer menuju tempat sampah.
People who
come here like to just leave empty mineral water plastic glass or dirty tissue
on the table. What is so hard to just put those things in the dustbin. It is
not like they had to walk one kilometer to get to the trash can.
Sudah jadi kebiasaan saya untuk patroli keliling tempat
kerja saya ini tidak lama setelah saya sampai. Dan ruangan ini juga saya
longok. Saya segera tahu kalau ada yang datang setelah jam kantor usai. Tinggal
lihat saja ke meja. Kalau ada sampah, pasti ada orang yang datang.
Shortly after
I arrive at work I will go checking the place. It is a routine. And this room
is one of the places I check. I can tell if anyone was there after office
hour. I need only to look at the table. If there was trash on it, someone or
some people were in the room.
Ya, patroli sambil mungutin dan ngebuangin sampah jadinya..
Yep,
patrolling and taking as well as throwing away the trash..
Paginya saya sudah melongok ruangan ini dan kok bisa-bisanya
gumpalan tisu ini tidak saya lihat. Untung siangnya yang masuk ke ruangan ini
cuma saya dan 4 ibu itu. Coba kalau tamu.. widih, malu-maluin banget ada sampah
di atas meja.
I have
checked the room but howcome I didn’t see that dirty tissue? Good thing
that there were just me and those 4 ladies who got in there. If there were
guest.. and there was trash on the table.. yikes..
Sehabis makan, saya berniat untuk membuang sampah bekas
makan-minum saya berikut gumpalan tisu itu.
After having
lunch I wanted to throw away the plastic bags and other trash along with that dirty tissue.
Tapi seorang ibu rupanya juga berniat untuk membuangnya.
Namun dia melihat sesuatu di balik gumpalan tisu itu.
But one of
the ladies had the same thought. Only that she saw something under that dirty tissue.
“Ini gigi!” serunya.
"It's a teeth!" she exclaimed.
Hah? Apa? Gigi? Gigi palsu! Punya siapa?
Huh? What
the..? Teeth? Prosthetic teeth! Of whose?
“Pasti punya pak …” ibu itu menyebut nama seorang senior
saya.
“It must Mr.
..’s” the lady said the name one of my seniors.
“Tahu dari mana?” tanya saya.
“How can you
tell?” I asked her.
“Kemarenan kan dia baru bikin gigi” kata ibu itu.
“He just had
ordered for a prosthetic teeth” said the lady.
Dia bisa tahu karena dia sendiri yang mengantar senior saya
itu ke tukang gigi untuk membuat gigi palsu.
She knew it
better because she was the one who took my senior to the prosthetic teeth
maker.
“Ke, kasih tahu ke dia, giginya ketinggalan” kata seorang
ibu yang lain sambil cekikikan.
“Keke, let
him know, he forgot his teeth” said another lady, giggling.
Dan tertawalah kami semua ketika saya membacakan isi sms
saya ke istri senior saya itu;
And we all
laughed when I read what I wrote in my text to his wife;
‘Bu, giginya si bapak ketinggalan
disini’
‘Ma’am, your husband left his teeth in
the office’
Putri mereka akan menikah bulan depan dan entah demi putri
tercinta atau demi penampilan, kira-kira 2 minggu lalu senior saya membuat gigi
palsu itu. Nah, entah karena belum terbiasa atau merasa tidak nyaman, gigi itu
dicopot dan lupa memakainya lagi atau membawanya pulang sehingga tertinggalah
gigi itu di atas meja.
Their
daughter is having her wedding next month and whether it is for her or for the
sake of appearance, about 2 weeks ago my senior ordered to have a prosthetic teeth. So maybe he has not used wearing it or out of discomfort, he took it off
and forgot to wear it again or forgot to bring it home so it was left there on
the table.
“Harganya 600.000 lho” kata ibu tadi "Itu cuma buat gigi atas"
“It cost him
Rp.600.000 (about US$60)” said the lady "It is not a full set of prosthetic teeth"
“Gelo! Mahal banget!” saya kaget tapi kemudian tertawa.
“You gotta be
kidding! That is expensive!” it shocked me but also made me laughed.
Saya tertawa sampai sakit perut karena membayangkan apa
jadinya kalau gigi seharga 600.000 itu saya buang ke tempat sampah.
It hurt my
stomach out of laughing when I thought what it would be if I threw that
Rp.600.000 prosthetic teeth to the trash can.
Saya jadi ingat pada pengalaman saya sebelumnya ketika saya
juga nyaris membuang gigi palsu orang. Itu terjadi pada ketika saya mengikuti
acara Leadership Camp akhir bulan Agustus lalu.
It reminded
me to my pervious experience when I almost threw away somebody’s prosthetic teeth. This happened when I participated in Leadership Camp event at the end of
August.
Ceritanya begini, teman sekamar saya rupanya memakai gigi
palsu, mencopotnya pada malam hari dan menaruhnya di dalam gelas di dalam kamar
mandi. Tanpa memberitahu saya atau 2 teman sekamar yang lain.
My roommate
who wears artificial teeth, took it off at night and put it in a glass in the
bathroom. She didn’t tell me or our 2 other roommates about it.
Jadi malam itu saya terbangun, pergi ke kamar mandi,
menemukan gelas yang tergeletak sembarangan di atas westafel, jadi saya pikir airnya saya buang lalu gelasnya akan saya rapikan. Saya betul-betul nyaris membuang isi gelas itu. Untung saja tidak sengaja saya lihat isi gelas itu. Kalau tidak, wah, gigi palsu orang
bisa terbuang ke kloset… hehe..
So I woke up
at night, went to the bathroom, found a glass that was carelessly put on the
washbasin, thinking it was filled only by water made me almost threw the water
on the watercloset before put the glass where it should be placed. So glad I
saw what was in the glass or otherwise I would throw away my roommate's prosthetic teeth into the watercloset.. lol..
Dari segala benda aneh yang pernah saya temukan, gigi palsu
adalah yang paling top.. hehe.. ya, hidup tidak boleh berhenti hanya karena
gigi, setuju kan?
Of all the
strange things I have found, prosthetic teeth is on top of them.. lol..
well yeah, life shouldn’t stop only because of teeth, right?
Tapi gara-gara gigi palsu itu saya jadi tertawa
terbahak-bahak sampai tenggorokan saya yang sudah anteng jadi terasa perih dan
panas lagi.
However, the
teeth gave me such a laugh that it made me had another sore throat.
Sudah seminggu ini tenggorokan saya ngadat. Awalnya amandel
kiri bengkak. Entah karena perubahan cuaca atau karena dia tidak bisa lagi
mentolerir makanan pedas.
I have been
having it for a week. It started with the swollen left tonsil. I don’t know if
it was caused by this extreme wheather or because it couldn’t tolerate hot
spicy foods anymore.
Kalau tidak terpaksa, saya ogah minum obat antibiotik. Efek
sampingnya itu yang saya tidak tahan karena bikin saya mengantuk, lemas dan
berkeringat dingin.
I am not into
antibiotics. I can’t stand the side effects as it makes me sleepy, have fatigue
and have cold sweat.
Jadi saya hanya memakai obat kumur dan obat batuk. Lumayan manjur
menghilangkan rasa perih dan mengempeskan amandel.
So I just
gargled with mouthwash and take cough medicine. It worked to get rid the sore feeling and normalize the
tonsil.
Tapi selama 3 hari berikutnya saya merasakan kembali
gemetaran aneh, kulit dan tulang ngilu rasanya.
But in the
next 3 days I felt that strange chill, I felt pain in my skin and bones.
Selama seminggu ini tiap pagi rasanya saya ingin kembali
tidur dan tidak harus berangkat kerja. Kadang malah saya membaringkan diri lagi
di atas tempat tidur setelah selesai dandan karena merasa tidak enak
badan.
I have been
wanting to get back to sleep every morning in the past week. Sometimes I lied
myself on the bed after put the makeup, feeling unwell.
Di tempat kerja pun saya berjuang mengumpulkan seluruh tekad
untuk tidak dikalahkan oleh badan yang rasanya tidak karuan ini.
At work I
gained all my will power not to be defeated by that unwell feelings.
Beberapa malam air mata saya menetes juga. Sialan betul
badan ini. Saya menangis karena jengkel dan marah pada diri sendiri.
I shed some
tears in some nights. Fuck this body. I cried out of feeling upset and angry to
myself.
Saya baru saja berhasil melewati masa setahun mengalami
menstruasi yang nyaris tanpa henti karena ketidaknormalan hormon dan sekarang
badan ini cari perkara lagi dengan saya.
I just got
through a year of having almost unstoppable menstruation out of abnormality in
hormone and now this body wanted to throw another shit to me.
Saya tidak akan pernah dikalahkan oleh apa pun atau oleh
siapa pun.
Nothing or
nobody can ever bring me down.
Sejuta angin topan badai telah saya lewati, saya telah menghadapi
berbagai macam manusia dari yang menyenangkan sampai yang menyebalkan.. dan
saya masih tetap berdiri tegar.
I had been
hit by thousands of hurricanes, I had been dealing with many kinds of people from
the nice to the nasty ones.. and I am still standing tall.
Biar pun setiap pagi saya harus berangkat kerja dengan badan
gemetaran, bekerja dengan tenggorokan yang perih dan kadang di malam hari
diam-diam saya menangis juga tapi saya tidak akan pernah menyerah..
Eventhough
every morning I have to go to work with my body shaken by this chill, work with
sore throat and sometimes I cried quietly at nights but I will never give up.
Hidup adalah suatu pertunjukan yang harus dijalani.
Life is a show that must goes on.
Hari Senin (28/10) saya cuti. Rencananya saya akan cek-up ke
ginekolog dulu lalu pergi menginap di rumah seorang ibu kenalan saya di tempat
kerja. Tapi urusan menginap harus dibatalkan karena ibu itu harus menemani
ibunya yang baru sembuh sakit.
I take a day
leave on Monday (Oct 28th). I planned to go to my gynecologist and
after that spending a night at a lady aquaintance at work. But the spending a
night part had to be cancelled because the lady had to care for her recovering
mother.
Tapi saya tidak ingin berkurung di rumah. Saya ingin jalan.
Saya perlu liburan.
But I don’t
want to stay at home. I wanted to go somewhere. I needed a vacation.
Hari Sabtu malam (26/10) saya berpikir-pikir. Kenapa saya
tidak jalan saja sendiri? Saya akan naik kereta api ke Kota. Lalu pergi ke
museum Fatahilah. Sendiri.
I spent
Saturday night (Oct 26th) thinking. Why don’t I just go by myself? I
will take the train to Kota. Visit Fatahilah museum. On my own.
Tiba-tiba terpikir oleh saya untuk mengunjungi seorang mantan
teman kuliah yang sejak tahun 1990 telah menjadi sahabat sekaligus saudara bagi
saya.
It just came
to me the thought to visit a former college friend whom since 1990 has become
my bestfriend and a sister to me.
Dia sangat gembira ketika saya menghubunginya dan
memberitahu keinginan saya.
She was so
happy when I texted her to inform her about me visiting her.
“Asal elu ga keberatan tidur tumpuk-tumpukan sama anak-anak
gue” dia bercanda saat membalas sms saya yang menanyakan apa saya boleh
sekalian menginap dirumahnya. Terakhir kali kami bertemu adalah tahun 1998.
Bisa-bisa kami tidak tidur semalaman karena keasyikan mengobrol.
“As long as
you don’t mind to sleep with my kids” she answered my text that asking her if I
could spend a night at her place. The last time we met was in 1998. We would
spend the night talking.
Dia memberi petunjuk arah menuju rumahnya. Naik bis transjakarta dari
Beos, transit di halte Harmoni, sambung lagi dengan yang jurusan menuju Kalideres. Turun di halte Ramayana Cengkareng. Dari situ naik angkot dan turun di depan Perumahan
Taman Palem Lestari dimana dia akan menjemput saya.
She gave
direction to her house. Take the transjakarta bus from Beos, get off at Harmoni, take
another bus to Kalideres. Get off at Ramayana supermarket in Cengkareng. Get a
public vehicle to her housing complex where she will meet me.
Hmm.. kedengarannya perjalanan lumayan panjang. Ke tempat
yang seumur hidup belum pernah saya kunjungi, pula.
Hmm.. sounds
like a long ride. To the place I have never visited before too.
Tenggorokan saya pun belum sembuh total. Sejak Sabtu saya
tidur dengan disanggah 3 bantal. Jadi posisi saya setengah duduk. Kalau tidak
begitu, sepanjang malam saya tidak akan bisa tidur karena batuk.
My throat has
not completely recover. I have been sleeping with my back supported by 3 pillows.
So my position was half sitting. If not, I wouldn’t stop coughing and surely
wouldn’t sleep the entire night.
Tapi hidup adalah suatu pertunjukan yang harus dijalani.
Life, though, is a show that must goes on.
“Kamu jadi impulsif belakangan ini” kata Andre.
“You have
become impulsive lately” said Andre.
Ya, akhir-akhir ini saya mengikuti kata hati. Tapi itu
karena saya berpikir hidup bukanlah penjara. Saya punya hak untuk juga
melakukan apa yang saya inginkan, menetapkan pilihan dan menjalani semua itu.
Yes, I have
followed my heart lately. But it was because I thought life is not a prison. I
have the right to do what I want, to choose and to live it.
No comments:
Post a Comment