Hari Sabtu (21/9) hujan dan angin besar melanda Bogor. Bukan
untuk yang pertama kalinya tapi semua itu dikombinasikan dengan atap yang sudah
lapuk menghasilkan ‘bencana’. (Baca postingan saya berjudul BBQ Night).
Pouring rain and big wind
hit Bogor on Saturday (Sept 21st). It wasn’t for the first time but
combined with a worn out roof, together they made a ‘disaster’. (Read my previous post 'BBQ Night').
Dua bagian dari atap yang sudah lapuk tidak kuat menampung
curahan air hujan. Patahlah mereka.
Two parts of the worn out
roof couldn’t hold the amount of rain water. They broke.
Peristiwa itu menyebabkan lampu di teras tidak bisa
dinyalakan.
It made the lights in that
terrace had to be turn off.
4 hari kemudian..
4 days later..
Rabu (25/9) pagi seperti biasa saya patroli keliling tempat
kerja dan toilet di teras menjadi tempat terakhir yang saya longok. Saat itu
saya lihat saklar di situ menunjukkan posisi lampu menyala tapi karena
toiletnya gelap maka saya kira bohlamnya mati jadi saya masuk untuk
mencopotnya.
I took my usual patrolling
my workplace on Wednesday morning (Sept 25th) and the terrace’s
toilet was the last place I checked. That was when I saw the light switch
pointed to on position but the room was dark so I thought the lightbulb should
be changed. I went inside to take it off.
“Eh, kemana bohlamnya?”
“Where’s the lightbulb?”
Bohlamnya tidak ada.
There was no lightbulb.
Selama beberapa detik saya kebingungan. Mencoba bernalar.
Memikirkan kemungkinan penyebab bohlam itu bisa tidak berada ditempatnya.
For few seconds it left me
in confusion. Trying to reason. Thinking every possible behind the reason why
it wasn’t there.
Apa bohlam mati dan satpam mencopotnya? Tapi pagi itu saya
tidak mendapat laporan apa pun dari satpam.
Was the security guard took
it off because it needed to be replaced with a new one? But I got no word about
it from the guard.
Saya tidak melihat bohlam di ruang satpam dan juga tidak ada
di tempat sampah.. yap, demi memastikan, saya sampai melongok ke tempat
sampah.. hehe.. penasaran soalnya..
I didn’t see any lightbulb
in the security room and it wasn’t in the dustbin either.. yep, I checked there
too.. lol.. I was curious..
“Wah, berarti ada yang ngambil bohlam itu”
“It means somebody took it”
Grrrrrrrr….
“Kampret! Kurang ajar! Sinting!” saya memaki dalam hati “Ada
maling masuk”
“Crap! Fuck! Damn!” I cursed
in my mind “A thief was here”
Saya tidak mau merepotkan diri dengan mencari kambing hitam
atau mengomeli satpam.
I didn’t bother myself
finding any scapegoat or yelled at the guard.
Saya memberi laporan pada kepala satpam disertai permintaan
agar dia memberitahu anakbuahnya supaya meningkatkan kewaspadaan berhubung
lampu di bagian teras yang satu ini tidak bisa dinyalakan.
I reported this to the
guard’s chief along with a request to double his men’s alertness due to this
part of terrace that had no lightning.
Entah berapa minggu sebelumnya kamper di toilet ini juga
pernah hilang. Satu kamper yang baru saja saya ganti sehari sebelumnya.
Few weeks earlier the toilet’s
camphor was also missing. A new camphor that I just put in there a day before.
Sekarang bohlam di toilet yang sama yang hilang.
Now it was the lightbulb in
the same toilet that went missing.
Saya menduga ini pastilah perbuatan orang yang sama.
I suspected it must be taken
by same person.
Pencuri biasanya mulai dengan mengambil dari yang kecil.
Coba-coba. Untuk melihat apa akan ketahuan atau tidak. Untuk menguji bagaimana
reaksi si pemilik barang.
A thief usually takes small
stuff. It was a try out. To test if someone would catch him / her in the action
or not. To test how the owner would react.
Ketika dilihatnya aksi pertama berhasil dan tidak ada
kehebohan dari pemilik benda yang dicurinya, hal ini membuatnya makin berani
untuk mengulangi aksinya dan meningkatkan jumlah atau nilai dari benda yang
diambilnya dalam aksi berikutnya.
When he / she saw the first
stealing action was a success and the owner seemed not making any fuss, it
makes him / her more daring to take another stealing and to increase the amount
or value of the thing he / she is taking in the next action.
Selama 3 hari berikutnya saya dibayangi rasa gelisah
memikirkan hal ini dan memikirkan teras yang gelap. Belum lagi pada hari-hari
itu setiap sore hujan turun. Dan pagar depan terlalu rendah. Siapa pun bisa
melompatinya. Wah, sikon yang amat sangat ideal untuk memberi peluang bagi
maling itu untuk datang dan mencari lagi benda-benda lain yang bisa diambilnya.
For the next three days I
was restless thinking about this and about the dark terrace. Not to mention
that it was raining every afternoon on those days. Plus the fence is too short.
Anyone can jump over it. Perfect condition for the thief to come and seek for
things to be taken away.
Hari Minggu (29/9) saya mampir ke toko listrik untuk membeli
2 bohlam neon 40 watt untuk lampu depan. Saya masih punya cadangan 2 bohlam
untuk mengganti bohlam di teras.
I stopped at a store to buy
two 40 watts lightbulbs for the street light. I had two spare lightbulbs to
change the ones at the terrace.
Niat saya sudah bulat. Saya akan minta tolong satpam untuk
mengganti bohlam-bohlam dan menggeser posisi bohlam-bohlam di teras supaya
tidak terkena air saat hujan sehingga biarpun atapnya bolong tapi lampu-lampu
di situ bisa menyala.
I made up my mind. I would
ask the guard to change the lightbulbs and repositioned the ones at the terrace
so though the holes on the roof haven’t fixed but the lightbulbs are safe from
rain water and so the terrace wouldn’t be dark at night.
Besokannya, kebetulan satpam yang jaga adalah orang yang mengerti
soal listrik dan juga orang yang baik.
The next day the guard on
duty happened to be the guy who knows about electricity and also a nice one.
Lega hati saya ketika melihat lampu-lampu itu menyala.
I felt so relieved to see
the lights are working well.
Hah, maling kunyuk, sekarang mau apa lu..
There, you have it, you darn
thief, now what would you gonna do about it..
Tapi sejak saya menemukan bohlam di toilet itu dicuri, tidak
mau lagi saya meninggalkan bohlam di dalam sana.
But from the moment I
discovered someone took the toilet’s lightbulb, I leave no lightbulb in it.
Kepada satpam dan senior-senior serta beberapa rekan kerja,
saya beritahukan alasan kenapa saya melakukannya.
I informed the guards, my
seniors and few fellow workers the reason why I do that.
Pada para satpam, saya katakan pada malam hari mereka pakai
saja toilet di belakang.
To the guards, I told them
to use the other toilet at night.
Saya mengambil kebijaksanaan ini setelah senior saya
mengatakan pencurinya bisa saja kenalan atau teman dari siapa pun yang masuk.
Belum tentu juga orang lompat pagar.
I took this policy after my
senior said it could be somebody’s acquaintance or a friend who came to the
compound. It shouldn’t be always done by somebody who jumped over the fence.
Langit-langit toilet di teras itu rendah sehingga mudah saja
untuk mencopot bohlam dan karena bohlamnya juga kecil, ya, tinggal masuk saku
celana atau tas.
The toilet ceiling is not
high so it is easy to take the lightbulb off and since it is small, well yeah,
it could be put in the pants pocket or in a handbag.
Beda dengan toilet dibelakang. Langit-langitnya tinggi.
It is different with the
backyard toilet. The ceiling is high.
Bohlam di toilet teras hanya saya pasang pada hari Rabu sore
atau Minggu pagi atau pada hari dimana sedang ada acara.
I put the lightbulb in that
toilet only on Wednesday afternoon or Sunday morning or on the day when there
is an event being held.
Kamper pun tidak pernah saya tinggalkan satu yang baru dalam
keadaan utuh. Saya akan memecahkannya dan meninggalkan seadanya saja dalam
setiap kantongnya.
I no longer leave new
camphor in one whole piece. I break it and left few in its bag.
“Itu baru cewek saya” Andre tertawa geli ketika saya
ceritakan tentang hilangnya benda-benda itu.
“That’s my girl” Andre
laughed it out loud when I told him about the stealing.
“Jangan main-main dengan cewek saya” dia memeluk saya
“Kalem-kalem begini bisa bikin orang klepek-klepek”
“Don’t screw with my girl”
he hugged me “Despite her calmness, she can knocked out you”
Ganti saya yang tertawa.
It made me laugh.
“Awas aja tu maling, udah kamper gue disamber, eh, bohlam
gue di embat juga”
“That thief better watch
himself, he took my camphor, and then my lightbulb too”
“Yah, yang penting kan kamu sudah mengambil semua langkah
pengamanan”
“Yeah, most importantly is
you have taken every necessary thing to secure it”
“Selama dua tahun saya bekerja disana, baru kali itu terjadi
pencurian”
“Of my two years working
there, that was the first stealing”
Benar. Saya dengar dari cerita mereka yang masa kerjanya
lebih lama dari saya, sebelum saya bekerja disitu, sering terjadi pencurian.
True. Those who worked
longer there longer than me told me that before I was employed there were many
stealings.
Tempat kerja ini memang jadi lebih rapi, teratur, bersih dan
aman setelah ada saya.
So the workplace has become
neat, organized, clean and safe after I work there.
“Tapi sekarang, siapa yang akan mengamankan hatimu supaya
tidak diambil oleh orang lain?”
“But now, who’s gonna guard
your heart so no one can steal it?”
Pertanyaan mengagetkan itu sontak menghapus senyum di bibir
saya.
That surprising question
took the smile off my lips.
“Jadi memang benar firasat saya, ada laki-laki lain dalam
hatimu. Reaksi kamu tadi sudah membenarkannya”
“So my hunch was right,
there is another man in your heart. Your reaction confirmed it”
Saya tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun.
I was speechless.
Ya, saya tidak akan mengingkarinya lagi. Seseorang telah
masuk ke dalam hati saya dan mengambil hati saya.
Yes, I am not going to deny
it anymore. Somebody has come into my heart and took my heart.
Beberapa hari ini saya tidak tahu apa yang harus saya tulis.
Jadi saya hanya memasukkan dua postingan pendek.
I spent the last days not
knowing what to write. So I just put two short posts.
Tidak mudah untuk menuliskan semua ini.
No comments:
Post a Comment