Hari Minggu pagi (20/10) saya sudah punya tujuan kemana saya
akan ‘melarikan diri’ ketika saya diingatkan untuk keluar dari ruangan dan
menguncinya.
I knew where I would ‘run away’ when I was reminded to leave my room
and locked it on Sunday morning (Oct 20th).
Tempat-tempat ‘pelarian’ ini telah saya pikirkan selama 6
hari sebelumnya.
For 6 days I
have been thinking about my ‘run away’ places.
Karena saya telah mengambil keputusan. Saya merasa telah
membuat keputusan terbaik untuk diri saya.
Because I have
made up my mind. I have made the best decision for myself.
Saya telah memutuskan untuk melepaskan seluruh keyakinan
saya.
I have decided
to let go all of my belief.
Banyak yang tidak saya mengerti. Terlalu banyak hal yang
tidak bisa saya terima.
There are too
many things that I don’t understand. More things which I can’t accept.
Jadi untuk apa saya menjalankan sesuatu ketika
hati-pikiran-jiwa saya sudah tidak lagi mempercayai satu pun yang ada
didalamnya.
So why would I
keep doing something when my heart-mind-soul are no longer in it?
Seandainya saja mereka tidak mempermasalahkan
ketidakkehadiran saya dalam ibadah..
If only they
didn’t make a fuss over my absency from the service..
Seandainya saja mereka membiarkan saya tetap berada diruangan
saya selama jam ibadah..
If only they
let me stay in my room during service hours..
Tapi saya hanya diinginkan untuk menghadiri ibadah itu.
Tidak masalah kemana hati-pikiran-jiwa saya pergi selama mengikuti ibadah itu
atau apakah memang hati-pikiran-jiwa saya masih mempercayai semua itu.
But I am only
required to attend the service. It doesn’t matter where my heart-mind-soul go
during the service or if my heart-mind-soul still believe in it.
Saya memilih untuk ‘melarikan diri’..
I choose to
‘run away’..
Dan Minggu pagi itu saya pergi ke jalan Veteran. Mencari
makanan.
And that Sunday
morning I left to Veteran street. Looking for something to eat.
Setiap pagi saya tidak bisa sarapan banyak. Kalau pagi tidak
berasa lapar jadi saya cuma bisa makan nasi sesendok dan telor ceplok atau
secuil lauk.
I can’t have
much for breakfast. I didn’t feel hungry in the morning so I can only eat a
spoon of rice and fried egg or few side dish.
Hari biasa saya sarapan sekitar jam 6 pagi.
I have my
breakfast at around 6 am on weekdays.
Porsi sarapan seminim itu tentunya tidak akan
menjamin saya akan tetap kenyang sampai jam 12 siang.
That
less breakfast portion can’t last until noon.
Jadi biasanya sekitar jam 10 perut saya mulai ‘bernyanyi’..
hehe.. yah, kalau saya lagi kepingin, saya turuti maunya perut. Saya sumpal
saja dengan bekal roti setengah potong atau biskuit. Tapi kalau lagi malas,
sedang sibuk atau tegang, saya cuekin aja atau hanya di ‘hibur’ dengan minum
kopi.
And so my
stomach usually starts to play the drum at around 10 am.. lol.. yep, when I was in good
mood I would feed it with half slice of bread or biscuit. But when I wasn’t in
the mood, I was busy or intense, I would ignore it or just had some coffee to
cheer it up.
Nah, setiap hari Minggu, saya justru harus bangun lebih pagi karena
harus berangkat lebih awal supaya sampai di kantor sebelum yang lainnya datang.
Now, I
have to get up more early every Sunday because I have to leave to work early before everyone
gets there.
Jadi setiap hari Minggu saya sarapan pada jam 4.30 atau jam 5 pagi.
So every Sunday I have
breakfast at around 4.30 or at 5 am.
Sebelum jam 8 pun perut saya bisa sudah
‘kukuruyuk’ minta makan.. hehe..
And before 8 am
my stomach cries loudly asking for something to eat.
Karena itu ketika saya menyusun tempat-tempat ‘pelarian’,
saya pikir saya akan memilih yang ada tukang makanannya. Jadi sambil isi perut,
saya bisa bersantai, baca buku, bikin draft blog atau bengong memperhatikan
orang.
So when I
listed up my ‘run away’ places I thought I will go to places that have food
vendors. And I can have breakfast while relaxing, reading, drafting my blog or
just staring at passers-by.
Tempat yang saya kunjungi Minggu pagi ini adalah
tukang Doclang di jalan Veteran.
The place
I went to this Sunday morning was the Doclang vendor at Veteran street.
Posisinya ada di depan Toko Laris yang letaknya ada di antara Toko Terang dan Toko Ananda (lihat foto).
It is located infront of Laris Store. The store itself is in between Terang Store and Ananda Store (see photo).
Doclang itu apa sih?
What is
Doclang?
Itu nama makanan yang terdiri dari lontong yang dibungkus
daun patat (nama latin daun patat adalah Phrynium capitatum), sepotong tahu kuning, sebutir telur rebus dan kentang rebus yang dipotong-potong
lalu disiram bumbu kacang, diberi kecap, bawang goreng dan kerupuk. Bisa tambah
sambal kalau mau.
It is a name of
a cuisine. It contains of sliced rice boiled in patat leaf (Phyrynium capitatum is the leaf's latin name), tofu, boiled egg and boiled potato, poured with peanut sauce, adding some ketchup, fried red onion and
crackers. Chili is optional.
Rasanya gimana?
How does it
taste?
Bumbu kacang yang dikecapi itu rasanya persis dengan bumbu
kacangnya sate.
The peanut sauce mixed with ketchup feels the same as the one in satay.
Kalau buat saya sih rasanya tidak istimewa banget. Tapi
kalau bosan jajan sarapan dengan bubur ayam atau mie ayam, Doclang bisa jadi
pilihan.
For me it
doesn’t taste so very special. But if you are bored to have breakfast menu of
chicken porridge or noodles, Doclang can be another option.
Yang saya kasih nilai lebih adalah pemakaian MSG rupanya
sangat sedikit karena setelah makan, saya tidak merasa haus yang tidak normal
sampai rasanya air segalon bisa saya habiskan.. hehe… itu reaksi badan saya setelah mengkonsumsi makanan yang memakai MSG terlalu banyak.
I give a plus
to the minimum use of MSG because after having it I didn’t feel abnormal thirst
that I felt I could drink a gallon of water.. lol.. well, my body reacts that way. It is the kind of thirst after
eating dish that has too much MSG on it.
Harganya berapa?
How much is it?
Rp.9,000/porsi.
Rp.9,000/portion
(less than one US dollar).
Makan seporsi kenyang tidak?
Would a portion
make me full?
Pada waktu itu sih rasanya kenyang ngambang.. hehe.. tapi
ternyata saya baru merasa lapar lagi jam 2 siang. Jadi lumayanlah bisa
mengganjal perut selama hampir 6 jam.
At that time it
felt I was half full.. lol.. but I didn’t feel hungry until it was 2 pm so it
was able to make me not hungry for nearly 6 hours.
Setelah makan, saya rencananya ingin ke toko Gunung Agung di
Superindo tapi bukanya baru jam 9.30… yah…
After that my
plan was to go to Gunung Agung bookstore in Superindo supermarket but it opens
at 9.30 am.. crap…
Saya duduk sebentar disitu. Berkipas-kipas.
I took a seat
for few minutes. Cooling myself down.
Lalu saya berjalan kaki kembali ke kantor. Oh, sama sekali
tidak terburu-buru. Saya masih punya banyak waktu kok. Baru juga jam 9. Mereka
ingin supaya ruangan saya dikunci sampai jam 9.30 kan.. nah, jadi santai
sajalah.
I walked back
to the office. Oh, I took my time. There was plenty of time. It was just 9 am.
They want me to lock the room until 9.30 am.. so, relax..
Selambat-lambatnya saya berjalan, tetap saja masih tersisa
banyak waktu. Saya masih bisa ngobrol ngalor ngidul dengan para satpam.
Though I walked
so slow but there were still lots of time left when I got there. I could have a
chit chat with the security guards.
Lalu saya pergi ke dapur dan wah, dasar memang saya sedang
beruntung.
I went to the
pantry and well, it was my lucky day.
Ada perayaan ulang tahun seseorang dan saya kebagian secuil
kue, dua gelas air jeruk yang rasanya manis dan dingin, lalu juga bisa nyemil
french fries… mmmm.. sedaapp!
Someone was
celebrating a birthday and I got myself a small piece of cake, 2 glasses of
orange juice that were sweet and cold, snacking on french fries… mmmm.. yummmy!
Mungkin tambahan cemilan ini yang bikin jam 2 siang barulah
perut saya merasa lapar.. hehe..
Maybe these
snacks were making me felt hungry at 2 pm.. lol..
Sekitar jam 9.30 barulah saya meninggalkan dapur menuju ke
ruangan saya.
It was 9.30 am
when I left the pantry to my room.
Ibadah baru selesai. Wah. Tepat waktu betul saya.
The service was
just over. Wow. I was so on time.
Saya melihat senior saya dan saya menyembunyikan senyum.
I saw my senior
and I just hid my smile.
“Kemana lu tadi, Ke?” tanya senior yang lain ketika melihat
saya.
“Where were
you?” asked another senior when he saw me.
Saya nyengir. Mau tahu
saja..
I grinned. You wouldn’t have guessed..
Jadi begitulah cerita ‘pelarian’ kedua saya.
So that is the
story of my second ‘run away’.
Minggu depan enaknya kemana ya?
No comments:
Post a Comment