Kalau bukan karena Nikon saya ngadat, rasanya saya baru akan
datang dan menginap di rumah Santi setelah tahun baru 2015.
If it was not because of
my Nikon had a trouble, I would come and stayed over at Santi’s place after the
new year of 2015.
Santi dan saya bersahabat sejak kami masih kuliah. Jarak dan
waktu tidak memutuskan persahabatan kami yang terjalin selama hampir dua puluh
lima tahun. Bahkan sejak setahun lalu sampai bulan ini sudah empat kali saya
mengunjunginya dan pasti menginap dua malam dirumahnya.
Santi and I have been
friends since we were in college. The space and time between us never break our
nearly twenty five years of friendship. Since last year to this month I have
visited her four times and I always stayed over at her place for two nights
everytime I visited her.
Hari Senin (22/9) saya cuti dan seperti biasa saya berangkat
ke rumah Santi langsung dari kantor hari Minggu siang supaya saya bisa tinggal
dirumahnya selama 3 hari dan 2 malam.
I took my leave on Monday
(Sept 22nd) and as usual I went to Santi’s place straight from the
office on Sunday afternoon so I could stay at her place for 3D/2N.
Bogor super cerah siang itu. Untungnya masih diimbangi
dengan angin sejuk.
Bogor was super sunny on
that afternoon. Good thing there was plenty of cool wind.
Antri di loket tidak lama. Bayar Rp.5.000,- untuk ongkos
dari Bogor ke stasiun Kota di Jakarta ditambah Rp.5.000,- untuk jaminan kartu.
It didn’t take long to
line up in the ticket counter. Paid Rp.5.000,- for the fares from Bogor to Kota
train station in Jakarta, plus another Rp.5.000,- for the card’s deposit.
Beres. Tinggal cari kereta yang tidak penuh. Perjalanan bisa
memakan waktu satu jam setengah dan saya tidak berniat untuk menjalani waktu selama
itu dengan berdiri di kereta.
Done. Now just find a
train that is not crowded. It could take an hour and I had no intention to
stand that long.
Kereta pertama sudah penuh jadi saya pilih kereta lain yang
belum lama masuk stasiun Bogor. Waktu keberangkatannya hanya berselang waktu 15
menit.
The first time was full
so I took another train that was just arrived at the station. Their departed
just 15 minutes apart.
Saya punya banyak waktu. Jadi saya makan dulu bekal makan
siang saya. Setelah itu entah karena iseng atau kesepian karena tidak punya
teman seperjalanan, saya mencari obyek yang bisa di potret. Tapi supaya
korbannya tidak sadar kalau dirinya saya potret, saya memotretnya dengan
memakai kamera hp.
I had plenty of time. So
I opened my lunch box. After had lunch, either in prank spirit or out of
loneliness for not having traveling companion, I looked around to find anything
to be photographed. I used my cellphone camera because I didn’t want to attract
the object’s attention.
Lirik kiri, tengok kanan.. ah, itu di sebelah kiri depan
saya duduk serombongan ‘pasukan bodrek’.. hehe.. alias serombongan anak-anak
yang dari mulai naik sampai kereta jalan.. berisiknya minta ampun.. rasanya itu
mulut kalau tidak dipakai buat makan, ya dipakai buat ngoceh.
I looked around.. uh,
there were a bunch of ‘dwarf army’ sitting in the left front.. they were some
kids whom from the time they got into the train to all the way to Jakarta were
so noisy.. talk about chatty mouth, used to eat snacks or to chat around.
Sasaran saya berganti pada seorang gadis remaja yang karena
kelelahan atau sangat mengantuk, tanpa ragu duduk di lantai kereta, meletakkan
kepalanya diatas lengannya dan tidur..
My next target was a
teen girl either got tired or sleepy, sat on the floor without any hesitation,
she put her head on her arms and fell to sleep..
Ada hal-hal menarik di kereta yang setidaknya bisa menjadi alat untuk mengusir kantuk atau bosan kalau pergi sendiri. Tapi toh ketika kereta masuk stasiun Manggarai, saya mulai tidak sabaran.
Kapan sampai Kota sih?
There were interesting things in the train that could be used to get rid sleepiness or boredom when you travel alone. Still, by the time the train got at Manggarai
station, I have already grown impatient. When would it arrive in Kota?
Jam setengah empat sore baru deh sampai stasiun Kota.
It was three thirty when
it got at Kota train station.
Saya sedang berjalan keluar stasiun ketika mendengar bunyi
alat musik yang jarang dipakai oleh pengamen jalanan. Sayangnya jalanan yang
sempit dan nyaris mampet oleh banyaknya manusia membuat saya enggan untuk
memotret.
I was leaving the train
station when I heard the sound of musical instrument that rarely played by
street singer. The narrow alley that nearly jammed by people made me lost my
mood to take their picture.
Jadi saya langsung ke terminal bis transjakarta. Mampir dulu
ke toiletnya karena kebelet pipis. Tapi sekali itu saya kebingungan. Tidak ada
gantungan dalam bilik toilet yang super imut itu.
So I went straight to
transjakarta bus terminal. Stopped by at the toilet because I really needed to
pee. But once I got there, it gave the headache. There was no hanger in the
super tiny toilet.
Wah, terus ransel saya gimana dong?.. tidak mungkin saya
taruh di lantai karena disitu basah dan kotor.
Heck, what should I do
with my backpack?.. there was no way I would put it on the floor because it was
wet and dirty.
Kalau ada teman sih tidak bakal jadi bikin bingung karena
saya bisa titip ransel ke dia tapi saya kan jalan sendiri dan ransel itu
menggembung karena saya membawa perbekalan untuk menginap 3 hari di rumah
Santi. Tidak mungkin ransel itu saya peluk sambil duduk nongkrong di kloset..
heleh..
It wouldn’t confuse me if
only I had traveling companion so I could ask her to hold my backpack but it
was my solo trip and I had my backpack swelling for having stacked with things
for my three days stay at Santi’s place. It was impossible for me to hold that
backpack as I peed.. geez..
Jadilah saya pipis dengan ransel masih menggantung di
punggung.. baru sekali ini saya mengalami hal seperti ini.
So I peed with my
backpack still very much hanging on my back.. I never had this experience
before.
Nah, buat kalian cewek yang traveling sendirian dengan
membawa banyak barang atau ransel besar.. haa.. siap-siap aja main akrobat di
toilet terminal transjakarta. Seru kan.. hehe..
So, for you ladies who
are traveling independently and bringing lots of stuff or big backpack.. haha..
be ready to play a little acrobatic action inside the toilet of transjakarta
terminal. Betcha’ gonna have so damn fun with it.. lol..
Keluar dari toilet.. lho, kok pengamen jalanan yang tadi
saya lihat di luar stasiun kereta bisa ada disini?
As I was leaving the toilet.. hey, wait
a second, the street singers I saw outside the train station were here.
Hai.. hai.. tunggu
dulu! Jangan pergi.. saya mau potret kalian!
Hey.. hey..
wait up! Don’t go so fast.. I wanna take your pictures!
Lucu juga.. akhirnya saya bisa memotret mereka tepat di saat
ketika saya sudah berpikir saya tidak bisa memotret mereka. Ha.. pengalaman
hidup saya pun beberapa kali seperti itu. Tepat di saat saya mengira rencana
atau keinginan saya tidak mungkin bisa terwujud.. eh, ternyata tiba-tiba muncul
di depan saya dan saya mendapatkannya.
It’s funny.. I finally
could take their pictures right at the time I thought I couldn’t have the
chance to do that. Ha.. my life experiences have the same pattern. Right at the
time I thought my plan or wishes were evaporating, boom, it was there right
infront of me and I got it granted.
Cerita perjalanan ke rumah Santi ini masih panjang. Berlanjut ke postingan berikut..
The trip to Santi's place was a long one. The story continues to the next post..
No comments:
Post a Comment