Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Saturday, September 6, 2014

Happy To Be Me

Kita sering mendengar kata-kata ‘Jadilah dirimu sendiri’ tapi kenyataannya kita semua tidak pernah sungguh-sungguh ingin menjadi diri kita sendiri.


We have heard these words ‘Be yourself’ but fact says we never really want to be ourselves.

Mata kita akan selalu melirik ke orang-orang di sekitar kita dan mata itu mengirimkan pesan kepada otak tentang ‘orang lain lebih pintar, lebih kaya, lebih beruntung, lebih bahagia, lebih…, lebih… dan seterusnya..’

Our eyes are always look at the people around us and those eyes send this message to the brain that ‘other people is smarter, richer, luckier, happier …, … and so on..’

Lalu kita menjadi iri pada orang-orang itu, merasa tidak puas dengan apa yang ada pada diri kita, menyesal kenapa harus terlahir sebagai diri sendiri, merasa baru akan benar-benar bahagia kalau bisa memiliki apa yang orang lain miliki atau menjadi seperti mereka.

And so we feel jealous toward those people, feel discontent about ourselves, feel sorry for being born as ourselves, thinking we can only be happy when we can have what other people have or be like them.

Yang sebetulnya terjadi adalah kita tidak benar-benar tahu bagaimana rasanya menjadi orang lain.

The truth is we don’t really know how it really feels to be in their shoes.

Yang kita lihat dari mereka kan cuma bagian luarnya saja dan entah kenapa bagian luar itu selalu kelihatan lebih berkilau dari pada aslinya..

The thing is what we see from them is just their outer image and I don’t know why outer appearance always look shining than their real ones..

Yah, mungkin karena masing-masing kita selalu menampilkan yang terbaik pada dunia sementara yang busuk disembunyikan atau kalau dalam diri kita ada rasa tidak percaya diri.. maka segala sesuatu dalam diri orang lain selalu kelihatan lebih ‘wow’ dari yang ada pada diri sendiri.

Well, maybe because each of us always put our best side to the world and hide the nasty one inside or if we have self confident issues, it makes everything in people look more ‘wow’ than the ones we have in ourselves.

Hari Senin (18/8) saya mengambil cuti. Saya tidak pergi traveling seperti yang saya lakukan kalau cuti. Saya memilih untuk menginap di rumah teman saya karena anak-anaknya, terutama si sulung, ingin sekali saya bisa menginap dirumah mereka.


I took my leave on Monday, August 18th. I didn’t go traveling as what I usually do whenever I take a leave. I chose to spend a night at my friend’s house because her children, especially the oldest, have longed to have me staying at their house.

Jadilah saya bermalam dirumahnya.. dan selama kurang dari 24 jam saya melihat dari dekat seperti apa hidup sebagai dirinya.

So I spent a night at her place.. and for less than 24 hours I saw closely what it was like to be in her shoes.

Selama ini saya selalu beranggapan segalanya dalam dirinya adalah ‘wow’. Dia cantik, pintar, supel, menikah dengan lelaki yang baik dan mereka dikaruniakan tiga anak perempuan yang lucu, pintar dan cantik.


All this time everything in her was a ‘wow’ for me. She is beautiful, smart, friendly, married to a nice man and they have three funny, smart and pretty daughters.

Nah, perkaranya adalah sekali pun saya tahu dalam diri saya ada banyak hal-hal baik tapi saya juga menghadapi masalah dengan rasa percaya diri dan hal itu yang selalu membuat saya merasa seperti seekor kodok ketika berada disampingnya.

The thing is though I know I have many good things in me but I am dealing with self confident and it has always made me felt like a frog when I was with her.

Ketika usia saya mulai memasuki angka 40, rasa gamang itu mulai timbul ketika diperhadapkan pada ‘kenapa belum menikah, mau kapan punya anak? Nanti keburu tua, keburu menapouse’..

When I turned 40, this feeling of uneasy came whenever I was faced with ‘why haven’t you settled down, when will you have kids? You’ll get old, you’ll get menapouse’..

Padahal sebetulnya saya tahu kehidupan tidak hanya tentang menikah dan punya anak.

Where infact I knew life is not just about marriage and having a child.

Mungkin untuk orang lain, kehidupan adalah tentang menikah dan punya anak. Tapi tidak bagi saya.

Maybe for others, life is about marriage and having a child or children. But it is not for me.

Namun mata saya melihat orang-orang di sekitar saya dan mereka terlihat demikian ‘wow’ sampai untuk beberapa waktu lamanya saya berpikir bahwa menjadi bahagia dan menjadi manusia seutuhnya hanya bisa dicapai kalau sudah menikah dan memiliki anak.


But my eyes looked at the people around me and they looked so ‘wow’ that for some time I thought the only way to be happy and to become a complete human can only be reached after get married and have children.

Sampai saya menginap di rumah teman saya itu dan melihat dari dekat bagaimana rasanya menjadi seorang yang menikah dan memiliki anak.

Until the day I spent a night at my friend’s house and saw up close and personal how it was like to be married and have children.

Saya tidak akan mengatakan hal-hal apa yang saya lihat.. saya hanya mendapat pembuktian bahwa apa yang baik pada hidup orang lain belum tentu baik untuk diri saya.

I am not going to tell you about the things I saw.. I just got my proof about what is good in others not making it a good thing for me..

Mengerti maksud saya?

Do you understand what I mean?

Yang baik dalam kehidupanmu adalah baik untuk dirimu tapi belum tentu baik untuk saya dan kehidupan saya.

What is good in your life is good for you but can’t tell it is then automatically works the same for me and my life.

Kalau kamu menikah, maka itu adalah keputusanmu, pilihanmu dan kemauanmu. Itu mungkin juga takdirmu. Maka hal itu adalah baik untuk dirimu. Tapi belum tentu hal yang sama akan terjadi pada diri orang lain.

If you are married, it is your decision, your choice and your wishes. Maybe it is also your destiny. Then it is a good thing for you. But it doesn’t work the same on others.

Demikian pula halnya kalau kamu memiliki, maka itu adalah keputusanmu, pilihanmu dan kemauanmu. Itu mungkin juga takdirmu. Maka hal itu adalah baik untuk dirimu. Tapi belum tentu hal yang sama akan terjadi pada diri orang lain.

It goes the same if you have a child or children, it is your decision, your choice and your wishes. Maybe it is also your destiny. Then it is a good thing for you. But it doesn’t work the same on others.

Bila saya memutuskan bahwa saya merasa bahagia dengan hubungan tanpa ikatan dan tidak pernah punya target menikah maka itu adalah hal yang baik untuk saya, belum tentu baik untuk dirimu.

When I decided that I am much happier with uncommitted relationship and not into marriage then it is good thing for me but not so for you.

Ketika saya dalam usia 40an ini berkeinginan untuk pada suatu hari nanti bisa berhenti bekerja dan pergi bertualang sebagai seorang backpacker dari satu kota ke kota lain, dari satu negeri ke negeri lain.. maka itu adalah hal yang baik untuk diri saya dan bukan untuk dirimu.


When I, in my 40s, wish to one day be able to quit my job and go as an adventurer backpacker traveling from one city to another city, from one country to another country.. then it is a good thing for me and not for you.

Masing-masing kita diciptakan untuk menjadi diri kita sendiri. Apa yang ada pada diri kita sudah di program untuk menjadi cocok dan baik untuk diri kita. Kita menjalani hidup yang sudah ditentukan untuk kita jalani.

Each of us is created to be ourselves. What we have is programed to fit us and good for us. We live our lives that has been destined for us.

Terimalah itu.

Accept that.

Syukurilah itu.

Be thankful for that.

Dan berbahagialah dengan menjadi dirimu sendiri.


And be happy to be yourself.

No comments:

Post a Comment