Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Thursday, September 18, 2014

When I Was @ ur Place

Dulu saya jiper kalau harus menginap karena dari kecil saya tidak dibiasakan untuk menginap di rumah orang lain.

I used to get uneasy about staying over at one’s place because I was not made to get used with it since I was a child.

Semasa kecil, setiap kali saya ditawari teman atau nenek untuk menginap dirumahnya, sambutan orang tua saya jauh dari antusias.

As a child, my parents respond was far from enthusiastic whenever I was offered by friends or by my grandmother to stay over at their places.

‘Nanti gimana kalau malam mau pipis?’ (seakan-akan kamar mandinya berada nun jauh di kutub utara sana);

‘How if you want to pee at night?’ (as if the bathroom were far away in the north pole);

‘Nanti tidurnya dimana?’ (seakan-akan rumah yang akan saya inapi itu tidak punya kamar tidur);

‘Where are you going to sleep?’ (as if the house where I was to stay had no bedroom);

‘Nanti kamu makan gimana?’ (seakan-akan saya akan pergi menginap di tengah hutan belantara)’


‘Could you find some food for you?’ (as if I were going to stay in the middle of the jungle).

Itu hanya beberapa dari pertanyaan-pertanyaan yang menurut anda mungkin lucu tapi hasilnya adalah ke-parno-an orang tua saya seputar hal menginap dengan suksesnya di transfer ke saya dan itu bikin saya ikut parno setiap kali saya menginap di rumah seseorang atau di hotel.

Those are just few of the questions which you might find funny but my parents had succeededly transferred their paranoid about staying over and it turned me just as paranoid as they were when I stayed over at one’s place or stayed in the hotel.

Ke-parno-an saya muncul dalam bentuk kegelisahan pada waktu berangkat ke tempat yang akan saya inapi, susah tidur, mencemaskan keselamatan orang tua saya yang ada di rumah, hilang selera makan dan yang paling menyiksa adalah.. susah atau malah tidak bisa buang air besar.

My paranoid came in the form of anxiety when I went to the place I was to stay over, had trouble sleeping, worried about my parents safety at home, lost appetite and the worst was.. I couldn’t poop.

Konyol betul kan? Padahal tempat-tempat yang saya inapi itu jauh lebih nyaman dari rumah sendiri karena teman-teman saya masuk golongan atas dan kemudian saya pernah bekerja diperusahaan-perusahaan besar yang membuat saya jadi bisa menginap di hotel, penginapan, apartemen atau resort yang terhitung mewah. Keterlaluan betul kan di tempat yang mewah dan nyaman seperti itu saya masih susah tidur dan bahkan pernah tiga hari tidak bisa boker.. hehe..


Silly, right? the places I stayed over were owned by my well-to-do friends so they were so much comfortable places than my own house and later I worked in big companies that enabled me to stay over at fancy hotels, inn, apartment or resort. It is so unbelievable that I had trouble sleeping and couldn’t even poop for three days in such luxury and comfortable places.. haha..

Anda mungkin mengatakan itu artinya jauh lebih enak tinggal di rumah sendiri. rumahku, istanaku. Ya, benar. Seenak-enaknya tempat orang lain, masih jauh lebih enak di rumah sendiri.

You may say it means it is better to stay in our own place. My house, my palace. Yes, it is true. It is much comfortable to stay at our own place no matter how nice other people’s place is.

Tapi saya tidak ingin menjadikan hal itu sebagai sesuatu yang mutlak karena hal itu menyulitkan diri saya sendiri. Saya harus bisa mengubahnya. Saya harus bisa jadi orang yang lentur. Saya harus bisa menyesuaikan diri dengan tempat yang saya inapi entah itu di hotel mentereng atau di pondok butut di tengah hutan rimba.

However, I don’t want to make it as an absolute thing because it doesn’t do any good for myself. I must change. I must be a flexible person. I have to be able to adapt myself with whatever kind of place I stay in whether it is in a fancy hotel or in a rotten hut in the middle of the jungle.

Jadi setiap kali ada kesempatan untuk menginap entah itu di rumah teman, di kantor atau di tempat lainnya, saya menerimanya sebagai cara untuk mengurangi dan menghilangkan ke-parno-an saya soal tinggal di tempat yang bukan rumah sendiri.

So whenever I had a chance to stay over whether it was at a friend’s place, at the office or in other places, I accepted it as a way to make myself less paranoid and to even get rid of it.

Tapi sepertinya setiap kali itu pula ada saja yang saya temui di tempat yang saya inapi itu yang rasanya bagaikan sedang mem-plonco saya.

But it seems there was always things I met at the place I stayed in that made me felt as if I were in an initiation.

Tempat tidur..

The bed..

Ketika saya menginap di rumah seorang kenalan, malamnya saya menyadari kalau kasur di atas tempat tidur itu melengkung ke bawah karena papan penyangga pada tempat tidur ternyata banyak yang hilang. Waduh.. mana badan saya lagi tidak fit dan amat sangat capek saat itu sehingga saya tidak kuat untuk mengangkat dan memindahkan kasur itu ke lantai. Yah, jadi tidak ada pilihan dan malam itu saya tidak berani banyak bergerak di atas pembaringan unik itu.. hehe.. tapi toh bisa juga saya tidur.

When I stayed at an acquaintance’s place, for example, when I lied myself on the mattress that night, I realized the bed was losing supporting parts below the mattress so it felt the mattress was not fully hold by the bed. Geez.. I was not in my best shape and was also very tired at that time, I had no energy to lift the bed and place it on the floor. So, I had no choice than to spend the night tried not to move too much when I lied on that unique bed.. lol.. but somehow I managed to get some sleep.

Beberapa tahun lalu saya harus menginap di kantor dan karena kamar tamu terisi maka saya harus terima sikon menginap di ruang kelas, tidur di lantai beralas tikar serta koran. Subuhnya saya terbangun.. menggigil kedinginan.. dan punggung rasanya rata deh.


Few years ago I had to spend a night at the office and since the guest room was occupied, I had to accept the condition to sleep in a classroom, on the matt and newspapers on the floor. I woke at dawn.. shivering.. and a stiff back.

Seprei..

The bedsheet..

Beberapa teman berbaik hati mengganti seprei dari tempat tidur yang akan saya tiduri ketika saya menginap di rumah mereka.

Few friends kindly changed the bedsheet of the bed which I would sleep on when I stay over at their place.

Tapi pernah terjadi pada suatu malam saya terbangun.. dan bersin sejadi-jadinya.. kalau ini terjadi maka itu artinya bersin saya bisa sampai dua belas kali!


But it happened when I woke up at night.. sneezing the hell out of me.. and whenever this kind of sneezing happens, we’re talking about a dozen of times!

Begitu bersin teratasi, saya kembali tertidur.. beberapa saat kemudian saya terbangun karena merasa sekujur tubuh saya terasa amat sangat gatal. Wah.. wah.. lengan saya bentol-bentol, begitu pula pipi, kaki dan punggung. Padahal tidak ada nyamuk.

After the sneezing stopped, I fell back to sleep.. only to be awaken a moment later by the feeling of itchy from head to toe. Whatta.. my arms, cheek, legs and back were showing bumps like being bitten by mosquito.. only there was not any mosquito in the room.

Saya menduga seprei itu tidak diganti dan ada banyak debu yang membuat saya bersin, bentol-bentol dan juga kelilipan… gile.. lumayan menderita juga saya malam itu.. hehe..

I think the bedsheet was not changed and therefore there were plenty of dust on it that caused me to sneeze, gave me itchy to nearly the whole of my body and it even got into my eyes, it hurt like hell.. damn.. that was one heck of a misery I had that night.. lol..

Tapi perkara seprei ini pernah membuat saya kaget ketika mengetahui teman saya mencuci semua seprei yang dimilikinya karena yang satu kotor sementara yang lain berbau tidak enak karena terlalu lama di simpan dalam lemari. Dia lupa hari itu saya akan menginap ditempatnya padahal seprei-seprei itu sampai sore belum kering. Waduh.. terus nanti malam masa dia dan saya harus tidur di atas kasur tanpa seprei?

But this bedsheet thing was once made quite a surprise for me when I learned that my friend washed all the bedsheet she had because one was dirty while the other smelled bad after been too long in the wardrobe. She forgot I was going to spend a night at her place and those bedsheets were still undried though it was afternoon already. Gosh.. are we going to sleep on the mattress without any bedsheet on it?

Saya berpikir-pikir dan teringat bahwa sore itu kami berdua akan mengikuti acara di rumah seorang teman. Jadi sebelum pulang, kami diam-diam menemuinya dan berbisik  ‘boleh pinjam seprei ga?’.. dia heran tapi kemudian ngakak setelah mendengar tentang dua seprei yang belum kering itu.

I thought it out and something hit me when I remembered we both would go to a friend’s house to attend an event there. So before we left we went to see her and asked quietly ‘could we borrow your bedsheet?’.. this puzzled her but she soon laughed it out loud when she knew about the undried bedsheets.

Kasur..

The mattress..

Hal yang saya sukai saat menginap adalah bisa tidur di atas kasur yang enak. Amat sangat berbeda dengan kasur saya yang lembek dan bagian tengahnya sudah kempes hingga membuat punggung saya pegal kalau bangun tidur.


The thing I like about staying over is to be able to sleep on a nice mattress. So very different with my own mushy mattress with flat part on the middle that makes me have stiff back after I wake up.

Tapi perkara kasur ini beberapa kali pernah bikin saya stress ketika menginap di rumah teman saat saya sedang haid. Saya sampai tidak berani mengubah posisi tidur karena takut ada darah yang tidak tertangkap oleh pembalut dan menodai seprei serta kasur itu.

This mattress thing have several times stressed me up when I stayed over and was having my period. I dared not changed my sleeping position for fearing I might stain the mattress or the bed with blood.

Sebaiknya memang tidak menginap saat sedang haid, apalagi kalau volume haidnya banyak. Tapi gimana dong kalau sikon membuat saya tidak bisa memilih? Jalan keluarnya ya tetap menginap tapi memakai pembalut ekstra panjang dan tidak berubah posisi tidur… huu, sampai kesemutan.. hehe.. dan beberapa kali saya bangun dengan hati-hati, tidak berani langsung duduk, tapi merangkak mundur turun dari atas tempat tidur.. hehe..

Better not stay over at any place during period time, especially when it has lots in volume. But sometimes I didn’t get a chance to pick the condition. What I could do when I had to stay over at the time when I had my period is by wearing extra long sanitary napkin and tried not to change sleeping position… it made some part of my body numbed.. lol.. and I had to crawl when I wanted to get off the bed, I dared not did sitting position when I get up. I crawled backward on the bed when I wanted to get off it.


Kamar tidur..

The bedroom..

Kalau saya menginap di rumah yang kebetulan besar dan punya banyak kamar maka untuk saya akan disediakan kamar sendiri. Tapi kalau tidak berarti saya harus tidur dengan tuan rumah.

If I stay over at a big house where there are many rooms in it, a room is provided for my stay. But if not then it means I have to sleep in the same room with the host.

Buat saya sih tidak ada masalah dapat kamar sendiri atau harus berbagi kamar atau tempat tidur dengan yang punya rumah.


It is not a problem for me to sleep in a room specially provided for me or to share bedroom or bed with the host.

Beberapa waktu lalu seorang teman mengajak saya pergi traveling keluar kota. Sayangnya jadwal kami tidak pas sehingga rencana itu batal. Saya kecewa juga karena lagi ingin jalan-jalan dan tempat yang akan dikunjungi itu belum pernah saya datangi.

Not so long ago a friend asked me to go traveling out of town. Unfortunately we couldn’t find convenient time for both of us so the plan had to be called off. I was disappointed because I wanted to go traveling and I have never visited the place we planned to go to.

Namun kemudian terpikir oleh saya, kalau kami jadi pergi, terus urusan tempat nginap gimana? Saya tidak sempat menanyakannya tapi kalau kami pergi dengan gaya backpacker, kami tidak akan menginap di hotel atau penginapan dengan kamar masing-masing.

Later I thought, if we did go, how about the lodging thing? I didn’t ask about it but if we did go backpacker style, we certainly wouldn’t stay in a hotel or an inn and had our own room.

Kalau perempuan sih, tidak jadi masalah. Tapi ini laki dan kami hanya berdua. Tempat yang akan kami inapi adalah tempat temannya yang juga laki-laki.

It wouldn’t be a problem if that person is a female. But he is not a female and it would be just the two of us. The place where we would stay happens to be his friend’s place who is also a male.

Bukannya saya berpikiran jelek.. saya pernah beberapa kali menginap di satu kamar dan bahkan satu tempat tidur dengan laki-laki tapi itu kan pacar sendiri atau sekalian dengan serombongan teman lelaki dan perempuan menyewa villa gaya studio yang membuat kami semua bergeletakan di satu ruangan.. aman-aman saja dan saya tidak mempersoalkannya tapi kalau hanya saya sendiri yang perempuan dan menginap di tempat laki-laki.. mm..

It is not that I have improper thoughts.. I have had experiences to stay in one room and even shared bed with male but it was with my own boyfriend or with a bunch of friends, male and females, rented a studio styled villa that made all of us had to sleep in the same room.. it passed without any indicent incident and I didn’t make a fuss about it but it would be a different story if I were the only female and had to stay over at a male’s place.. mm..

Syukur juga rencana traveling itu batal. Kadang saya terlalu naif.

It is a good thing the trip had to be cancelled. Sometimes I am too naive.

Berbagi kamar dengan..

Shared the bedroom with..

Kalau menginap di rumah teman ya pastilah lebih enak kalau dia dan saya bisa satu kamar. Soalnya sebelum tidur paling asyik kalau kami bisa ngobrol-ngobrol, curhat-curhatan, ketawa-ketiwi atau bergosip.

It would be definitely more fun if I could share the bedroom with the friend whom I stay in. We could talk, share stories, laugh over the jokes or gossiping before we fall to sleep.

Sayangnya teman-teman saya sebagian besar sudah berkeluarga sehingga kalau kami sekamar, itu artinya sekamar juga dengan anak atau anak-anaknya.



The thing is most of my friends are married so when we share the bedroom, it means sharing it not only with her but also with her child or children.

Repotnya kalau mereka besoknya harus masuk sekolah. Terpaksalah kami tidak bisa mengobrol lama-lama supaya anak-anak itu bisa tidur.

We couldn’t have long talk because the child or children had school so they couldn’t stay up late.

Seringkali teman yang saya kunjungi itu adalah orang yang tidak bisa saya temui setiap hari sehingga setiap kali kami bertemu rasanya cerita dan rasa kangennya segudang. Ditambah dengan keterbatasan waktu untuk menginap ditempatnya membuat setiap detik dari kebersamaan kami demikian berharga dan karenanya sayang untuk di buang walau untuk tidur.

The friend with whom I stayed in is someone I didn’t get to see on daily basis so whenever we met, we had lots of stories to share and terribly missed each other. With the fact that I couldn’t stay long at her place made our togetherness so valueable and thus felt such a pitty to go to bed.

Nah, kalau kami mengobrol sepanjang malam, mana anak-anaknya bisa tidur. Anak-anak itu juga sama saja kepingin ngobrol dengan saya.. hehe.. sampai emaknya stress nyuruh mereka buat berhenti ngoceh ke saya.

So if we talk all night, how could the children sleep? The children themselves were just as eager as their mother to talk with me.. lol.. it made their mother nearly lost her patience to stop her chatty children.

Berbagi kamar dengan mereka selalu menyenangkan. Dalam pengalaman saya hanya sekali saya nyaris gila karena harus berbagi kamar dengan.. kecoak!

It was always fun to share room with them. In my experience there was only one time when I nearly got crazy to have to share room with.. cocroaches!

Saya tidak tahu itu kamar bekas gudang atau kamar merangkap gudang sampai kok kecoaknya banyak banget.. begitu lampu dimatikan.. mereka pun langsung berkeliaran.. hiiiii… saya kabur keluar lalu tidur di ruang tamu. Tapi tetap saja saya tidak bisa tidur nyenyak.


I didn’t know if it was storeroom made into a bedroom or a bedroom functioned as storeroom that made it occupied by lots of cockroach.. once the light was out.. they got out.. yikeeeesss.. I ran out to sleep in the livingroom but I still couldn’t sleep well.

Lain lagi ceritanya waktu saya menginap di rumah teman saya. Karena kamar cuma ada satu maka tidurlah saya disitu bersama istrinya sementara dia sendiri tidur di ruang tamu. Besok paginya dia bercerita dia tidur dengan rasa was-was karena tikus berkeliaran dan dia takut di gigit tikus. Waduh, sori, bro.. gara-gara gue nginap, elu bukan cuma jadi harus tidur di ruang tamu, tapi juga harus tidur ditemani serombongan tikus.. hehe..

It is another story when I spent a night at a friend’s house. Since there is only one room in his house, I slept in the bedroom with his wife while he slept in the livingroom. The next day he told us he slept anxiously because there were lots of rats ran around the house, except the bedroom because the door was closed, and he feared to be bitten by them. Aww, sorry, bro.. not only that I made you slept in the livingroom, I also made you had to sleep in the company of rats.. lol..

Nah, mungkin pengalaman anda lebih banyak lagi dibandingkan dengan pengalaman-pengalaman saya. Tapi setiap pengalaman pasti seru kan..

So, maybe you have more experiences than mine. Each of them are some experience, right?..

No comments:

Post a Comment