Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Wednesday, September 10, 2014

Simple Thing Change Many Things

Kamis (28/8).. “Ke, kenapa kamu tidak ikut acara open air?”

Thursday (August 28th).. “Keke, howcome you don’t go to the open air service?”

Siapa kira kalau pertanyaan sederhana di siang hari itu ternyata membuat banyak hal berubah.

Who would have guessed a simple question on that afternoon could changed a lot of things.

“Kita perlu satu pemain lagi untuk pertunjukan drama”

“We need one more person for the play”

* Satu alasan yang merubah banyak hal.

* One excuse that changed a lot of things.

“Ibu deh yang telpon … (senior saya), minta ijin supaya saya boleh ikut acara besok”

“Could you call … (my senior), ask his permission to allow me attend tomorrow’s event”

* Satu permintaan merubah banyak hal.

* One request changed a lot of things.

Awalnya saya tidak diijinkan untuk ikut acara itu. Tidak ada yang bisa menggantikan saya standby di kantor.

I was not allowed to attend that service. I had no one to cover for me while I was not in the office.

Yah, dua minggu sebelumnya saya toh sudah kesana sewaktu kami survei lokasi.


Well, I have visited the place two weeks ago when we surveyed the location.


“Kamu juga kan lagi haid” kata Andre “Sudahlah, nanti saya jemput kamu pulang kerja. Kamu nginap aja di tempat saya. Nanti saya masakin makanan kesukaan kamu. Habis itu kita nonton film”


“You are having your period, anyway” said Andre “Cheer up, I will pick you up after work. Stay at my place. I cook you your favorite meals. We can watch some movies after that”

Saya tahu dia berusaha menghibur hati saya dan saya memang agak terhibur memikirkan akan melewatkan hari Sabtu itu bersama-sama dengan dia. Kami terpisah lebih dari sebulan karena dia pulang ke negerinya untuk menengok anaknya.

I knew he tried to soothe me and it did soothe me a little thinking I would spend Saturday with him. We have not seen each other for more than a month when he returned to his country to see his son.

Tapi saya tidak bisa tidak merasa sedih dan kecewa juga karena tidak diijinkan ikut acara open air itu. Semakin dekat ke hari pelaksanaannya, semakin terasa seperti saya ditinggalkan oleh mereka yang akan pergi ke sana.


But I couldn’t help not to feel sad and disappointed for not allowed to attend that open air service. The closer to the day, the more I felt I was left behind by those who would go there.

Jadi saya hampir tak percaya ketika senior saya memberi ijin setelah ibu-ibu itu bicara dengannya.

So I hardly believe when my senior gave me his permission after those ladies spoke to him.

Tentu saja ada harga yang harus saya bayar untuk bisa ikut; saya diijinkan ikut semata karena ibu-ibu itu membutuhkan satu pemain dalam drama yang akan dipentaskan di acara open air besok.

There was a price I must pay as a return for my participation in that event; after all, I was allowed to go because the ladies needed one actor for the drama that would be played on the open air’s service.

Hadeuh..

Oh man..

Siang itu kami mengadakan latihan drama.

We rehearsed on that afternoon.

Bagian saya pendek dan saya hanya muncul di panggung dua kali tapi saya senewen juga..


My part was short and I appeared only twice on stage but I was nervous.

Saya ini suka menulis dan mengarang tapi penulis tidak otomatis punya bakat akting.. apalagi kalau akting buat tampil di atas panggung, ditonton sejuta umat.. awww!!..hehe.. lebay lu..

So I like writing but this doesn't automatically make a writer into an actor.. to appear on stage, infront of millions of viewer.. awww!!.. hehe.. yeah, so I exaggerate things up..

Saya salut pada ibu-ibu yang lain yang sepertinya tampil lebih baik dan lebih pede dari saya sekalipun mereka berkali-kali harus mengulang akting mereka dan tentunya disertai dengan tawa berderai-derai..


I gave thumbs up for the ladies who seemed able to give better performance and with better confident than me though they had to rehearse it over and over again.. with lots of laughter of course..


Susah memang kalau punya rasa humor terlalu tinggi.. hehe.. saya susah payah menahan tawa setiap kali memandang seorang ibu yang peranannya menggambarkan dia pergi ke rumah ibadah dengan membawa putranya yang masih bayi dan membawa tiga macam persembahan yang antara lainnya adalah lembu.


It is quite tough to have great sense of humor.. hehe.. I hardly hold my laugh everytime I looked at a lady whose character in the play, in one scene described how she went to the temple, bringing her infant son and three kinds of offerings which one of them is an ox.

Karena tidak mungkin menghadirkan lembu beneran, yang dipakai adalah boneka sapi. Dan yang membuat saya setengah mati tertawa adalah karena lembu dan bayi sama-sama digendong.. kebayang ga sih satu tangan menggendong bayi dan sebelahnya menggendong lembu..


Since it is out of the question to have real ox in the play, we used a cow doll. And what made me had one hell of a laugh is because she carried both the ox and the baby.. could you imagine a lady carried one baby in one arm and an ox in her other arm?

Baru berhasil mengendalikan diri.. terlihat oleh saya ibu yang membawakan peran utama sedang sibuk dengan kerudungnya.. ditarik, kerudungnya melorot.. tarik lagi, geser sini.. eh, melorot lagi.. angkat, tarik.. halah, rempong banget sih.. ya, bikin saya ngakak melihatnya.. hehe.. 


Just as I was finally able to control myself.. I saw the lady who played the leading role was busy with her veil.. she pulled it up, the veil dropped down.. she tried to adjust it on her head.. the veil dropped down again..  goodness, I couldn't help but to burst out my LOL.. hehe..


Saya dicubit, di ‘sshh..’ berkali-kali.. ya ampun.. sori, sori deh.. mudah-mudahan saya tidak tiba-tiba cekikikan di atas pangung besok..

I was pinched, …., got lots of ‘sshh..’.. gosh.. sorry, sorry.. let’s hope I wouldn’t burst out my laugh on stage tomorrow.

*To be continued..

No comments:

Post a Comment