Ibu
Pengganti..
Pengertiannya macam-macam.
There are
different understanding to this term.
Sekian tahun yang lalu saya membaca bagaimana mendiang putri
Diana meradang ketika mantan suaminya menyewa seorang wanita bernama Tiggy Legge Bourke untuk menjadi ibu pengganti bagi ke dua anak mereka.
Few years ago I
read how upset the late princess Diana was when she knew her ex-husband hired a
surrogate mother, a woman named Tiggy Legge Bourke to look after their sons.
Saya pikir hebat juga ya di luar negeri sana sampai ada jasa
penyedia wanita yang dapat berperan sebagai ibu pengganti. Kalau baby sitter
atau nanny (pengasuh) sudah biasa. Tapi ini ibu pengganti, coy. Berperan
sebagai ibu dan menerima bayaran untuk itu.
I think it is
one of a kind that people in foreign countries have set up a business of women
to play a role as surrogate mother. Before that only baby sitter or nanny have
ever give such service. But surrogate mother, geez.. playing the role as a
mother and being paid for that.
Pengertian lain dari ibu pengganti adalah seorang wanita
yang di sewa untuk hamil. Ada yang hanya dalam bentuk murni sewa rahim, tapi
ada juga yang mengambil sel telur wanita itu.
Another
understanding for surrogate mother is a woman who is being hired to get
pregnant. There are two kinds of this service (or may I say business?).
One that pure for the reason to hire the woman to carry other couple’s embryo
and there is another kind which takes the woman’s egg.
Saya pikir sulit untuk menjadi ibu pengganti tanpa
melibatkan emosi karena ini berkaitan dengan nyawa. Berbeda dengan jenis
pekerjaan yang melibatkan seseorang dengan komputer, mesin atau administrasi
perkantoran.
I think it is
hard being a surrogate mother without having emotionally involved with the
child. It is different with office work where people deal mostly with computer,
machine or paper work.
Selama 6 tahun saya bekerja sebagai guru taman kanak-kanak,
saya berperan juga sebagai seorang ibu bagi murid-murid saya atau demikianlah
mereka melihat saya, bagaikan seorang ibu. Beberapa dari mereka sempat salah
memanggil saya bukan dengan ‘ibu’ tapi ‘mama’. Kekeliruan yang tidak pernah
dipermasalahkan oleh saya atau anak ybs karena masing-masing memang menganggap
saya sebagai ibu pengganti. Sesuatu yang membahagiakan diri saya dan juga anak
tsb.
During my six
years working as kindergarten teacher, I also played the role as a mother to my
students or that was how they saw me, a mother. Some of them even mistakenly
addressed me not as ‘miss’ but ‘mama’ (mom). A mistake that none of us made a
fuss because each of us really accepted that I was a surrogate mother.
Something that made me and the child happy.
Hari Kamis (11/7) saya terbangun dengan perasaan amat sangat
sedih karena baru saja bermimpi saya kembali ke sekolah, kembali menjadi guru
dan kembali berperan ganda sebagai ibu pengganti bagi murid-murid saya. Oh,
betapa saya amat sangat merindukan peran itu.
I woke up
feeling so terribly sad on Thursday (July 7th) for having a dream about
me back to school, being a teacher and played a role as surrogate mother to my
students. Oh, how I missed it so much.
Saya tidak memainkan peran sebagai ibu pengganti karena di
bayar. Saya seorang guru bagi anak-anak kecil itu dan rasa kasih yang terjalin
di antara kami tidak bisa dielakkan. Saya mencintai mereka dengan sepenuh hati
saya seakan mereka adalah anak-anak yang terlahir dari rahim saya sendiri.
I didn’t play
the role of surrogate mother because I was paid to do that. I was a teacher to
those children and mutual love just grew between us. I love them with all my heart as if they were my own flesh and
blood.
Lucunya, saya sempat senewen ting-ting ketika akan bertemu
dengan Joshua, putra Andre dari hubungannya dengan mantan pacarnya.
Funny thing is I
was so nervous when I was about to meet Joshua, Andre’s son from his former
girlfriend.
Sebetulnya saya sudah mengantisipasi kemungkinan saya akan
menjalin hubungan dengan lelaki yang sudah memiliki anak karena dengan
bertambahnya usia saya, lebih besar kemungkinan saya menjalin hubungan dengan
lelaki sebaya atau yang lebih tua. Jadi ada kemungkinan lelaki itu memiliki
anak.
I have actually
made some anticipation toward the possibility that I might meet and have a
relationship with a man who has child/children from his previous relationship.
The older I get, I knew I would likely to have relationship with men of my own peer
or older men. And they usually already have a child/children.
Dari awal perkenalan kami, Andre tidak menyembunyikan
kenyataan bahwa dia telah memiliki seorang anak lelaki. Dia memberitahu saya
siapa namanya, berapa umurnya, menunjukkan foto-fotonya dan mengatakan bahwa
sekali pun anak itu menjadi penyebab dia dan mantan pacarnya berpisah tapi dia
tidak lari dari tanggung jawab dan tidak membuatnya tidak mengasihi anak itu.
From day one,
Andre did not hide the fact that he has a son. Andre told me his son’s name,
his age, showing me his photos and said that though the child had become the
reason he broke up with the mother of that child but it does not meant Andre
ran off of his responsibility nor make him not loving the child.
“Ada istilah mantan istri atau mantan suami, tapi tidak ada
istilah mantan anak” kata Andre gamblang.
“There is
ex-wife or ex-husband but there is not such thing like ex-child” said Andre,
being matter of factly.
“Yah, kamu, Josh dan Mary sudah satu paket” jawab saya “itu bisa saya terima”
“Yep, you came
one package with Josh and Mary” I said “I can live with that”
Saya pikir awalnya mungkin Andre juga khawatir saya tidak
bisa menerima terutama Josh karena itu artinya saya harus membagi diri Andre,
waktunya, perhatiannya dan keuangannya dengan anaknya.
I think in those
early days of our relationship, Andre worried I wouldn’t able to accept Josh,
foremostly, because it means I have to share Andre’s presence, his time,
attention and money with the boy.
Tapi kenyataannya saya tidak pernah merasa tersaingi atau
tersisih oleh karena adanya Josh. Saya pikir wajar saja kalau Andre lebih
mengutamakan anaknya. Saya pun akan seperti itu kalau dia adalah anak saya.
Jadi, kami damai-damai saja.
But the fact is
I have never felt any rivalry toward the boy nor felt less loved by Andre
because of his presence in Andre’s life. I think it is make sense if Andre
would put his son as his priority. I would do the same if he were my child. So,
the matter has never become a problem for us.
Biar pun begitu ternyata saya sempat gugup dan gelisah
setengah mati ketika Andre akan mempertemukan saya dengan Josh dan Mary.
Still it made me
very nervous when Andre was about to meet me with Josh and Mary.
Saya takut anak itu tidak bisa menerima saya sebagai teman
dekat ayahnya. Ya, sekali pun anak itu dibesarkan oleh ibunya tapi siapa tahu
dia tidak suka kalau ayahnya menjalin hubungan dengan perempuan lain.
What scared me
was the thought if the boy couldn’t accept me as his father’s closest person. So he
was raised by his mother but who could tell if he resent his father having
relationship with a woman who is not his mother.
Saya juga takut Mary akan melihat saya sebagai saingan. Saya
tidak tahu bagaimana reaksinya saat bertemu dengan saya karena belum tentu dia
senang melihat mantannya kini menjalin hubungan dengan saya.
I was also
scared Mary would see me as a rival. I didn’t know how she would react when she
met me because who could guarantee that she would feel okay seeing her
ex-boyfriend is having relationship with me.
Tapi ketakutan dan kecemasan saya ternyata tidak beralasan.
Mary santai-santai saja menyikapi bahwa Andre menjalin hubungan dengan saya.
Dan Josh langsung cepat akrab dengan saya.
But my fears and
worries were all gone. Mary gave it a no sweat attitude upon seeing Andre is in
relationship with me. And Josh needed no time to get close with me.
Bahkan Mary berani menitipkan Josh kepada saya dan Andre
ketika dia kepingin pergi jalan-jalan atau belanja sendiri.
Mary even left
Josh to me and Andre when she wanted to go around or went shopping by herself.
“Is this mean
Keke would be my mother today?” the child asked Andre.
“Hmm.. pasti menyenangkan ya” Andre tersenyum sambil menatap
saya.
“Hmm.. wouldn’t
it be fun” Andre smiled as he stared at me.
“Tapi Mary kan mama saya”
“But Mary is my
mother”
“Ya, Mary akan tetap menjadi mama kamu” saya tidak ingin
dalam keluguannya anak kecil itu berpikir bahwa saya sedang berusaha untuk
mengambil posisi sebagai ibunya “tidak ada seorang pun dan hal apa pun yang
akan merubahnya”
“Yes, Mary will
always be your mom” I didn’t want the boy, full in his innocence, thought that
I was trying to replace his mother’s place “nobody and nothing will ever change
it”
“Keke akan jadi apa dong?”
“So what would make Keke then?"
“Pacar saya” celetuk ayahnya sambil tertawa.
“My girlfriend”
his father laughed.
“Ya” saya nyengir “tapi kamu bisa menganggap saya sebagai
kakakmu atau teman”
“Yep” I grinned
“but you can see me as your big sister or a friend”
“Asyik” anak kecil itu menepuk-nepukkan tangannya.
“Cool” the boy
clapped his hands.
“Begini ajalah” sela Andre “sekarang ada dua perempuan yang
sangat sayang ke kamu, nak, dan kamu sangat beruntung karenanya”
“Let me put it this way” Andre spoke to his son “you have two women who love you so much, kiddo,
and you are lucky to have that”
Dalam kenyataanya ada saat-saat dimana Josh dan saya sempat
adu argumen. Karena Mary dan saya adalah dua orang dengan sifat, pribadi dan
kebiasaan yang berbeda maka cara kami menghadapi Josh juga berbeda.
But there were
times when Josh and I had arguments. Since Mary and I are two people with our
own characters, personalities and habits, we obviously deal with Josh in
different ways.
Kadang tidak jarang saling bertentangan. Apa yang boleh oleh
Mary belum tentu saya perbolehkan, yang bisa diterima oleh Mary belum tentu
bisa saya terima. Begitu pula sebaliknya. Jadilah Josh bingung dan ribut
protes.
Sometimes they
don’t match. What Mary thinks ok is not ok to me. Vice versa. No wonder it confused Josh and we could hear him spoke out his protest.
Dalam hal ini sukurlah Andre mampu menempatkan dirinya
sebagai wasit yang adil.
I am grateful
that Andre can put himself as a fair referee.
Menjadi ibu pengganti tidak selalu mudah. Apalagi kalau anak
itu sudah terbentuk oleh hasil asuhan dan didikan ibu yang membesarkannya. Jauh
lebih mudah menjadi guru yang berperan sekaligus sebagai ibu dari pada harus
menjadi ibu pengganti beneran. Hehe.
So it is not
easy being a surrogate mother. Especially when the child has already formed by
the way he/she is brought up by his/her mother. It is much easier to become a
teacher who also plays a role as a surrogate mother than to become a real
surrogate mother. Lol.
Tapi perkara ibu pengganti, kadang saya sendiri merasa saya
memerlukan seorang yang dapat berperan sebagai seorang ibu untuk diri saya.
But this surrogate mother thing, sometimes I think I myself is in need to have someone
who can play a role of a mother for me.
Saya masih punya ibu tapi ibu saya kadang tidak bisa
berperan sebagai seorang ibu bagi saya karena faktor kesehatan, umur atau
karena kepribadian kami sangat berbeda.
I have a mother
but my mother can not play the role as a mother to me because of her health,
age and our very different personalities.
Ada saat-saat ketika saya sangat membutuhkan seorang ibu
untuk berbagi kebahagiaan dan beban di hati tapi ibu saya tidak dapat
menjalankan peran itu karena tidak sedang dalam kondisi fisik yang baik.
There were times
when I needed a mother to share my joy and burdens in my heart but my mother
couldn’t be that person because she wasn’t feeling well.
Semakin saya bertambah umur, semakin saya dipaksa oleh sikon
untuk menjadi mandiri, tegar, kokoh dan kuat. Tapi tidak menyembunyikan fakta
bahwa saya tetap membutuhkan seorang ibu dan ayah.
As I get older,
I find myself forced by situation to become strong and tough. But still it can
not conceal the fact that I still need a mother and a father.
Dan saya mencari figur ibu dan ayah dalam diri orang-orang
di sekitar saya.
And so I seek
motherly and fatherly figure in the people around me.
Berbahagialah saya ketika saya berhasil mendapatkan apa yang
saya cari. Bukan untuk meniadakan ayah dan ibu sendiri tapi untuk mengisi apa
yang tidak lagi dapat mereka berikan kepada saya.
I am so happy
when I can find what I am searching for. Not to eliminate my own mother and
father but it is to fill what they can not give to me.
Saya tetap mencintai orang tua saya. Tapi saya juga sangat
merindukan dan membutuhkan kasih, kehadiran dan kesanggupan yang kini tidak
lagi bisa sepenuhnya mereka berikan kepada saya.
Psst, Mary mengijinkan Andre membawa Josh berlibur ke sini bulan Desember sampai Januari. So yap, saya akan menjadi ibu pengganti selama dua bulan. Hehe. Pasti akan lebih seru dengan adanya Josh. Saya memang sudah kangen sama dia dan anak itu pun sudah sering menanyakan kapan dia bisa bertemu dengan saya lagi.
Psst, Mary told Andre that he can take Josh here for a holiday this December to January. So yep, I will be a surrogate mother for two months. Lol. It will be fun to have Josh here. I miss the boy so much and he has also been asking when he can meet me again.
No comments:
Post a Comment