Menjadi seorang
penulis blog artinya..
Bebas
Menjadi Diri Sendiri / Free To Be Yourself
Perbedaan nyata antara penulis blog dan penulis biasa adalah adanya kebebasan yang nyaris mutlak dan tanpa batas yang dimiliki oleh penulis blog.
The
difference between blog writer and ordinary writer is the almost absolute freedom and without limitation that blog writer have.
Setiap penulis bisa menulis tentang apa pun yang menarik
minatnya tapi ketika naskah itu dikirimkan ke penerbit untuk diterbitkan dalam
bentuk buku, artikel atau cerita di media massa maka dia kehilangan
kebebasannya karena penerbit akan menugaskan editornya untuk menyunting naskah
tersebut.
Any writer
can write anything he / she wants but when the script is sent to the publisher
to be published as books, articles or stories in mass media, it is when the
writer looses his / her freedom because the script is bound to be edited by the
publisher’s editor.
Penyuntingan dilakukan untuk beberapa alasan. Bukan hanya
untuk melihat apakah tata bahasanya, ejaan atau kata-katanya sudah benar,
lengkap dan rapi, tapi yang terutama adalah untuk menyesuaikan isi naskah
dengan tujuan dan sasaran supaya tidak merugi saat dipasarkan serta tidak
melanggar norma keagamaan, politis atau kaidah-kaidah lainnya.
Editing is
required for some reasons. It is meant not only to make sure the grammar and
the words are correct but most important is to synchronize its content so it
reaches the right readers and therefore, will gain profit. Apart from that is
to have it check that it is not against or offend any religion, political views
or other rules and norms.
Tidak jarang penulis menerima job menulis yang sudah
ditentukan oleh agen atau klien tertentu. Kalau sudah begini jelas sama sekali
tidak ada kebebasan pribadi. Penulis
menjadi seperti karyawan yang bekerja mengikuti kemauan, selera dan
tuntutan perusahaan dimana dia bekerja.
Sometimes a writer
accepts a writing assignment which is of course has to be done by the agent’s
or client’s requirements. Freedom is no longer the issue here. The writer has
turned him / herself just like an employee who has to follow the will, desire
and demand of the company.
Bagi saya pribadi, saya lebih suka menjadi penulis blog
karena lewat media itu saya bisa sepenuhnya menjadi diri sendiri. Saya tidak
perlu berpura-pura. Saya bebas mengungkapkan pikiran dan perasaan saya.
For me
personally, I prefer to be a blog writer because this media allows me to be completely myself. I don’t have to pretend. I
am free to express my mind and my feelings.
Sebagian besar waktu dalam kehidupan saya dilewatkan dengan
harus mengikuti kemauan dan tuntutan pekerjaan, orang-orang di kantor dan di
luar kantor.
I spend most
of my time following and living under work’s terms and regulation, also to please
other people’s wishes, professionally or privately.
Bagi mereka, saya adalah anak manis. Anak anjing yang penurut. Mahluk
yang kadang di anggap dapat diperlakukan seenaknya.
To them, I am
a dear person. An obedient puppy. A creature whom can be treated any way to anyone’s
wishes.
Yang sebenarnya adalah di dalam diri saya tersimpan banyak
bara dan gejolak.
The truth is there
are many fire and passion in me.
Writing has
become my way to release those fire and passion.
Menulis menjadi cara saya untuk menjinakkan bara dan gejolak
itu.
Writing is my
way to tame those fire and passion.
Dengan menulis, saya menenangkan diri, mempelajari diri,
mengenali diri dan mengoreksi diri.
Through
writing, I calm myself, I study myself, I learn to know myself and I corrected
myself.
Menemukan Hal-Hal Menarik / Finding Interesting
Stuff
Orang kadang atau sering beranggapan bahwa
hidup orang lain jauh lebih menarik.
People
sometimes or often think that other people’s life is more
interesting than theirs.
Padahal sebetulnya ada banyak hal yang mewarnai hari-hari
kita.
Where in fact
there are many things that make our days become colorful.
Kalau kita hanya memisahkannya hanya dalam kategori
menyenangkan dan menyebalkan, ya, tentu
saja hidup rasanya tidak menarik.
If we just
put them in pleasant and unpleasant categories, well, life is definitely feels
uninteresting.
Tapi kalau kita mau memperhatikan suatu peristiwa yang kita
alami maka kita bisa melihat ada hal-hal menarik yang bisa direnungkan,
dipelajari, ditertawakan atau disebali.
But if we
take time to see each of those things closely, we can find there are actually
many interesting things to think over, to learn, to laugh or to cry for.
Saya bukanlah seorang pendaki gunung atau penari, bukan pula
seorang dokter atau olahragawan. Saya tidak melakukan banyak perjalanan, saya
tidak bertemu dengan banyak orang dan saya juga tidak melakukan hal-hal yang
luar biasa.
I am not a
mountain climber or a dancer, neither am I a doctor or an athlete. I don’t
travel much, I don’t meet lots of people and I don’t do many extraordinary stuff.
Saya hanyalah karyawan kantoran biasa, yang setiap harinya
melakukan pekerjaan rutin, bertemu dengan orang-orang yang itu lagi, itu lagi.
I am just
like any other white collar, who is doing same stuff everyday and meet same
people from time to time.
Saya seorang yang setiap harinya berjuang menghadapi
kemacetan di jalan demi sampai di kantor yang membayar saya dengan upah
standar.
I am a person
who deals with traffic jam to get to the office that pays minimum wage.
Dan sama seperti banyak orang lainnya, saya bertanggung
jawab harus menghidupi orang lain.
And just like
anybody else, I have responsibility to feed other people.
Saya menghadapi kenyataan umur tidak lagi muda, berat badan
yang lebih gampang naik dari pada turun (hehe), badan yang beberapa kali di
hajar penyakit dari yang kelas recehan sampai yang bikin hati ciut.
I face the reality of not being young anymore, dealing with weight that easily gain than
loses, body that has been having regular illness up to the most nerving one.
Mengira akan menikah di usia 25 tahun tapi 17 tahun kemudian
ternyata masih belum juga menikah, punya teman istimewa selama 5 tahun tapi
tidak menimbulkan hasrat untuk menikah.
Thinking of
tied the knot at 25 but 17 years later is very much unmarried, having just a
partner without having the passion to go to the altar.
Pernah berkeinginan untuk punya anak tapi seiring dengan
lewatnya tahun demi tahun akhirnya malah berpendapat anak hanya akan
menghalangi langkah meraih cita-cita.
Had the
desire to have kids but the passing years have brought me to conclude that a
kid may become a hindrance for me to reach my dreams.
Pernah mengira telah meraih impian tapi desakan ekonomi
membuat saya harus mengejar kepentingan perut.
Once thought
have achieved the dream but financial pressure has forced me to let it go.
Berusaha mencari jalan untuk mewujudkan impian tapi jalur ke
kiri kanan, depan, atas bawah semuanya tertutup dan kebingungan serta frustrasi
karena tidak membuat perubahan atau kemajuan apa pun sementara umur semakin
banyak.
Trying to
find a way to make those dreams come true but the ways to the left right,
forward, up and down are closed and so left me in confusion and frustration
thinking I don’t make any change nor progress while in the meantime I am
getting older.
Tapi saya telah menulis tentang banyak hal hanya bermodal
kehidupan yang kelihatannya serba biasa itu dan setelah tiga tahun, blog ini
mencatat telah hampir 20,000 kali dikunjungi, di lihat atau di baca orang.
But I have
written many things out of that ordinary life and after three years this blog
stat records 20,000 times that it has been visited, viewed or read by people.
Dari kehidupan yang kelihatannya jauh dari menarik dan kalah
hebat dibandingkan hidup orang lain, dalam kenyataannya saya telah menulis
tentang banyak hal menarik.
From that
less interesting and unimpressive compare to other people’s life, I have infact
written about many interesting stuff.
Banyak orang mengatakan tulisan saya enak di baca, menghibur
dan menginspirasi.
Many people
have said that my writings are fun to read, entertaining and inspiring.
Jadi janganlah menganggap sesuatu yang biasa itu sama sekali
tidak menarik.
So don’t
assume ordinary things are uninteresting.
Menjadi
Kreatif / Becoming Creative
Tampilan dalam blog ini adalah hasil kreasi saya. Mulai dari
memilih template, menentukan jenis dan warna huruf, menghiasinya dengan gambar,
foto, lagu, jam digital, pencatat stat dll, semua saya kerjakan sendiri, tidak
belajar dari buku atau diajari orang.
The design in
this blog is the result of my own creation. From picking the template, choosing
the font and its color, filling it with images, photos, songs, digital clock,
stat box etc, all is my work, not by learning how to do it from books or taught
by other people.
Bisa akhirnya sampai ke tampilan seperti sekarang ini
membutuhkan proses tiga tahun karena saya tidak menemukan bagaimana cara untuk
membuatnya atau mendesainnya dalam sekali mencoba.
It took three
years for me to come up with the present blog appearance because I didn’t find
how to make or design it in one time.
Waktu adalah penentu utama. Dan selama dua tahun pertama
memiliki blog ini, waktu saya untuk online tidak banyak.
Time is the main
reason. For the first two years I didn't have much time to go online.
Baru setahun terakhir ini saya punya waktu lebih banyak untuk
online karena pekerjaan sudah lebih saya kuasai sehingga waktu saya tidak habis
seluruhnya untuk mempelajari, mengenali dan melakukan pekerjaan. Tambahan
keuntungan lainnya adalah saya dapat online dari kantor. Ini menghemat waktu,
tenaga dan uang tentunya.. hehe.
It has just been this past year I can have more time to go online because I have known my work better so
I don’t spend much time to learn, adjust and get myself familiar with it.
Another thing is I can go online from the office. This saves time, energy and
money of course.. lol.
Satu hal yang saya sukuri adalah saya ternyata dikaruniai
bakat tidak gaptek karena saya cepat menguasai teknologi satu ini hanya dengan
belajar sendiri, banyak bertanya atau diajari orang lain secara sepintas saja.
One thing I am
grateful is that I am blessed to have the ability to learn
about computer software or programs on my own, with less
supervising from other people.
Padahal dasar pendidikan saya adalah manajemen perbankan.
Tapi kenyataannya saya tidak tertarik pada ilmu hitung menghitung, tidak
berbakat berdagang dan sama sekali tidak punya hasrat ke arah bisnis.
Where as my
educational background is banking management. But in reality I dislike anything
with figures, has no eye for marketing and no passion for business.
Menjadi penulis blog ternyata memberi saya kesempatan untuk
menemukan bakat-bakat terpendam. Beberapa diantaranya tidak saya duga ada dalam
diri saya.
Becoming a blog
writer has actually made me discover hidden talents. Some that I never thought
I would be having.
Tetap Belajar / Keep Learning
Hidup sebenarnya adalah proses belajar tanpa henti.
Life is
actually a never ending learning process.
Saya mulai menulis sejak umur 8 tahun.
I started
writing when I was 8 years old.
Diawali lewat catatan harian. Kemudian menulis cerita-cerita
pendek. Puisi-puisi sederhana. Karangan-karangan yang mulai panjang.
Bereksperimen dengan berbagai macam tema dan gaya menulis.
It begun
with a diary. Followed by short stories. Simple poems. Longer essays.
Experimented with various themes and styles.
Jadi saya telah melewatkan waktu 34 tahun untuk sampai ke
gaya dan kemampuan menulis seperti sekarang ini.
So I have
spent 34 years to get to the present writing style and ability.
Yah, mungkin untuk orang lain masih dianggap kurang canggih,
apalagi karena saya belum menerbitkan satu buku pun dan tulisan-tulisan saya
tidak diterbitkan di berbagai media massa.
Probably it
is seen as nothing for other people, after all, I have never had my writings
published as books or in various mass media.
Tapi di sisi lain ada orang-orang yang menganggap menjadi
penulis blog adalah sesuatu yang luar biasa. Ada yang jadi kepingin punya blog
juga, ada yang bertanya bagaimana caranya bisa menulis dengan gaya seperti ini,
ada yang setiap kali bertemu dengan saya pasti selalu menyapa saya dengan ‘hai,
blogger’.
But in other
side there are people who think becoming a blog writer is actually an
achievement. Some wanting to have a blog too, the others ask how to write in my
style, while a few others have a habit to greet me ‘hi, blogger’.
Apa pun pendapat orang, buat saya menulis memberi kesempatan
bagi saya untuk belajar tentang banyak hal.
Whatever
their opinion is, for me writing itself gives me chance to learn about many
things.
Sebelum saya mulai menulis blog, saya beberapa kali membaca
berbagai blog dan melihat bahwa semua itu tertulis hanya dalam satu bahasa,
entah itu bahasa Inggris atau bahasa si penulis blog. Padahal pembaca blog itu
datang dari segala penjuru dunia.
Before I had
my blog, I read many blogs and I concluded that they are all written only in
one language, English or the writer’s language (non English). Where in fact
blog readers come from around the world.
Saya berkeinginan setiap orang yang menemukan atau
mengunjungi blog saya bisa mengerti apa yang saya tulis tanpa terbentur oleh
faktor bahasa.
I want
anybody who crosses or visits my blog can read my blog without any language
barrier.
Lagi pula, saya mencintai bahasa asing. Inggris terutama.
Beside, I
love foreign languages. A fond for English.
Hanya saja kendalanya adalah kalau saya tidak terus menerus
melatihnya, otak bahasa saya jadi berkarat. Tata bahasa saya berantakan. Perbendaharaan
kata dan ungkapan dalam bahasa itu tiba-tiba saja macet.
The thing is
if I don’t practice it regularly, my brain seems to get rusty. My grammar
becomes a mess. My vocabularies are stuck.
Saya dalam keadaan capek, mengantuk atau sedang emosi pun
bisa bikin bahasa Inggris saya jadi kocar-kacir. Tidak lucu dong kalau sedang
kesal dengan Andre, misalnya, tapi tidak bisa mengomel karena mendadak
kemampuan berbahasa Inggris saya hilang semua dari otak. Hehe.
Not only
that. Whenever I am tired, sleepy or in bad mood all my English seems turn
upside down in my brain. Well, it is just not fun when I am upset to Andre, for
example, but I can’t yell at him because all my English disappear from my
brain. Lol.
Hidup adalah suatu proses belajar. Sekali pun saya memiliki
banyak kenalan orang asing, bahkan teman istimewa saya juga adalah seorang
asing dan saya bekerja sampingan sebagai guru les bahasa Inggris tapi tetap
saja saya harus terus menerus mengasah kemampuan berbahasa Inggris.
Life is a
learning process. Though I have many foreign acquaintances and my own dear friend
is a foreigner and I have side job as English tutor but I still have to keep
learn and improve my English.
Ah, saya tidak keberatan.
Well, I
don’t mind.
Mempelajari sesuatu itu menyenangkan kok.
Adanya
Kebahagiaan dan Kepuasan / The Happiness and Contentment
Jaman sekarang ini uang menjadi dewa.
Money is the modern time god.
Uang menentukan kebahagiaan dan kepuasan atau penderitaan
dan kesusahan.
Money
drives the happiness and contentment or pain and misery.
Saya telah melakukan banyak hal yang saya harap tidak pernah
saya lakukan kalau saja tidak di desak oleh kebutuhan keuangan.
I
have done things that I wish I never did if not because of money.
Menjadi penulis blog adalah satu dari sedikit hal idealis
yang saya pertahankan untuk tetap dilakukan sekali pun tidak menghasilkan uang,
bahkan meminta pengorbanan dalam bentuk waktu, tenaga, perhatian dan juga uang
pribadi.
As a
blog writer I am able to hold on the very few of idealist stuff, something that
is not money oriented, infact it has taken my personal time, energy, attention
and money.
Jadi itulah hal-hal yang membuat saya lebih suka menjadi
penulis blog walau pun tetap berkeinginan suatu hari nanti bisa menulis buku.
No comments:
Post a Comment