Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Monday, August 27, 2012

The Things I love are… (2)

Good Music

Kalau soal membaca, ada orang yang kutu buku dan ada yang tidak. Tapi kalau soal musik, tidak mungkin ada manusia yang tidak suka mendengarkan musik. Bahkan rasanya kecintaan manusia pada musik bisa melebihi kecintaannya pada buku. Buktinya ditempat umum jarang terlihat orang duduk sambil membaca. Sebaliknya adalah pemandangan sehari-hari untuk melihat orang berjalan, duduk, bekerja atau tiduran dengan earphone menempel ditelinga yang menandakan orang itu sedang mendengarkan  musik.


Saya perhatikan rata-rata penumpang dikendaraan umum sekarang sudah jarang duduk bengong atau terkantuk-kantuk karena kecanggihan teknologi membuat hp tidak lagi berfungsi hanya sebagai alat komunikasi. Hp kini sudah bisa menjadi alat untuk mendengarkan musik.

Baru-baru ini saya membeli hp milik teman saya. Bukan hp baru tapi kondisinya masih baik karena dia orang yang berhati-hati dalam memakai barang elektronik. Yang membuat saya gembira adalah saya bisa mendengarkan musik dengan memakai hp itu. Musiknya dapat diupload dari komputer.

Nah, kebetulan memang saya rajin mengunduh lagu dari internet. Jadi tinggal saya pilih lagu-lagu yang saya sukai dari sekian banyak lagu unduhan tersebut, untuk saya simpan disimpan dalam kartu memori di hp baru saya ini.

Jadi kegiatan rutin saya begitu duduk di angkot adalah mendengarkan lagu lewat hp ini. Sedap. Perjalanan jadi tidak berasa membosankan. Macet sekalipun tidak lagi membuat  saya uring-uringan.

Tapi tentu saja saya pilih-pilih tempat. Demi keamanan hp, saya hanya berani mendengarkan musik dari hp bila berada dalam kendaraan umum yang rutenya sudah rutin saya lalui sehingga saya kenal benar aman atau tidaknya, bebas atau tidak dari preman dan begal. Itu pun kalau sudah malam atau kalau naik kereta ekonomi, lebih baik hp ngumpet dengan aman dalam tas.

Musik bagi saya tidak hanya berfungsi untuk menghilangkan kejenuhan diperjalanan atau menghibur hati saat sedang terjebak macet.

Saya tidak bisa menulis tanpa musik. Biar pun ide di kepala ada segudang tapi tanpa musik, idenya macet. Tidak mau keluar dari kepala. Hehe. So setiap kali saya sudah duduk didepan komputer atau netbook untuk mulai menyusun tulisan, musik harus ada. Ini berbeda dengan kalau saya sedang bekerja di kantor. Tanpa musik pun saya tetap bisa bekerja. Lucunya musik malah bisa mengganggu konsentrasi kerja sehingga saya memilih lebih baik tidak ada musik sama sekali di jam kerja, kecuali kalau pekerjaan sedang tidak banyak atau tempat kerja rasanya sedang amat sangat sepi.

Kalau sedang menulis, musik bagi saya bagaikan rokok atau kopi. Kalau tidak ada musik, saya bisa sakau. Otak saya buntu. Idenya tidak bisa keluar. Garing. Jadi tidak peduli saya sedang menulis untuk blog atau artikel majalah, musik harus mengiringi proses penulisan dari awal sampai akhir. Tidak peduli lagunya itu lagi, itu lagi. Hehe.


 Tapi ya koleksi lagu-lagu saya pastinya juga tidak sedikit. Kalau tidak bisa bosan nantinya. Untuk itu saya rajin mengunduh lagu lewat www.4shared.com. Tanpa saya sadari rupanya lagu-lagu yang saya unduh sudah banyak sekali karena beberapa teman yang membuka folder koleksi musik saya pasti akan kaget melihat banyaknya lagu yang tersimpan disana.

Fakta lucu tentang musik adalah jenis tulisan yang sedang saya buat tidak ditentukan dari musik yang saya dengar. Maksudnya begini, ketika menyusun tulisan bertema serius atau mellow, musik yang saya dengarkan justru yang berirama cepat dari yang model Lady Gaga, Bon Jovi, Madonna sampai Britney Spears.

Begitu pula sebaliknya, musik slow yang mendayu-dayu cenderung mellow yang justru mengiringi penyusunan tulisan yang temanya lincah. Aneh kan… saya sendiri juga heran. Hehe. Tapi itu membuktikan bahwa tulisan-tulisan saya tidak ditentukan oleh musik yang sedang saya dengarkan. Saya hanya membutuhkan musik untuk membuat ide yang ada dikepala saya dapat keluar.

Seenak-enaknya mendengarkan musik rekaman, tentunya lebih enak mendengarkan yang live music. Waktu masih kerja di Jakarta, hampir setiap akhir pekan saya dengan mantan pacar atau teman-teman kantor pergi ke café. Kami tidak sekedar mencari tempat untuk nongkrong. Kami mencari hiburan live music.

Dengan hanya membayar cover charge 50 ribu (tahun 1990an), dapat segelas welcome drink dan bisa nongkrong sampai cafénya tutup. Kalau belum puas tapi cafenya sudah tutup, ya pindah ke café, pub atau bar lain yang masih buka diatas jam 12 malam. Pernah terjadi dari malam sampai subuh kami club hopping lebih dari 3 kali. Yang penting saat itu semua masih kompak mau nongkrong, cari tempat yang terkenal musiknya enak dan duit di dompet masih tebal .. hehehe.

Perkara live music ternyata menjadi salah satu dasar pertimbangan saya memilih gereja untuk beribadah. Selama tinggal di Jakarta, saya beribadah di gereja-gereja karismatik yang memang terkenal dengan pujian penyembahannya dan karena punya band pengiring yang lengkap.

Setelah tinggal di Bogor, saya beribadah dan kemudian bekerja di gereja Protestan. Walaupun orang-orangnya baik tapi soal pujian penyembahannya… aduh mak, buat ukuran orang karismatik, ini mah sepoi-sepoi banget. Lagu-lagunya kebanyakan mendayu-dayu. Maaf ya, saya pribadi menilai cara penyembahannya sangat kurang menggugah semangat. 

Atau mungkin ini karena saya tipe orang yang lebih memilih musik berirama lincah dan cepat? Tapi kalau saya yang berusia 41 tahun masih tetap menyukai musik seperti itu, bagaimana dengan anak muda dan anak remaja yang masuk ke gereja Protestan dan melihat musiknya lemes-lemes begitu? Umumnya anak-anak seperti itu kan masih melonjak-lonjak semangatnya. Manalah betah disuguhi musik yang adem ayem? Hehe.

Sekarang ini saya hampir tidak pernah lagi club hopping. Soalnya teman-teman pergaulan saya modelnya jauh berbeda dengan yang dulu. Jadi enak juga kalau sekali-sekali ketemu dengan teman-teman lama. Cuma sayangnya rata-rata mereka sudah pada berkeluarga. Diajak clubbing, eh, mikir ntar anak di rumah di tinggal sama siapa atau yang masih punya anak kecil masa sih mau dibawa nongkrong ke café? Hehe.

Nah, si bule lagi liburan disini. Enaknya karena kami sama-sama belum nikah, belum punya anak, tidak terikat dengan siapa pun, suka clubbing dan punya selera musik yang kurang lebih sama (serta yang penting dia mau ngebayarin karena saya tidak setajir dulu. Bukannya saya morotin dia, lho, tapi clubbing itu ga murah.. hehe) membuat kami bebas keluyuran kemana saja. Buktinya sudah berapa kali kami ke Jakarta dan club hopping demi mencari live music yang enak.

Dengerin musik sendiri memang enak tapi ada sensasi rasa yang berbeda kalau ngedengerin musik bareng-bareng temen, pacar atau orang yang.. hm, istimewa..
___________________________________________

When it comes to reading, we know not all people are born to become book worm. But it’s a different thing with music as it is almost impossible to have any living human who doesn’t like music. These days it is an everyday sight to see people walk, sit, work or lie down with earphones on their ears, indicating that they are listening to music.

I have been noticing that I rarely see commuters sit with sleepy eyes or long faces in train, bus or other public transportation. All thanks to their cellphones that can function as music player.

I just recently bought my friend’s cellphone. Though it’s not new but it’s in good shape because he keeps his stuff neatly. Now what makes me happy is this cellphone has a memory card where I can store my favourite songs.

So the next thing I do after I get in any vehicle is to put the earphone and play the songs. Commuting is no longer a boring routine. Traffic jam is not a torture anymore.

However, for safety sake I only play the music on my cellphone when I am in public transportation that I use regulary.

Music in the meantime is not a tool to get rid my boredom when I am commuting.

I can’t write without music. So whenever I sit infront the computer or netbook, ready to write, I must play some music or the ideas won’t get out of my mind. It’s a different thing when I am at work. I can’t concentrate doing my work if I play the music. So I only play it when I know I have less work or I feel so all alone in the office.

I need music to help me put the ideas in my head out and make it into writing. That’s how it works. Other writers can’t write well without cigarette or coffee. With me, it’s the music. The whole writing process needs to be accompanied by music. From start to the end. It doesn’t matter if I play the same songs over and over again.

I of course have lots of songs I have downloaded from www.4shared.com. I didn’t know I have lots of songs not until I have friends said their surpriseness upon seeing my music collection in the computer.

Funny thing is I don’t listen to slow music when I write about mellow or serious things. the fact is I listen to Lady Gaga, Bon Jovi, Madonna, Britney Spears songs.

And I listen to slow music when I write about exciting stuff. So basically the music I listen when I write doesn’t determine the kind of script I write. It doesn’t set certain kind of mood I need to write. I just need it to help me taking out the ideas in my head so I can put it into writing.

Speaking about listening to recorded songs, live music performance surely is more enjoyable. I remember when I was still living in Jakarta, my friends or former boyfriend and I would spend our weekend at café, pub or bar. Not just to hang out at those places. We were looking for live music performances.

By paid only Rp.50.000 as entrance fee (in the 1990s) we got welcome drink and could stay until it closed. If the mood is still on, we would go to other café, pub or bar. The most important things are we agreed to do club hopping and we were not ran out of money, lol.

Live music has somehow became my consideration in choosing the church I would go to. When I was living in Jakarta, I went to churches that I knew had full set of band because they would make good worshipping music.

I went to Protestant church after I moved to Bogor. It is when I realize how different their music is. Compare to charismatic churches I attended in Jakarta, their music is so very slow. I find their worshipping music is too calm, less moved me. I’m sorry but that’s exactly how I feel.

Or is it because I happen to be the kind of person who prefers energetic music? But if I, who is 41 years old, prefer that kind of music then how about younger people or teenagers would react to such calm music in Protestant churches? We all know that they are still in their high energic age. Could they stand to listen to calm music?

It can be said that I never do club hopping. The people with whom I am be friended are different my former friends. It is why I like it when I can meet my old friends because I know we have same interests. The problem is most of them are married and raised their families. When asked to go clubbing, they were bothered by the thoughts who would look after their kids. It wouldn’t fun to bring kids to café, pub or bar, right?

Good thing is my foreign buddy is on summer holiday here. Since each of us is single, childless, not in relationship with anyone, like clubbing and have the same taste in music (and oh, don’t forget that he is the one who pays all the expenses.. lol, doesn’t mean I am a material girl but the fact is clubbing is pricey), it gives us the freedom and all excuse to go clubbing at any places that we like. We have been to Jakarta several times, hunting for places that have good live music.

It is fun to listen to music in solitude but it has different sensation to listen to music with friends, loved ones or with someone special...

No comments:

Post a Comment