Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Wednesday, August 8, 2012

Cinta (2) / Love (2)

Cinta Tak Ber-karena / Egoless Love


Saya menemukan jenis cinta seperti ini hanya ada pada orang tua. Karena hanya orang tua yang Tidak mengatakan hal-hal dibawah ini kepada anak-anaknya;

Aku mencintaimu karena kamu baik kepadaku,
Aku mencintaimu karena kamu cantik / tampan,
Aku mencintaimu karena kamu pintar,
Aku mencintaimu karena kamu berhasil,
Aku mencintaimu karena kamu kaya,
Aku mencintaimu karena aku mendapat keuntungan dari kamu.

Tapi jangan salah, tidak berarti semua orang tua memiliki cinta seperti ini.

Saya bersyukur mempunyai orang tua yang betul-betul memberikan seluruh cinta tulus mereka kepada saya.

Ayah saya datang dari keluarga yang berantakan. Rumah tangga orang tuanya pecah waktu bokap baru umur 13 tahunan. 4 anak lelaki kemudian ikut dengan ayah mereka sementara 2 anak perempuan yang terkecil ikut dengan ibunya.

Stress karena ditinggal oleh istrinya membuat mendiang kakek saya hidup bagai pertapa. Pekerjaannya kocar kacir. Sepanjang hari beliau mengurung diri dikamar. Jadi 4 anak lelakinya besar tanpa figur orang tua.

Berbekal pengalaman pahit itu ayah saya bertekad untuk tidak mau anak-anaknya mengalami hal yang sama. Dan memang dari saudara-saudaranya itu, papa yang paling sabar, lembut, penyayang dan punya sifat sangat melayani.

Orang sering mengira saya anak tidak tahu adat karena sampai setua ini pun saya masih serba diurusin sama bokap. Tidak jarang mereka menganggap saya anak yang kelewatan manja.

Tapi satu hal yang mereka tidak ketahui, ayah saya bisa mati patah hati kalau melihat dirinya tidak dibutuhkan oleh saya. Karena kebahagiaannya adalah bila dia melihat saya terpelihara dengan baik dan itu harus dilakukannya sendiri.

Ya, memang cara seperti itu tidak mendidik dan mendorong anak untuk jadi mandiri.

Pernah ada masa ketika saya mengalami bagaimana saya tidak becus mengurus diri sendiri. Masak nasi tidak bisa, pegang pisau kagok, sampai mengobati diri sendiri pun saya tidak bisa melakukannya dengan benar. Sehingga pada waktu sakit, saya harus telpon bokap di rumah untuk menanyakan jam berapa saja saya harus minum obat.

Nah, sekali waktu saya pernah ke Bali pada waktu saya sedang pilek dan karena terbiasa papa yang ngatur jam berapa saja obatnya harus di minum, saya kebingungan mengatur dan mengingat jam berapa saja obat antibiotik itu harus di minum.

Hard Rock Cafe, Bali - 1998.
The night we went drinking & I fainted the next morning
Parahnya lagi malamnya saya pergi bersama teman-teman ke café. Saya lupa saya sedang minum obat antibiotik. Malam itu kami tidak hanya makan-makan, kami minum berbagai macam minuman alkohol. Wah, jangan sekali-sekali mengkonsumsi minuman beralkohol saat sedang dalam pengobatan yang menggunakan obat antibiotik. Pada waktu itu saya tidak menyadari bahayanya. Yang saya tahu adalah jam 2 pagi saya pulang ke hotel dalam keadaan setengah mabok dan jam 7 pagi saya jatuh pingsan di kamar.

Papa langsung panik waktu mengetahui peristiwa itu. Kalau tidak dilarang mungkin langsung nyusul saya ke Bali. Hehe.

Saya tidak bisa menyalahkan orang tua saya karena terlalu mencintai saya. Terutama ayah saya. Kenyataan bahwa hanya saya yang hidup dari 3 orang anak mereka membuat mereka semakin amat sangat mencintai dan melindungi saya.

Walaupun cinta itu juga pernah membuat saya jadi goblok ampun-ampunan. Hehe. Ya, lihat saja pengalaman saya di atas itu.

Tapi dipikir-pikir, Tuhan sudah memberikan kepada saya orang tua yang penuh kasih dan perhatian. Buktinya banyak yang ngiri melihat kedekatan saya dengan bokap nyokap.

Sekarang ini saja rekan kerja saya tampaknya akrab dengan bokap sampai saya pernah mengatakan padanya bahwa saya tidak berkeberatan berbagi bokap-nyokap dengan dia karena dia datang dari keluarga yang memiliki 13 anak. Pastilah orang tuanya tidak bisa memberikan cinta dan perhatian sebesar yang diberikan oleh orang tua saya kepada saya.

Saya tahu orang tua saya tidak pernah kehabisan cinta. Saya tidak akan melarang mereka untuk membagikan cinta itu kepada siapa pun yang mencari dan membutuhkan cinta tak ber-karena.
_________________________________________

This kind of love can only be found in parents. Only parents who do not say these things to their children;

I love you because you are kind to me,
I love you because you are pretty / handsome,
I love you because you are smart,
I love you because you are a success person,
I love you because you are loaded,
I love you because you are profitable to me.

Well, not every parents are like that, of course.

I am blessed to have parents who give me all of their egoless love.

December 2010
My father came from broken family. His parents splited when he was around 13 years old. 4 of the sons were taken under their father’s custody while the 2 youngest daughters were under the mother’s custody.

Broken hearted for being left by his wife made my late grandfather lived an isolated life. He abandoned his work. Made his sons grew up without parents figure.

This bitter childhood experience made my father vowed that he would never do the same to his children. And it turns out that he is the most loving, kind hearted person among his siblings.

People oftenly thought I were somekind of a spoiled kid because my father is still very much taking care me until I am this old.

What they don’t know is my father would die in misery if he saw me treat him like I didn’t need him anymore.

I know his way is not good.

There was time when I really unable to take care of myself. I didn’t know how to cook rice, I couldn’t use the knife, I couldn’t even care for myself when I got sick.

So evertime I got sick, I have to call home to ask my father what time I should take the medicine. As it happened once when I was vacationing to Bali and I had flu. Being used to have my father who always remind me to take the medicine made me had dizzy in remembering what time I should take it.

Disaster came on the first night. I had dinner with friends at a café. We had drinks after that. I can tell you that antibiotic, alcohol and coffee should never be mixed. I went back to the hotel half drunk and passed out the next morning.

My father got panicked once he learned about it that he would catch the next plane to Bali. Lol.

I can’t blame my parents for loving me too much. My father especially. The fact that I am their only child of three who survives make them love me more and become over protective.

Eventhough that love has once turned me into a person who couldn’t take care of herself. Lol.

But I am thankful to God to give me parents with such enormous love. I know lots of my friends envy it and consider me lucky to have loving parents.

I have seen that my colleague seems to bond with my father that I once told him that I don’t mind for sharing my parents with him. He comes from a family that has 13 children. His parents surely couldn’t and can’t give love and attention as much as my parents.

I know my parents never run out of love. I won’t tell them not to give their egoless love to anybody who seeks and needs it.

No comments:

Post a Comment