Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Thursday, February 3, 2011

Justin ngamuk / Justin in rage

Kamis (27/1) pagi lagi asyik-asyik duduk di deretan paling belakang sambil dengerin Evelyn cuap-cuap di depan kelas & ngawasin anak-anak, eh.. kok denger Justin di luar nangis & ngoceh keras-keras. Ada apa ya? Tadi dia keluar karena mau nyobain seragam baru. Abis seragam kotak-kotaknya yg sekarang sudah sesak banget. Perutnya makin mancung. Perlu perjuangan kalau mau ngaitin kaitan celananya. Hehehe.

Nah jadi kok tiba-tiba dia nangis? Saya buru-buru keluar & lihat dia lagi berdiri di depan kelas PG (Playgroup). Nangis. Ngomel. Hayoo, ada apa nih? Penjelasannya simpang siur dari kepsek, teteh & mamanya. Yah, ga penting. Yg saya lihat anak itu perlu ditenangkan dulu jadi saya balik lagi ke kelas ambil tempat minumnya. Tapi kok habis minum ‘apinya’ belum padam juga nih.

“Udah Pin, tinggalin dulu anak lu” kata saya ‘ngusir’ mamanya Justin karena lihat anak itu lagi sewot-sewotnya ke mamanya. Bikin mamanya ikutan sewot. Wah, perang emak ama anak ini bias tidak ada habisnya kalau dibiarin jadi harus dipisahin dulu.

Saya sudah beberapa kali lihat Justin marah-marah ke mamanya tapi kali ini kok dahsyat juya. Yg bikin prihatin adalah dia ‘merepet’. Ngomel ngata-ngatain mamanya & malah beberapa kali juga bikin gerakan kayak mau mukul temannya. Wah, kacau nih. Tidak nyangka Justin bisa jadi seagresif ini.

Saya kasih dia minum. Saya lap airmatanya, buang ingusnya, kipasin dia, elus-elus punggungnya supaya dia jadi tenang tapi karena merepetnya itu tidak berhenti juga, saya jadi tegas dengan mengatakan itu prilaku yg tidak baik & yg tidak saya sukai. Untunglah dia mau dengar & setelah kita bersama-sama berdoa pagi, berangsur-angsur amarahnya reda & perhatiannya teralih dengan kegiatan yg kita lakukan di kelas.

Tapi peristiwa ini bikin saya jadi ingat beberapa episode dari tayangan ‘Super Nanny’ di Metrotv yg menunjukkan bagaiman Nanny Jo Frost tidak menolerir prilaku anak yg merengek & mengomel. Anak harus tetap diberitahu batasan-batasan dalam berprilaku bahkan pada saat mereka sedang marah. Ini tentang mengajar anak mengendalikan prilakunya.

Ya memang bukan hal gampang untuk anak usia TK / batita. Tapi jauh lebih baik untuk menanamkan sesuatu sedini mungkin. Caranya dengan memberitahu anak dengan lembut & tegas bahwa prilaku merengek & mengomel tidak baik. Selain itu juga mengajar & melatihnya meredakan emosi dengan menempatkannya di ruangan yg tenang, jauh dari benda-benda berbahaya mengingat anak senang ‘menggeratak’ barang apapun yg dapat diraihnya sebagai pelampiasan emosinya. Ini kalau anak tidak bias segera tenang & tidak juga dapat dialihkan perhatiannya.

Yg jelas jangan biarkan anak mengamuk membabibuta karena kita ogah berada disekitarnya karena ikut terpancing jadi emosi / karena takut – bingung menghadapi luapan emosi anak tsb. Karena kalau dibiarkan seperti ini maka nanti bisa menjadi kebiasaan yg mengakar sampai dia menjadi dewasa. Yg terkena ‘getah’nya bukan cuma orang tua / sodara-sodaranya saja tapi bisa juga teman, pacarnya, pasangan hidupnya, anak-anaknya & orang-orang lain. Kasihan kan mereka kalau hal ini terjadi.

Kita jangan mengandalkan pada harapan bahwa toh nantinya dia akan mampu merubah sifat / kebiasaan jeleknya setelah dia besar. Kalau dia mau berubah. Bagaimana kalau dia memilih untuk mempertahankan prilaku / sifat / kebiasaannya yg tidak baik itu?

& jangan pula menenangkan amarahnya dengan cara ‘menyogoknya’ dengan menjanjikan / meberikannya benda-benda tertentu. Anak itu pintar, lho. Mereka mempelajari & mengingat kelemahan & kekuatan kita. & mereka ahli menemukan cara untuk memakai kelemahan kita demi mendapatkan apa yg mereka inginkan. Mereka bahkan bisa mengendalikan kita. Tidak percaya? Coba mulai perhatikan apa tangisan & amukan anak anda memang murni karena mereka sedang merasa sakit, sedih, marah atau takut.
__________________________________________________________________

I was sitting at the back row in the class this Thursday morning (Jan 27th) when I heard Justin cried outside. He went to PG (Playgroup) class to have his new uniform fitting so I wondered what made him cried. I went out & saw him cried & grumbled. No one gave me clear explanation so I went back inside to get his water bottle but he was still at rage even after took a drink. I even saw him & his mother started to get more intense so they needed to be separated so I took Justin inside the class. 

Inside I sat next to him, wiped his tears, cleaned his nose, gently caressed his back to calm his down but he kept grumbling & even cursing his mother not to mention he jumped up to his nearby friends, made a gesture of punching & kicking them. That was when I took a stern step by telling him such behaviour is not good & therefore it's unacceptable. 

I'm glad he finally could calm down & got distracted by class activities after the morning prayer was held. However, this incident reminded me to some of "Super Nanny" episodes where nanny Jo Frost showed how to handle children's tantrum & aggressive behaviours. 

The point is not allow them to make their emotional tantrum / rage go uncontrolled. They need to know & learn about limitation, what's acceptable & what's not. The younger the kid know about it & know how to handle & control his / her tantrum / rage, the better it is. 

We need to instill positive values in our kids so they wouldn't grow up & root in their bad habits & behaviours. We can't expect they'd change by themselves after they get older. How if they don't change? How if they prefer to keep on their 'comfort zone' of their habits & characters? We all know that old habits die hard, right?

Teach the kids cooling down techniques such as taking a deep breath, put in a quiet room, alone for a while. If it's possible don't put the kids near things because they like to grab, throw, kick things when they've tantrums.

& don't bribe them by giving them things, food or drink to calm them down. Kids are smart. They learn to recognize our strenth & weaknesses. They're the expert of using tears to rage to get the things they want us to do / to give them. Don't believe me? Observe your kid's tears to see if it's pure made of pain, sickness, sadness, anger or fear.

No comments:

Post a Comment