Kamis pagi (10/2) sudah sibuk nulisin soal-soal untuk les anak TK B nanti di buku tulis anak-anak yang masuk dalam rombongan saya. Tidak seperti semester lalu yang masing-masing guru mendapat 6 anak, yang sekarang ini masing-masing mendapat 5 anak.
Karena Tania, Brili, Satrio, Agel & Manuel sudah lancar membaca maka saya tinggal melatih mereka dengan soal-soal yang nantinya akan diberikan pada mereka di kelas 1 SD. Soal-soal seperti pilihan ganda, soal betul-salah, matematika, IPA, PKN.
Justin amat sangat tertarik pada buku les Agel yang bergambar batman & superman sampai akhirnya saya harus menyembunyikan buku itu karena dia tidak bisa berhenti membalik-balik buku tersebut untuk melihat gambar 2 tokoh kartun itu yang memang tercetak di setiap lembar halamannya walaupun gambarnya ya itu itu lagi. Tapi tetap saja dia membalik setiap lembar halamannya dari depan sampai ke belakang. & saya agak heran juga karena bisa berulang-ulang dia lakukan sementara yang saya tahu anak kecil hanya akan melakukan pengamatan terhadap obyek yang menarik perhatian / minatnya tidak lebih dari dua kali.
Haduh, hari ini cuacanya panas padahal paginya dingin. Membuat saya agak uring-uringan. Suasana dalam kelas pun agak kurang mendukung. Beberapa anak agak sulit dikendalikan. Misalnya March yang karena terlalu sibuk bicara jadi tidak memperhatikan guru.
Justin pun entah mengapa agak sulit dikendalikan. 3 kali saya harus meletakkannya di kursi hukuman karena ribut & mengganggu teman. Saya kira sekali saja akan manjur. Tapi hari ini agak di luar kebiasaan.
Yang saya herankan adalah dia bisa mengingat setiap kata yang saya ucapkan saat mengingatkan anak-anak di kelas untuk tidak ribut.
Dia bisa mengutip setiap perkataan saya itu tanpa salah tapi rupanya hal ini untuk membuat saya menyadari bahwa seorang anak bisa saja mengingat setiap detil dari perkataan atau kelakuan kita tapi tanpa disertai dengan pengertian akan arti / makna dari perkataan atau kelakuan kita tersebut.
Contohnya yang terjadi pada Justin. Dia beberapa kali berkata (mengutip perkataan saya) ‘Jangan ribut. Anak kelas sebelah lagi belajar’. Tapi berkali-kali pula dia bicara dengan suara yang sangat keras sekalipun sudah saya peringatkan untuk tidak melakukan hal itu & bahkan akhirnya terpaksa menyuruhnya duduk di kursi hukuman tapi anehnya masih juga dia mengulangi lagi mengutip perkataan saya tentang keributan & tetap juga ribut.
Saya tidak tahu apakah baginya ini merupakan suatu permainan baru di mana dia mengutip perkataan saya untuk kemudian melanggar apa yang dikatakannya itu.
Saya pernah membaca tulisan Dr. Spock di bukunya (saya lupa judul buku itu karena itu buku tua sekali, hampir setua saya karena di beli ibu saya saat sedang mengandung saya).
Di dalam buku itu ada contoh kasus seorang bayi yang berada dalam boksnya yang baru menemukan ‘keasyikan’ saat melihat bahwa setiap kali dia melemparkan mainannya keluar dari boks & mainan itu jatuh ke lantai, maka setiap kali itu pula ibunya akan mengambil & mengembalikan mainan itu ke dalam boksnya.
Si ibu yang tidak mengerti bahwa bayinya sedang menemukan suatu permainan / suatu penemuan baru, merasa kesal karena mengira anaknya jahil.
Jadi pagi ini saya sempat menduga-duga apakah hal yang kira-kira sama ini sedang terjadi antara Justin & saya.
Ataukah dia sedang menguji sampai di mana konsistensi saya dengan ucapan saya sendiri. Dalam hal ini yang saya jadikan acuan adalah tayangan yang saya tonton dari ‘Nanny 911’ & ‘Super Nanny’. Dalam tayangan itu memang terlihat bagaimana umumnya anak akan menguji konsistensi orang dewasa disekitar mereka tentang perkataan yang mereka berikan kepada anak tersebut.
Kalau misalnya kita mengatakan pada seorang anak bahwa dia harus membereskan mainannya atau harus menghabiskan makanannya atau harus mengerjakan pe-er maka jangan terlalu berharap dia otomatis akan melakukannya.
Beberapa anak akan melakukan hal sebaliknya bukan semata karena mereka tidak bisa, tidak mau / tidak mendengar tapi karena mereka ingin melihat sampai di mana tingkat keseriusan ucapan kita tadi. Apakah kita akan teguh memegang ucapan itu / kita bisa berkompromi / kita bisa kalah dengan kemauan anak?
Bagi anak ini hanyalah seperti suatu permainan juga tapi bagi kita orang dewasa hal ini adalah ujian.
Memang melelahkan & sama sekali tidak menyenangkan kalau bertemu dengan sikon-sikon seperti ini. Saya tidak menyukainya sama sekali. Saya tidak suka saat saya harus adu kekuatan kemauan seperti ini. Saya tidak suka setiap kali saya harus memberi peringatan pada seorang anak yang jelas-jelas tidak mendengarkan & mematuhi perkataan saya. Saya tidak suka harus menaruh seorang anak di kursi hukuman. Saya tidak menyukainya tapi saya tahu saya harus melakukannya.
Saya bersyukur ada tayangan seperti ‘Nanny 911’ & ‘Super Nanny’ yang menunjukkan bahwa saya bukan satu-satunya orang yang merasa seperti itu / yang berada dalam sikon seperti itu. Ada banyak orang tua yang akhirnya kesulitan menghadapi anaknya sendiri karena mereka tidak konsisten, karena terlalu lemah dalam menjalankan disiplin, karena terlalu permisif.
Memang tidak mudah menghadirkan seorang anak di dunia ini. Tapi lebih tidak mudah lagi setelah dia hadir di dunia ini karena tugas kita tidak hanya menghadirkannya di dunia. Kita harus membuatnya menjadi seorang manusia & bukan hanya menjadi manusia yang tumbuh sekenanya.
Itulah yang membuat saya merasa saya tidak sanggup membayar harga yang mahal untuk memiliki anak sendiri. Saya tidak membicarakan tentang biaya perawatan, persalinan, pendidikan / biaya-biaya seputar memiliki & membesarkan seorang anak. Ini harga yang tidak memiliki nilai nominal secara materi.
Pertanyaan Kekey hari ini yang membuat saya kembali merenungkan hal-hal tentang memiliki seorang anak.
“Ibu punya anak?” itu yang tiba-tiba dilontarkan Kekey pada saya.
“Ini anak bu guru” saya tersenyum sambil melambaikan tangan saya ke arah teman-temannya & kepada dirinya “Kalian semua anak bu guru”
“Bukan itu” Kekey tertawa “Anak bu guru sendiri”
Wah, saya agak tergagap juga mendengar seorang anak berumur 5 tahun bisa mengajukan pertanyaan seperti itu. Perlu waktu kira-kira semenit sebelum saya mampu menjawab pertanyaannya karena saya mempertimbangkan apakah saya harus memberinya jawaban jujur / jawaban diplomatis.
“Tidak, Key, saya tidak punya anak sendiri” saya memilih untuk memberinya jawaban jujur.
Saya pulang hari ini masih tetap membawa ingatan akan hal-hal yang terjadi pada hari ini & merenungkannya…
_________________________________________________________________
Thursday morning (Feb 10th) & I was busy writing questioner on the books for the 5 kids in my group. They are the kids in the senior class who are going to extend their education to elementary school in July. So since they can already read well I don’t have to work on their reading anymore & can prepare them with questioner that they give to the first graders. Questioner such as multiple choice, true & false kind a stuff, math, science & so on.
Agel’s book took much of Justin’s interest because it has batman & superman picture & he kept turned each page just to see the same picture printed on each of the pages. To my surprise he just didn’t get enough of it that at the end I had to hide the book.
It’s a damn hot today. Maybe it made me felt a bit restless. Maybe it was also what made the kids restless. Some of them were even hard to control.
March for example who couldn’t stop talking that it made him paid less attention towards the teachers.
Had to put Justin on naughty chair 3 times today because he was noisy in class. To my puzzlement & surprise is he could repeat my words when I reminded the class not to get noisy “hush, don’t get noisy. We would make the kids in the next class can’t study” but it was he who broke his own words.
This became sort of a discovery that a kid might able to imitate our every words or attitude but without being followed by understanding of what those words or attitude meant.
Or was for Justin this was sort of a game like something that I read a long time ago in Dr. Spock’s book (I don’t remember the book’s title. It was an old book as old as myself because my mom bought it when she was pregnant with me) about a baby tossing out its toys because it liked to see its mother took it & returned it. The mother got tired & irritated thinking her baby was being mischief but infact it was just discovered a new sort of game.
Or is it a game of testing my consistency on my own words?
Thanks to that tv programmes of ‘Nanny 911’ & ‘Super Nanny’ I knew that kids like to test us the adults. It is sort of a will test. Sometimes it turns into the battle of will. The point is it’s commonly happen that kids would test us to know if we’re consistent to our own words.
I don’t like it one bit. I dislike to be in such situation. I don’t like to give any kid warning when the kid doesn’t listen to me. I don’t enjoy to put any kid on naughty chair. I don’t like it one bit but I knew I had to do that occasionally.
Thanks to those tv programmes, I knew I’m not the only one who have to deal with such thing. It’s reliving, comforting & educating at the same time.
It’s not easy to bring forth a kid into this world but it’s more uneasy after the kid is present in this world because we’re obliged to bring it into a human being & not just as a human being.
It is exactly the price that I can’t pay to have my own kid. & I’m not talking about the sum of money here. This is about immaterial price.
Kekey’s question made me thought about having a child issue.
“Do you have any child?” the boy popped out a question this morning.
“Oh yes. Those are my kids” I waved my hand at his friends & at him “You’re all my kids”
“I meant your own kid” he grinned. But again his question stunned me & left me for about a minute thinking if I’d give him an honest answer or a diplomatic answer.
“No, I don’t have my own kid” that was my answer.
& I went home today still thinking about it..
No comments:
Post a Comment