Ah, Selasa (25/1) & itu artinya ada pelajaran menggambar & mewarnai. Semua menyukainya. Pelajarannya & gurunya. Enak juga rasanya ada selingan pelajaran yg berbeda & di ajar oleh guru yg berbeda.
Sekolah menyewa guru gambar yg cuma datang dua kali seminggu. Selasa jam 8.15 sampai jam 9 mengajar di kelas PG (Playgroup) lalu jam 9 sampai 10 mengajar di TK A. Hari Rabu jam 9 sampai 10 mengajar di kelas TK B.
Guru gambar yg satu ini sudah mengajar sejak saya mulai bekerja di sini yaitu tahun 2005. Mungkin malah lebih lama dari itu. Tapi karena itu pula kami sudah kenal cukup lama yg membuat hubungan pekerjaan jadi lebih enak.
Hari ini seperti biasanya kami mondar-mandir di dalam kelas sambil tetap bisa saling mengobrol dan bercanda. Sementara itu Evelyn yg sedang hamil 7 bulan memilih untuk duduk di deretan belakang.
Entah siapa yg memulai tahu-tahu pembicaraan jadi masuk ke topik soal anak. Mungkin topik umum kalau ada wanita hamil di sekitar kita. Hehehe. Nah, jadilah tiba-tiba pula nyeletuk pula Evelyn berkata sambil menunjuk saya “tapi dia ogah punya anak”.
Saya cuma nyengir mendengarnya tapi guru gambar menatap saya dengan tatapan yg sulit dijelaskan artinya. Tapi saya tahu artinya. Pendapat & keputusan saya itu memang tidak lazim. Apalagi untuk orang asia .
“Anak adalah anugerah” katanya sejurus kemudian.
“Tidak bagi saya” & saya mengulum senyum melihat dia mengerutkan mata.
Nah, jangan salah paham dulu. Saya tidak mengatakan mempunyai anak bukan sesuatu yg luar biasa. Saya hanya mengatakan bahwa untuk saya pribadi memiliki anak bukanlah anugerah tapi lebih menjadi penghalang.
Mungkin kedengarannya agak aneh & tidak masuk akal kalau ibu Keke yg bekerja & bergaul setiap hari dengan anak-anak malah tidak mau punya anak.
Ini berkaitan dengan kehidupan pribadi saya. Selama hampir 17 tahun saya bekerja, tidak pernah saya merasakan 100% kebebasan & kemandirian. Sikon memaksa saya harus menjadi pencari nafkah tunggal bukan untuk diri saya sendiri tapi juga untuk orang tua. & setelah sekian belas tahun melakukan hal itu saya sebetulnya sudah sampai di titik jenuh. Saya merasa terikat oleh tanggung jawab yg akhirnya mencekik saya. Saya ingin lepas.
Jadi bayangan saya tentang pernikahan & anak adalah sikon yg ujung-ujungnya akan kembali menjepit saya, mencekik & memenjarakan saya. Yah, sukurlah kalau kalian tidak merasa demikian tapi saya memiliki masalah psikologis & beberapa alasan pribadi yg membuat saya merasa seperti itu & sampai saat ini belum ada seorang pun yg bisa menghilangkan perasaan itu.
Yg saya impikan adalah saya bisa kembali kuliah. Mengambil pendidikan guru supaya saya bisa ‘resmi’ menjadi guru dalam artian punya ijasah dalam bidang pendidikan & supaya saya tidak hanya menjadi guru otodidak seperti sekarang ini yg kaya dalam pengalaman tapi minim dalam teori. Enaknya kan kalau bisa di gabung antara teori & pengalaman.
Nah, kalau saya punya anak, bagaimana babak belurnya saya mengatur tenaga, waktu & biaya antara bekerja, berumahtangga & kuliah? Mungkin bisa dikatakan saya kurang bermental tahan banting, kurang bersemangat juang & kurang tenaga. Tapi ya, begitulah adanya …
Saya bersukur sampai saat ini hubungan saya dengan seseorang tidak bersifat mengikat. Mungkin karena dia bukan rekan sebangsa hingga dia tidak terlalu mempersoalkan ketidakmampuan saya untuk berkomitmen & tidak menuntut kemana arah hubungan kami akan berakhir nantinya.
Orang mungkin mengatakan saya egois. Tapi saya tidak mau menjalani hidup karena saya harus memuaskan keinginan orang lain. Bahkan tidak orang tua saya. Saya sudah mempersiapkan mereka dengan kemungkinan bahwa saya tidak akan memberikan cucu kandung pada mereka. Mungkin suatu hari nanti saya akan memiliki anak juga. Walau saya lebih suka mengadopsi karena berpikir ada banyak anak yg tidak memiliki orang tua. Kenapa saya tidak menjadi orang tua bagi mereka saja?
Yg layak di sebut anak toh tidak harus selalu yg terlahir dari rahim kita sendiri kan ? Saat ini saja saya bisa mengatakan saya amat sangat beruntung karena memiliki demikian banyak anak. Siapa mereka? Datanglah ke sekolah & bertemulah dengan anak-anak saya.
___________________________________________________________________
It’s Tuesday & it’s drawing & colouring day! Yes! I guess both the kids & the teachers are glad to have a different class running by different teacher.
School employ a part time teacher to run that class. He comes twice a week. Tuesday at 8 to 9 am teaching at Playgroup (PG) class & then from 9 to 10 am in my class. Wednesday at 9 to 10 am at the class for the 5 year olds.
I’ve known this drawing teacher since I work here in 2005. He probably has taught longer than me. But since we’ve known a long time making it easier for us to communicate & to work side by side.
Today as usual we walked back & forth teaching & assisting in the class as we chatted & joked around while 7 months old pregnant Evelyn sat at the back of the classroom.
I don’t know who started but suddenly our conversation shifted to the topic of having a child. Maybe having a pregnant woman around always brings it out as an interesting topic. & so again suddenly Evelyn pointed at me saying “but she doesn’t want to have any child”
I just grinned but our drawing teacher stared at me with that kind of look that hard to explain but I know what it means. He, like most of asian people, thinks it ‘unusual’ for a woman to have such an opinion, thought & decision.
“A child is a blessing” he said a moment later.
“Not to me” & I smiled when I saw his face frowned.
Now don’t give me wrong. I’m not saying having a child is curse or something like that. I’m just saying that for me personally, having a child is unthinkable.
Well so it’s kind a odd to have it comes out from me who works & being around kids 7 days a week.
This has thing to do with my personal life. For nearly 17 years working I’ve never had that absolute freedom & independency. Situation forces me to work not only for myself but also to support my parents. & to be truthful after years of having to carry that responsibility I’ve reached a pitching point where I feel I’m choked by it. I just want to be freed.
So marriage & having a child / children are just another situation forcing me to be in another choking, entrapping & imprisoned situation. Well, if you don’t feel that way about them then it’s wonderful. But I’ve several psychology issues & personal reasons here that make me feel like that & up to now none have succeededly able to change my mind.
What I really dream of is to get back to college to take education degree so I don’t have to be a teacher without a teaching degree. I’m so rich in experience but not supported by teaching theory. I think they should be work together.
So if I’ve a child / children, how could I manage my strength, time & money to have a marriage, a child, a job & a household? Maybe I’m meek. Don’t have that strong determination & will. But that’s how it is ..
I’m glad that my present relationship doesn’t have any string to it. Perhaps because he’s not my fellow countryman he understands my uncapability of making commitment & doesn’t bother with where’s this relationship going to.
People may say I’m selfish. But I just don’t want to have my life determined by other people. Not even by my parents. I’ve prepared them with the possibility of not having any biological grandchild/children from me. Maybe someday I’d have a child / children but I’m more opt for adoption because there are so many children don’t have parents. Why can’t I be their parents?
No comments:
Post a Comment