Chocolate
Saya tidak menduga kalau Valentine tahun ini saya mendapat
banyak hadiah coklat dari teman-teman saya.
I never
thought I would get many chocolate in this year’s Valentine’s gift from my
friends.
Ada yang datang lalu mencium pipi saya dan memberikan coklat.
Ada yang menitipkan lewat suaminya. Ada yang menyelipkan dalam tas saya. Ada
yang ketika berbelanja sama-sama, rupanya diam-diam membelikan saya coklat. Dan
siapa kira saya masih mendapatkan coklat dari kelompok pemuda yang sudah tidak
lagi saya ketuai.
One came,
kissed my cheeks and gave me a chocolate. Another friend sent her husband to
give me some chocolates. While other slipped it into my bag. A friend bought me
a chocolate when we went grocery shopping. And who would know, I was given a
chocolate from the youth group which no longer being led by me.
Buat saya, ukuran, harga dan merek bukanlah yang terpenting.
For me, size,
price and brand are not the most important things.
Perhatian dan persahabatan mereka kepada saya lebih manis
dari coklat mana pun yang ada di dunia ini.
Their
attention and friendship to me are sweeter than any chocolate in this world.
Semoga persahabatan dan kasih yang ada di antara kita akan
tetap ada selamanya.
May the
friendship and love between us last forever.
♥ ♥
♥ ♥ ♥
Honey
Mukanya masih menyisakan kepenatan setelah bekerja seharian
dan menempuh perjalanan panjang untuk menemui saya.
I could see
exhaustment from a day’s of work on his face and for had to go through a long
way to meet me.
Tapi matanya bersinar lebih terang dari seribu bintang di
langit ketika dia melihat saya.
But his eyes
shone brighter than thousands of stars in the sky when he saw me.
“Hai sayang” dia tersenyum “Sepanjang minggu ini yang saya
inginkan adalah bertemu dengan kamu”
“Hi, honey”
he smiled “What I wanted all through the week was to meet you”
Dia mencium saya dan kami berpelukan.
He kissed me
and we hugged each other.
Kami melewatkan malam di hari Valentine itu dirumahnya.
We spent the
evening on Valentine’s day by staying at his place.
Saya menjilat sisa madu disendok sambil memperhatikan Andre
menyiapkan ayam panggang madu.
I licked some
leftover honey on the spoon as I watched Andre prepared honey roasted chicken.
Ini jauh lebih manis dari pada madu mana pun, pikir saya,
karena saya berada bersama dengan seseorang yang mencintai saya.
This is
sweeter than any honey, I thought, because I was with somebody who loves me.
♥ ♥
♥ ♥ ♥
Promises
“Tujuh tahun” Andre bergumam “Banyak orang menikah yang pernikahannya
tidak bertahan lebih lama dari tujuh tahun”
“Seven years”
Andre mumbled “Many couples couldn’t stay married for seven years”
Dia tersenyum ketika bertemu pandang dengan saya.
He smiled
when his eyes met mine.
“Mereka mengucapkan janji, banyak pasangan mengucapkan
janji” lanjutnya “Dan kamu? Masih ingat apa yang kamu katakan ketika saya
mengatakan saya jatuh cinta pada kamu tujuh tahun lalu?”
“They said
promises, many couples said promises” he went on “And you? Do you still
remember what you told me when I said I fell in love with you seven years ago?”
“Tidak ada janji” kami berdua mengucapkannya bersamaan dan
tawa kami mengisi keheningan malam.
“No Promises”
we said in in chorus and our laugh filled the quietness of the night.
“Karena saya sudah berapa kali pacaran dan semuanya bubar”
saya menghela napas “Saya hanya berhati-hati"
“Because I
have been in several relationships and they were all broken” I sighed “I am just being cautious”
Saya menatap mukanya, menyentuh bibirnya dengan ujung jari
saya “Jangan mengucapkan janji apa pun”
I studied his
face, I touched his lips with my finger tip “Don’t say any promises”
“Tanpa janji, tapi tujuh tahun lebih kita bersama” dia
mencium saya.
“No promises
but we have been together for more than seven years” he kissed me.
“Ini jauh lebih manis dari janji apa pun” saya berbisik.
“This is
sweeter than any promises” I whispered.
♥ ♥
♥ ♥ ♥
I Love You
Saya amat sangat jarang mengatakan ‘saya sayang kamu’ pada siapa pun.
I rarely so
very rarely said ‘I love you’ to
anyone.
Ketika saya menyayangi seseorang, saya merasa lebih nyaman
untuk menunjukkannya lewat sikap saya. Bukan dengan kata-kata.
When I love
someone, I feel more comfortable to show it through my attitude. Not by words.
Karena cinta yang tulus terlihat dari sikap seseorang.
Kata-kata dapat dimanipulasi.
Because
sincere love is shown in one’s attitude. Words can be manipulated.
Orang-orang terkasih bisa merasakannya. Mengetahuinya tanpa
harus mendengarnya lewat kata-kata.
Loved ones
can feel it. Knowing it without have to hear it spoken.
Begitu pula saya bisa merasakan dan mengetahui bila
seseorang menyayangi saya.
It goes the
other way around, I can sense and know when somebody loves me.
Dan semua ini jauh lebih manis dari pada perkataan ‘saya sayang kamu’.
And it is
whole lot sweeter than ‘I love you’.
♥ ♥
♥ ♥ ♥
Ketika kita menghargai serta bersyukur untuk apa yang ada
dan bisa menerima ketidaksempurnaan maka yang manis itulah yang kita rasakan.
When we
appreciate and give thanks to what we have and can accept imperfectness, we
will taste nothing but sweetness.
No comments:
Post a Comment