Pernah melihat seorang pelayan? Entah dia bekerja sebagai
pembantu rumah tangga, di restoran, petugas cleaning service di hotel atau di toko, seorang pelayan
memiliki ciri yang sama yaitu;
Ever saw a servant? Whether he or she works as maid, waiter, cleaning service in a hotel or shopkeeper, a servant has some similarities;
Pelayan datang awal dan pulang paling akhir.
Servant comes early and the
last one to leave.
Pelayan adalah orang pertama yang bangun di pagi hari dan
yang pergi tidur setelah majikan serta seisi rumahnya tidur.
Servant was the first to wake up in the morning and the last one who goes to bed after his or her master, along with the rest of
the household, go to bed.
Pelayan mengerjakan apa pun yang diminta atau dituntut oleh
majikannya.
Servant does whatever his or
her master ask or demand him or her to do.
Perasaan, keinginan, pikiran dan bahkan kondisi serta
keberadaan pelayan menjadi tidak ada artinya karena semua adalah tentang
majikannya.
Servant’s feelings, wishes,
mind and even his or her condition along with existence are nothing because
everything is about his or her master.
Pelayan harus menyesuaikan diri dengan kondisi dan keinginan
majikannya.
Servant
has to suit himself or herself with his or her master’s condition and wishes.
Pelayan menempati strata terbawah.
Servant occupy in the lowest
rank.
Dengan semua jabaran di atas, kita akan mengatakan ‘Idih..
ga enak banget ya jadi pelayan’..
The
above description would make us say ‘Gosh.. it is not fun to be a servant’..
Menjadi pelayan bukanlah pekerjaan impian.
Becoming a servant is
definitely not a dream job.
Menjadi pelayan adalah satu keterpaksaan. Lebih baik punya
pekerjaan walau hanya sebagai pelayan karena itu jauh lebih baik dari pada
menganggur.
It is not a career option.
Those who landed on the job think it is better to have a job though only as
servant than to be jobless.
Tapi di gereja, banyak yang malah ingin jadi pelayan. Tentu
saja bukan sembarang pelayan. Ini pelayan Tuhan.. cieee.. keren ya..
But in church, many want to be
servant. Of course this is not just some servant. It is God’s servant.. yep..
so cooool, isn’t it..
Pengertian umumnya begini, adalah suatu kehormatan untuk
melayani Tuhan.
The general understanding is
this, it is an honor to serve God.
Betul. Dan karena yang dilayani adalah Tuhan,
harusnya pelayanan yang terbaik yang diberikan, betul kan?
That is right. And since it is
serving God, it should be the best service given, right?
Hampir empat tahun saya bekerja di gereja dan inilah
kenyataan yang saya temui dari para ‘pelayan’ Tuhan itu.
I have worked in church for
nearly four years and this is the reality of what I discovered about those
‘servants’ of God.
Melayani Tuhan bisa dilakukan lewat berbagai cara.
Serving God can be done through
various ways.
Dengan bernyanyi dan bermain musik.. tapi latihan datangnya
terlambat, terus dung-pret-dung-pret alias banyak absennya, giliran hari H yang
bolong-bolong latihannya atau malah yang tidak pernah latihan kok pengen ikut
nyanyi.. halooo, hebat amat tuh bisa nyanyi tanpa latihan. Kenapa jarang
latihan? Alasannya berjuta.. dari yang sibuk sampai karena pergi jalan-jalan..
By singing and playing music..
but comes late to rehearsals, many absence, on D-day those who don’t rehearse
regularly or even never wish to sing.. hellooo, just sing without having ever
attend rehearsal. What is the reason? Millions of excuse.. from busy to go
traveling.
Melayani sebagai petugas penyambutan dan petugas pengambil
persembahan.. tapi tiga hari sebelum hari Minggu, mereka harus dihubungi untuk
diingatkan bahwa hari Minggu mereka tugas melayani… ehem.. pelayan harus selalu
dihubungi supaya jangan lupa untuk melayani..
Serving as greeters and offertory collector..
but three days prior to Sunday, they should be reminded to their schedule… yo
man.. the servant has to be reminded so they won’t forget to give their
service..
Sebagai catatan, sebagian besar baru mengatakan tidak bisa
bertugas ketika saya menghubungi mereka, jarang ada yang punya kesadaran
sendiri untuk menghubungi saya dan memberitahu mereka tidak bisa hadir.
Please note, mostly would pass
the information about them unable to come on Sunday only after being contacted
by me, it is rare to have initiative to contact me and inform about their
absence.
Datang terlambat? Itu sih biasa.. tamu dan jemaat bisa
datang lebih dulu dari petugas penyambutan. Sampai saya yang orang tata usaha
harus nongkrong tuh di depan meja penyambutan karena petugasnya belum datang.
Arrive late? Nothing out of the
ordinary.. the guest and congregation arrive earlier than the reception. I have
to act as reception since the reception has not arrived.
Kalau saya punya pelayan yang sering datang terlambat dan
sering absen.. bakal saya pecat dia.
If I had a servant who oftenly
comes late and makes many absence.. I definitely would kick him or her out.
Ada juga pelayan yang minta dilayani.
There are servants who want to
be served.
Saya sering bingung dan jengkel dengan para ‘pelayan’ Tuhan
ini. Entah mereka ini tidak serius, tidak punya kesadaran, kurang inisiatif,
anggap remeh, disiplin diri tidak ada atau tidak mengerti arti pelayan itu sebetulnya seperti apa.
These ‘servants’ of God puzzled
and upset me. Either they don’t take it seriously, have no understanding, have
less initiative, taking it for granted, has no discipline or don’t quite grasp the meaning of
being a servant.
Menyedihkan, memprihatinkan dan bahkan juga memalukan kalau
kita menyebut diri pelayan Tuhan atau membanggakan diri sebagai pelayan Tuhan
tapi kualitas pelayanan kita jauh lebih buruk dari pada mereka yang menjadi
pelayan manusia.
It is sad, troubling and even such a shame when we called ourselves servant of God or prided ourselves as
God’s servant but the quality of our service is worse than those who serve man.
Yah, ini bukan tentang agamanya atau Tuhannya. Ini tentang
karakter manusia-manusianya yang harus diperbaiki.
Well, this is not about the
religion or God. This is about people’s characters that need to be corrected.
No comments:
Post a Comment