“Kenzie tadi lihat kamera elu dan dia happy banget. Dia
bilang, elu pasti bakal balik lagi buat ngambil kamera” begitu kata Santi
sebulan lalu.
“Kenzie saw your camera
and he was so happy. He said, you will return to get the camera” said Santi
last month.
Ya ampunn.. saya ngakak jadinya karena sore itu saya baru
saja sampai di rumah setelah menginap di rumahnya selama tiga hari, dua malam.
Dan Kenzie sudah mengharapkan kedatangan saya lagi. Dia tahu saya pasti akan
datang lagi untuk mengambil kamera saya yang dibawa ayahnya ke toko
langganannya untuk diperbaiki.
Oh man.. I broke out my
laugh because I just got back home that afternoon after spent three days and two
nights at her place. And Kenzie has already expected my next coming. He knew I
would return to get the camera which was taken by his father to his usual
camera service shop.
Kebahagiaan yang sederhana..
Simple kind of
happiness..
Hari Minggu, 19 Oktober saya berangkat dari Bogor. Menempuh
perjalanan selama tiga jam untuk sampai di rumah Santi. Empat kali berganti
kendaraan umum. Menghadapi cuaca panas.
Sunday, October 19th,
I left Bogor. Took three hours to get to Santi’s place. Took four public
transportation. Facing the hot weather.
Ketika saya melihat Santi datang menjemput saya di depan
kompleks perumahan tempat tinggalnya.. melihat cengiran khasnya saja sudah
membuat semua kelelahan hilang.
When I saw Santi came to
pick me up from her housing complex entrance.. to see her typical grin was
enough to get rid all my exhaustment.
Kebahagiaan yang sederhana..
Simple kind of happiness..
Ada banyak orang disekitar saya yang setiap harinya
memberikan kebahagiaan kepada saya lewat berbagai cara.
There are many people
around me who every day give me happiness through many ways.
Lewat senyuman mereka. Percakapan-percakapan mereka dengan
saya. Canda tawa kami. Dukungan dan pengertian. Kesabaran serta kepercayaan.
Ketulusan.
Through their smiles.
Their talk with me. Our jokes and laughter. Support and understanding. Patience
along with trust. Sincerity.
Ada orang-orang tertentu yang hanya saya jumpai satu atau
dua kali dalam seminggu. Hanya dengan melihat mereka atau mendengar suara
mereka saja sudah mendatangkan kebahagiaan.
There are some people
whom I met only once or twice a week. Only by seeing them or hearing their
voices can bring me happiness.
Kebahagiaan yang sederhana..
Simple kind of happiness..
Hari Minggu ketika saya pergi ke rumah Santi, saya berangkat
dari Bogor bersama Andre. Kami sepakat naik kereta ke Jakarta. Sesuatu yang
jarang kami lakukan karena dia lebih suka naik mobil.
That Sunday when I went
to Santi’s place, I left Bogor with Andre. We agreed to take the train to
Jakarta. Something we rarely do because he prefers to ride with his car.
Satu momen yang membuat saya bahagia.
One happy moment for me.
Kebahagiaan yang sederhana..
Simple kind of happiness..
Hari Seninnya saya terbangun dan mendapati diri saya berada
bersama Santi dan anak-anaknya. Saya berada dalam kehidupan mereka. Berada
dalam rutinitas mereka. Berbeda dengan yang ada di rumah saya. Dan ini membawa
kebahagiaan untuk saya, juga untuk mereka karena saya berada bersama mereka
pada pagi itu dan pada sepanjang hari itu.
I woke up on Monday and
found myself being with Santi and her children. I was in their life. I was
present in their routinity. And this made me happy, as well it made them happy
for having me with them that morning and for the rest of the day.
Kebahagiaan yang sederhana..
Simple kind of happiness..
Hari Kamisnya, dua murid kecil saya dengan penuh semangat
masuk ke rumah saya.
On Thursday, my two
young students excitedly came to my house.
“Bu Keke mana?” Debora bertanya ketika dia tidak melihat
saya di dalam rumah.
“Where’s miss Keke?”
asked Debora when she didn’t see me in the house.
Senyumnya melebar dan matanya berbinar lebih terang dari
bintang di langit ketika melihat saya muncul.
Her smile broadened and
her eyes shone brighter than any stars in the sky when she saw me came.
Dua hari sebelumnya saya meliburkan les mereka karena saya
masih berada di rumah Santi.
Two days earlier I gave
their tutoring a day off as I was still in Santi’s place.
Rupanya dua gadis kecil ini, terutama Debora, kangen dengan
saya sampai saya nyaris kewalahan menghadapi kegembiraannya ketika bertemu
dengan saya karena hal ini membuat dia jadi sulit berkonsentrasi pada pelajaran
membaca yang saya berikan sampai-sampai saya beberapa kali menegurnya.
This has made these two
little girls, especially Debora, missed me so much that I was overwhelmed to
deal with her excitement when she got to meet me because it made her unable to
focus on her reading that I had to raise my tone.
Menjelang akhir pelajaran, tiba-tiba dia mencium tangan
saya. Spontan. Tulus.
Debora at the right side |
At the end of tutoring,
she took my hand and kissed it. Spontaneous. Sincere.
Segala kelelahan yang saya bawa dari kantor, keruwetan
pikiran setelah seharian kerja dan kekesalan saya menghadapi sulitnya anak-anak
ini berkonsentrasi pada pelajaran seketika itu meleleh seperti es yang mencair.
All the burden I brought
from the office, all the troubled mind after a day in the office and for nearly
lost my temper dealing with these kids trouble in concentrating on their lesson
just melted away.
Saya peluk dia dan saya cium dahinya.
I hug her and I kissed
her forehead.
Kebahagiaan yang sederhana..
Simple kind of happiness..
“Lu punya whatsapp ga?” demikian pesan di facebook yang saya
terima beberapa hari lalu “gue bikin grup di whatsapp”
“Do you have whatsapp?”
that was the message I received few days ago “I set up a group in whatsapp”
Danny, Henny, Jimmy, Petrus, Zaenal dan saya pernah bekerja
di perusahaan yang sama di akhir tahun 90an dan awal tahun 2000an. Satu persatu
kami berhenti dari perusahaan itu tapi persahabatan kami tidak pernah berhenti
sekali pun waktu dan jarak memisahkan kami.
Danny, Henny, Jimmy,
Petrus, Zaenal and I worked in the same company in the end of the 90s and early
2000s. One by one we resigned from that company but our friendship keeps going
on though we are separated by time and distance.
Tahun 2011 kami sempat reuni. Tapi kemudian kembali
terpisah. Kontak hanya lewat facebook. Beberapa kali ingin reuni tapi terbentur
kendala pada waktu dan jarak karena Danny tinggal di Connecticut, Henny di San
Fransisco dan saya di Bogor.
minus Henny |
We had a reunion in
2011. But then we went on our separate ways. Made contact only through
facebook. Wanted to make another reunion but get bump into time and space
obstacle as Danny lives in Connecticut, Henny in San Fransisco and I in Bogor.
Saya tidak menduga Danny bakal punya ide untuk membuat grup
di whatsapp untuk memudahkan kami saling kontak satu dengan lainnya.
It never crossed my mind
that Danny would come up with the idea to set up a group in whatsapp to make it
easier for us to contact one another.
Jadilah hari Sabtu, 25 Oktober, pagi-pagi hp saya berbunyi.
Ada whatsapp. Oh, mau rasanya saya melompat gembira. Danny dan Henny sedang
mengobrol. Menanyakan kenapa kok saya belum muncul.
So on Saturday morning,
October 25th, my cellphone beeped. Whatsapp message. Oh, I felt like
jumped out of excitement. Danny and Henny were chatting. They were asking why I
haven’t appeared yet.
Saya menggabungkan diri.
I joined them.
Sudah lama sekali kami tidak mengobrol. Kangennya minta
ampun. Duh, senang banget bisa ngobrol.
It’s been a long time
since we chatted. We missed each other so much. It felt so good to be able to
chat with them.
Kebahagiaan yang sederhana..
Simple kind of happiness..
Dalam kehidupan yang penuh dengan perjuangan, sarat dengan
kesulitan, dipenuhi dengan berbagai jenis manusia yang lebih sering menyebalkan
dari pada menyenangkan, sulit untuk menemukan kebahagiaan yang benar-benar
membahagiakan.
In this life full with
struggle, never had a single day without trouble, fill with many kinds of
people that oftenly become pain in the ass than joy, it is hard to find
happiness that really pure happiness.
Tapi kebahagiaan itu tetap ada. Tentu saja tidak selalu
sempurna. Kadang tersembunyi sampai kita nyaris tidak melihatnya sebagai
kebahagiaan dan karenanya gagal untuk mensyukuri dan menghargainya.
But happiness does
exist. Not always in perfection of course. Sometimes it comes in disguise that
we almost accept it not as happiness and thus failed to feel grateful for it
and appreciate it.
Kebahagiaan yang sederhana ada di dekat kita..
Simple kind of happiness is just around the corner..
No comments:
Post a Comment