Siapa yang mau sakit? Ga usah ditanyalah.. hehe.. tapi yang
namanya sakit kan suka datang tanpa di undang dan ga milih-milih.
Who wants to get
sick? No need to ask that.. haha.. but illness needs no invitation and it’s not a picky
type either.
Belum lama ini saya mengobrol dengan seorang teman baik
saya. Ditengah-tengah cerita serunya tentang kegiatan mengajarnya dan segebung
kegiatan lainnya, saya nyeletuk;
I recently had a
conversation with a good friend of mine. In the middle of her talking about her
teaching and her many other activities, I popped out this question;
“Jangan kelewat capek. Nanti tepar lagi lu”
“Don’t get too
exhausted. It will knock you out again”
“Ini juga sudah tepar, Ke” dia tertawa “Gue kan lagi
meriang”
“I already am, Keke”
she laughed “I am having slight fever right now”
Wah…
Oh noo..
Nah, beberapa minggu lalu beberapa orang di kantor ada yang kena
pilek dan batuk. Hadeuhh.. bikin saya jadi parno karena udara dan benda-benda
kan jadi penuh virus.
Few weeks ago few
people in the office got flu and cough. Arrghh.. this always make me nervous
whenever this happen because the air and the things were contaminated with
viruses.
“Jangan batuk di depan saya donggg!” saya protes keras
ketika seorang rekan batuk tanpa menutup mulut dan jarak mukanya hanya
kira-kira lima belas senti dari muka saya, karena dia sedang menunduk untuk
menandatangani sesuatu di meja saya.
“Awww.. don’t cough
infront of me!” I protested when a colleague coughed without covered her mouth
and her face was about fifteen centimeter from me because she was bowing down
to sign something on my desk.
Untungnya saya tidak sedang menarik napas saat dia batuk.
Luckily I wasn’t
taking a breath when she coughed.
Sejak saya mengetahui penularan batuk dan pilek lebih banyak
melalui benda-benda yang terkontaminasi oleh sentuhan penderitanya maka saya
berusaha untuk menjaga untuk tidak menyentuh hidung atau mulut dengan tangan
yang belum dicuci atau disemprot dengan cairan antiseptik.
Eversince I learned
that cough and flu virus can get to us when we touch things that have been
touched by somebody or people who have cough or flu, I try not to touch my face
or eat something before I first wash my hands or spray them with antiseptic
fluid.
Saking parnonya tuh, bukan hanya tangan yang saya semprot
dengan cairan antiseptik. Meja kerja saya, pegangan pintu ruangan saya, mouse
komputer, pulpen, pensil dan benda-benda yang saya tahu sempat atau mungkin
terkontaminasi dengan virus pilek atau batuk harus disterilkan dengan cairan
antiseptik.
antiseptic fluid always within reach on my desk |
I am so paranoid
about it, not only my hands that I spray with antiseptic fluid. My desk, my
room’s door knob, computer mouse, pen, pencil and the things I knew are
probably contaminated by flu or cough virus have to be sterilized with
antiseptic fluid.
Kalian boleh menertawakan keparnoan saya tapi selama hampir
sepuluh tahun terakhir cara itu terbukti manjur menghindarkan saya dari kedua
penyakit tersebut.
You may laugh at my
paranoid but in the last ten years that way has been proven effective to
prevent me from those diseases.
Tapi yang namanya sakit kadang tidak bisa di duga datangnya.
Hari Senin, 1 September, saya diare. Sehari itu sebelas kali saya buang air
yang bentuknya seperti air.
But we can’t expect
when illness will strike. I had diarrhea on Monday, September 1st. I
pooped eleven times and each was in the form of fluid.
Belum lagi sakit perutnya itu. Rasanya nyaris tidak
tertahankan. Tapi saya bersikukuh tetap masuk kerja dan tetap kerja full dari
pagi sampai jam 4 sore. Untung besokannya adalah hari libur saya sehingga saya
bisa istirahat total di rumah.
Not to mention the
stomachache. It was so unbearable. But I insisted to go to work and worked full
time from morning to 4 pm. Luckily the next day was my day off so I could have
a total rest at home.
Lucunya nih, hari Senin yang sama itu mahasiswi magang di
kantor saya juga kena diare. Jadi pada hari itu ada dua orang sakit di kantor
yang maksa diri untuk tetap kerja dan bekerja dengan diselingi dengan beberapa
kali terdiam menahan mulas di perut atau bergantian lari terbirit-birit ke
toilet untuk buang air.
Funny thing is on
that same Monday the intern in my office had diarrhea as well. So that day
there were two ill people who insisted to work though sometimes had to stop
working when the stomach hurt like hell or took turn on running to the toilet
to poop.
Dasar kami berdua memang punya rasa humor yang kental, dalam
keadaan sakit begitu masih sempat-sempatnya kami saling menertawai ketika yang terdengar suara gemuruh perut,
menebak-nebak perut siapa itu yang berbunyi atau ketika seorang dari kami lari
terbirit-birit ke toilet dan dia malah bisa-bisanya iseng memotret saya..hehe.. Tapi sakit jadi terasa lebih ringan karena punya
teman yang sama gokilnya dari pada kalau diam-diam berbaring sendirian di
kamar.
Since we both have
same strong sense of humor, we still able to laugh at each other at the howling
sound of the stomach, guessing whose stomach made that noise or when one of us
ran like hell to the toilet and she even took my picture.. lol.. But it made the illness felt less painful for
having a friend who is just as crazy as myself than to lie down all alone in
the room.
Saya lebih cepat sembuh dari pada mahasiswa magang itu yang
diarenya disertai dengan demam. Tapi kasus saya tidak lebih ringan karena saya
sedang haid saat diare menyerang.
I got healed faster
than the intern, whose diarrhea later followed by fever. Still it didn’t make my
case lighter than her because at the time I had diarrhea, I was also having my
period.
Diperlukan waktu lebih dari seminggu bagi kami untuk
memulihkan kondisi fisik. Bahkan setelah lewat lebih dari dua minggu pun
pencernaan kami berdua masih belum sepenuhnya kembali kuat karena diare itu
sempat kumat lagi walaupun kami sama-sama ekstra ketat mengawasi makanan yang
kami makan.
It needed more than
a week for us to regain our physical stamina. Even after more than two weeks
our digestives still have not completely back to normal as we both had another
diarrhea though we have carefully watched what we ate.
Dan sampai sekarang pun kami masih penasaran dengan apa yang
menyebabkan kami berdua kena diare pada hari yang sama.
Even now we still
curious to find the cause that made us had diarrhea at the same day.
Satu-satunya persamaan yang kami miliki adalah kami ikut
dalam acara kantor yang diadakan dua hari sebelumnya. Ada acara makan siang
bersama tapi kok ya hanya kami berdua yang kena diare?
Our picture taken after we attended that event |
The only thing we
had in common is the two of us participated in an event held by the office two
days prior to that fateful Monday. They gave lunch to the participants but howcome there were just
us who had diarrhea?
Yah, bagaimana pun juga kami berdua bersyukur diare itu bisa
teratasi dengan obat sederhana dan kami tidak sampai tepar habis-habisan
seperti seorang teman yang harus masuk rumah sakit.
Well, we both
thanked God home meds could heal the diarrhea and it didn’t knock us out as it
did to our friend who had to be hospitalized.
Yah, begitulah.. ada penyakit yang muncul sendiri dan ada yang entah sengaja
atau tidak, muncul karena perbuatan kita.
There is the kind of
illness that just strike and there is another that purposely or not, came as an
impact of our own action.
Seorang senior saya di kantor harus masuk UGD karena asam
lambungnya naik dan membuatnya sesak napas. Penyebabnya? Diet terlalu ketat.
A senior in the
office had to be brought to the ER due to the increase of gastric in his
stomach that made him had labor breathing. The cause? Overly dieting.
Mulai jam tiga sore dia tidak lagi makan apa pun. Saya juga
memakai metode diet yang sama tapi saya baru berhenti makan di atas jam lima
sore. Dan saya menyeimbangkannya dengan banyak bergerak. Saya senang jalan kaki
kemana-mana. Jadi saya tidak terlalu ketat dalam urusan membatasi makanan
karena saya pikir kalau saya banyak bergerak, kalori dari makanan akan habis
terpakai.
He doesn't consume any meals since 3 pm. I use the same diet method but the limit is 5 pm for me. And I balance
it up with exercise. I like to walk. So I don’t overly dieting because
I thought if I move around often, I burn all the calory from the food I
consume.
Senior saya itu memang bertubuh lumayan subur. Entah karena
banyak mendapat desakan dari orang-orang atau karena kesadaran sendiri,
akhirnya dia memutuskan untuk berdiet. Cuma dietnya kelewat semangat.
I am the one wearing a hat & my senior stood at my left |
My senior was overly
chubby. Few weeks ago whether it was because of people’s encouragement or his own consciousness,
he decided to diet. The thing is he over did it.
Akhirnya dia jadi sakit dan merugikan tidak hanya dirinya.
It got him ill and
he wasn’t the only one who had to suffer the consequence.
Ha,saya juga punya pengalaman dengan penyakit yang diciptakan
sendiri.
So, I had my own
experience on creating an illness for myself.
Hari Selasa (23/9) Santi mentraktir saya makan mie sebelum
mengantar saya ke terminal bis setelah saya menginap 3H/2M dirumahnya.
On Tuesday (Sept 23rd)
Santi treated me some noodles before she drove me to bus terminal after I spent
3D/2N at her place.
Makan mie mana enak kalau tidak pakai sambal.. nah,
berhubung kami berdua sama-sama penggila cabe, mm.. mie sudah berubah warna
jadi merah karena ditambahi dengan sambal dan saos cabe. Saya bahkan masih
menambahinya dengan acar.
Noodle tastes so
much yummy with chili.. so, since both of us are chili maniac.. the noodles
have changed their colors into red for having added with chilis and chili
sauce. I even added it with pickle.
Sampai di Bogor, saya yang kepanasan membeli sebotol minuman
dingin bersoda.
Sorenya saya mencret.. cret.. cret.. yah, tidak sampai
sebelas kali seperti tiga minggu sebelumnya tapi mulesnya sih sama.. hehe..
In the evening I had
diarrhea.. yep.. got that right.. though not had eleven times of pooping but
the stomachache was just as bad as the previous one.. lol..
Saya heran juga karena tahu perut saya sebetulnya tahan
banting. Saya bisa mengisinya dengan berbagai jenis makanan dan minuman tanpa membuatnya
jadi diare. Kalau pun mencret, paling hanya dua kali dan itu maksimal. Begitu
biang keladinya keluar, otomatis mencretnya pun berhenti. Tidak akan jadi
berkepanjangan.
It amazed me since I
knew too well that I have a strong stomach. I can fill it with many kinds of
food and drinks without making it got diarrhea. Even if it did, I would only
had it two times at max. Once the stomach has kicked out the food or drink that
caused the diarrhea, it automatically stopped. Never made it into an unstoppable
diarrhea.
“Perut kamu masih belum kuat habis diare tempo hari”
pendapat ayah saya sama dengan omongan Andre “Jangan di hantam dulu dong sama
makanan atau minuman yang aneh-aneh”
“Your stomach has
not completely recovered from the previous diarrhea” my father spoke the same
opinion as Andre “Don’t fills it with all kinds of meals”
Selama berhari-hari sesudahnya saya harus makan serba kering
dan nyaris tidak berbumbu.. hiks..
Days after that I
had to eat non spicy, less seasoning meals.. crying out loud..
Tapi memang benar perut saya masih rada sensi. Repotnya
karena sedang haid, saya harus minum vitamin penambah darah untuk mencegah saya
jadi lesu. Cuma ya dampak sampingnya.. vitamin itu bikin saya jadi mencret..
cret.. cret.. lagi..
But it is true that
my stomach has not completely recovered. The thing is I am having my period and
I have to take vitamin to prevent me from getting fatigue. Well, its side
effect is it makes me have diarrhea.. again..
Penyakit tidak hanya menimpa manusia. Hewan pun juga bisa sakit.Contohnya anjing saya, si Doggie yang pada tanggal 24 Agustus pagi-pagi mendadak jalan seperti orang mabok. Terjatuh dan menabrak sana sini.
Not only people can get sick. Animals too can get sick. My dog, Doggie, for example just out of the blue walked like a drunken person on August 24th morning.
Sejak hari itu sampai hampir 2 minggu kemudian Doggie tidak tidak bisa makan karena tidak bisa membuka mulut akibat otot rahangnya yang rupanya kaku, ini juga membuat dia tidak bisa menggonggong.
Eversince that day to the next 2 weeks Doggie couldn't eat because it couldn't open its mouth as its jaw muscles somehow became stiff, this made it couldn't bark either.
Kalau bukan karena ayah saya yang dengan sabar menyuapi Doggie, anjing kami itu pasti sudah lama meninggal.
If it wasn't for my father who patiently fed Doggie, it would have long dead.
Sekarang Doggie sudah kembali normal dan sehat. Sudah bisa makan sendiri, sudah bisa menggonggong,sudah merespon ketika kami memanggilnya, sudah merasakan geli ketika kakinya digelitiki dan sudah mau bermain. Betul-betul mujizat mengingat dia sama sekali tidak kami bawa ke dokter dan tidak diberi minum obat apa pun.
Doggie has back to normal and is healthy now. It can eat by itself, it can bark, it responds when we call it, it feels tickled when I tickle its paws and it can play around. Big miracle considering we didn't take it to the vet nor given it any meds.
Karena itu bersyukurlah kalau kita sehat dan kuat. Kalau pun
sakit, jenisnya yang recehan dan sembuhnya cepat.
Therefore be
thankful if we are healthy and strong. Even if we do fall sick, it is not a
serious one and it heals fast.
Tidak semua orang seberuntung itu.
Not everyone has the
same luck.
No comments:
Post a Comment