Dulu saya jiper kalau harus menginap karena dari kecil saya
tidak dibiasakan untuk menginap di rumah orang lain.
I used to get uneasy about
staying over at one’s place because I was not made to get used with it since I
was a child.
Semasa kecil, setiap kali saya ditawari teman atau nenek
untuk menginap dirumahnya, sambutan orang tua saya jauh dari antusias.
As a child, my parents
respond was far from enthusiastic whenever I was offered by friends or by my
grandmother to stay over at their places.
‘Nanti gimana kalau malam mau
pipis?’ (seakan-akan kamar mandinya berada nun jauh di kutub utara sana);
‘How if you want to
pee at night?’ (as if the bathroom were far away in the north pole);
‘Nanti tidurnya dimana?’
(seakan-akan rumah yang akan saya inapi itu tidak punya kamar tidur);
‘Where are you going
to sleep?’ (as if the house where I was to stay had no bedroom);
‘Nanti kamu makan
gimana?’ (seakan-akan saya akan pergi menginap di tengah hutan belantara)’
‘Could you find some food
for you?’ (as if I were going to stay in the middle of the jungle).
Itu hanya beberapa dari pertanyaan-pertanyaan yang menurut
anda mungkin lucu tapi hasilnya adalah ke-parno-an orang tua saya seputar hal
menginap dengan suksesnya di transfer ke saya dan itu bikin saya ikut parno
setiap kali saya menginap di rumah seseorang atau di hotel.
Those are just few of
the questions which you might find funny but my parents had succeededly
transferred their paranoid about staying over and it turned me just as paranoid
as they were when I stayed over at one’s place or stayed in the hotel.
Ke-parno-an saya muncul dalam bentuk kegelisahan pada waktu
berangkat ke tempat yang akan saya inapi, susah tidur, mencemaskan keselamatan
orang tua saya yang ada di rumah, hilang selera makan dan yang paling menyiksa
adalah.. susah atau malah tidak bisa buang air besar.
My paranoid came in the
form of anxiety when I went to the place I was to stay over, had trouble
sleeping, worried about my parents safety at home, lost appetite and the worst
was.. I couldn’t poop.
Konyol betul kan? Padahal tempat-tempat yang saya inapi itu
jauh lebih nyaman dari rumah sendiri karena teman-teman saya masuk golongan
atas dan kemudian saya pernah bekerja diperusahaan-perusahaan besar yang membuat
saya jadi bisa menginap di hotel, penginapan, apartemen atau resort yang
terhitung mewah. Keterlaluan betul kan di tempat yang mewah dan nyaman seperti
itu saya masih susah tidur dan bahkan pernah tiga hari tidak bisa boker..
hehe..
Silly, right? the places
I stayed over were owned by my well-to-do friends so they were so much
comfortable places than my own house and later I worked in big companies that
enabled me to stay over at fancy hotels, inn, apartment or resort. It is so
unbelievable that I had trouble sleeping and couldn’t even poop for three days
in such luxury and comfortable places.. haha..
Anda mungkin mengatakan itu artinya jauh lebih enak tinggal
di rumah sendiri. rumahku, istanaku. Ya, benar. Seenak-enaknya tempat orang
lain, masih jauh lebih enak di rumah sendiri.
You may say it means it
is better to stay in our own place. My house, my palace. Yes, it is true. It is
much comfortable to stay at our own place no matter how nice other people’s
place is.
Tapi saya tidak ingin menjadikan hal itu sebagai sesuatu
yang mutlak karena hal itu menyulitkan diri saya sendiri. Saya harus bisa
mengubahnya. Saya harus bisa jadi orang yang lentur. Saya harus bisa
menyesuaikan diri dengan tempat yang saya inapi entah itu di hotel mentereng
atau di pondok butut di tengah hutan rimba.
However, I don’t want to
make it as an absolute thing because it doesn’t do any good for myself. I must
change. I must be a flexible person. I have to be able to adapt myself with
whatever kind of place I stay in whether it is in a fancy hotel or in a rotten
hut in the middle of the jungle.
Jadi setiap kali ada kesempatan untuk menginap entah itu di
rumah teman, di kantor atau di tempat lainnya, saya menerimanya sebagai cara
untuk mengurangi dan menghilangkan ke-parno-an saya soal tinggal di tempat yang
bukan rumah sendiri.
So whenever I had a
chance to stay over whether it was at a friend’s place, at the office or in
other places, I accepted it as a way to make myself less paranoid and to even get rid of it.
Tapi sepertinya setiap kali itu pula ada saja yang saya temui
di tempat yang saya inapi itu yang rasanya bagaikan sedang mem-plonco saya.
But it seems there was
always things I met at the place I stayed in that made me felt as if I were in
an initiation.
Tempat tidur..
The bed..
Ketika saya menginap di rumah seorang kenalan, malamnya saya menyadari kalau kasur di atas tempat tidur itu
melengkung ke bawah karena papan penyangga pada tempat tidur ternyata banyak
yang hilang. Waduh.. mana badan saya lagi tidak fit dan amat sangat capek saat
itu sehingga saya tidak kuat untuk mengangkat dan memindahkan kasur itu ke
lantai. Yah, jadi tidak ada pilihan dan malam itu saya tidak berani banyak
bergerak di atas pembaringan unik itu.. hehe.. tapi toh bisa juga saya tidur.
When I stayed at an
acquaintance’s place, for example, when I lied myself on the
mattress that night, I realized the bed was losing supporting parts below the mattress so
it felt the mattress was not fully hold by the bed. Geez.. I was not in my
best shape and was also very tired at that time, I had no energy to lift the
bed and place it on the floor. So, I had no choice than to spend the night
tried not to move too much when I lied on that unique bed.. lol.. but somehow I
managed to get some sleep.
Beberapa tahun lalu saya harus menginap di kantor dan karena
kamar tamu terisi maka saya harus terima sikon menginap di ruang kelas, tidur
di lantai beralas tikar serta koran. Subuhnya saya terbangun.. menggigil kedinginan..
dan punggung rasanya rata deh.
Few years ago I had to
spend a night at the office and since the guest room was occupied, I had to
accept the condition to sleep in a classroom, on the matt and newspapers on the
floor. I woke at dawn.. shivering.. and a stiff back.
Seprei..
The bedsheet..
Beberapa teman berbaik hati mengganti seprei dari
tempat tidur yang akan saya tiduri ketika saya menginap di rumah mereka.
Few friends kindly
changed the bedsheet of the bed which I would sleep on when I stay over at
their place.
Tapi pernah terjadi pada suatu malam saya terbangun.. dan
bersin sejadi-jadinya.. kalau ini terjadi maka itu artinya bersin saya bisa
sampai dua belas kali!
But it happened when I
woke up at night.. sneezing the hell out of me.. and whenever this kind of
sneezing happens, we’re talking about a dozen of times!
Begitu bersin teratasi, saya kembali tertidur.. beberapa
saat kemudian saya terbangun karena merasa sekujur tubuh saya terasa amat
sangat gatal. Wah.. wah.. lengan saya bentol-bentol, begitu pula pipi, kaki dan
punggung. Padahal tidak ada nyamuk.
After the sneezing
stopped, I fell back to sleep.. only to be awaken a moment later by the feeling
of itchy from head to toe. Whatta.. my arms, cheek, legs and back were showing
bumps like being bitten by mosquito.. only there was not any mosquito in the
room.
Saya menduga seprei itu tidak diganti dan ada banyak debu
yang membuat saya bersin, bentol-bentol dan juga kelilipan… gile.. lumayan
menderita juga saya malam itu.. hehe..
I think the bedsheet was
not changed and therefore there were plenty of dust on it that caused me to
sneeze, gave me itchy to nearly the whole of my body and it even got into my
eyes, it hurt like hell.. damn.. that was one heck of a misery I had that night..
lol..
Tapi perkara seprei ini pernah membuat saya kaget ketika
mengetahui teman saya mencuci semua seprei yang dimilikinya karena yang satu
kotor sementara yang lain berbau tidak enak karena terlalu lama di simpan dalam
lemari. Dia lupa hari itu saya akan menginap ditempatnya padahal seprei-seprei
itu sampai sore belum kering. Waduh.. terus nanti malam masa dia dan saya harus
tidur di atas kasur tanpa seprei?
But this bedsheet thing
was once made quite a surprise for me when I learned that my friend washed all
the bedsheet she had because one was dirty while the other smelled bad after
been too long in the wardrobe. She forgot I was going to spend a night at her
place and those bedsheets were still undried though it was afternoon already.
Gosh.. are we going to sleep on the mattress without any bedsheet on it?
Saya berpikir-pikir dan teringat bahwa sore itu kami berdua
akan mengikuti acara di rumah seorang teman. Jadi sebelum pulang, kami
diam-diam menemuinya dan berbisik ‘boleh
pinjam seprei ga?’.. dia heran tapi kemudian ngakak setelah mendengar tentang
dua seprei yang belum kering itu.
I thought it out and
something hit me when I remembered we both would go to a friend’s house to
attend an event there. So before we left we went to see her and asked quietly
‘could we borrow your bedsheet?’.. this puzzled her but she soon laughed it out
loud when she knew about the undried bedsheets.
Kasur..
The mattress..
Hal yang saya sukai saat menginap adalah bisa tidur di atas
kasur yang enak. Amat sangat berbeda dengan kasur saya yang lembek dan bagian
tengahnya sudah kempes hingga membuat punggung saya pegal kalau bangun tidur.
The thing I like about
staying over is to be able to sleep on a nice mattress. So very different with
my own mushy mattress with flat part on the middle that makes me have stiff
back after I wake up.
Tapi perkara kasur ini beberapa kali pernah bikin saya
stress ketika menginap di rumah teman saat saya sedang haid. Saya sampai tidak
berani mengubah posisi tidur karena takut ada darah yang tidak tertangkap oleh
pembalut dan menodai seprei serta kasur itu.
This mattress thing have
several times stressed me up when I stayed over and was having my period. I
dared not changed my sleeping position for fearing I might stain the mattress
or the bed with blood.
Sebaiknya memang tidak menginap saat sedang haid, apalagi
kalau volume haidnya banyak. Tapi gimana dong kalau sikon membuat saya tidak
bisa memilih? Jalan keluarnya ya tetap menginap tapi memakai pembalut ekstra
panjang dan tidak berubah posisi tidur… huu, sampai kesemutan.. hehe.. dan
beberapa kali saya bangun dengan hati-hati, tidak berani langsung duduk, tapi
merangkak mundur turun dari atas tempat tidur.. hehe..
Better not stay over at
any place during period time, especially when it has lots in volume. But
sometimes I didn’t get a chance to pick the condition. What I could do when I
had to stay over at the time when I had my period is by wearing extra long
sanitary napkin and tried not to change sleeping position… it made some part of
my body numbed.. lol.. and I had to crawl when I wanted to get off the bed, I
dared not did sitting position when I get up. I crawled backward on the bed
when I wanted to get off it.
Kamar tidur..
The bedroom..
Kalau saya menginap di rumah yang kebetulan besar dan punya
banyak kamar maka untuk saya akan disediakan kamar sendiri. Tapi kalau tidak
berarti saya harus tidur dengan tuan rumah.
If I stay over at a big
house where there are many rooms in it, a room is provided for my stay. But if
not then it means I have to sleep in the same room with the host.
Buat saya sih tidak ada masalah dapat kamar sendiri
atau harus berbagi kamar atau tempat tidur dengan yang punya rumah.
It is not a problem for
me to sleep in a room specially provided for me or to share bedroom or bed with
the host.
Beberapa waktu lalu seorang teman mengajak saya pergi
traveling keluar kota. Sayangnya jadwal kami tidak pas sehingga rencana itu
batal. Saya kecewa juga karena lagi ingin jalan-jalan dan tempat yang akan
dikunjungi itu belum pernah saya datangi.
Not so long ago a friend
asked me to go traveling out of town. Unfortunately we couldn’t find convenient
time for both of us so the plan had to be called off. I was disappointed
because I wanted to go traveling and I have never visited the place we planned
to go to.
Namun kemudian terpikir oleh saya, kalau kami jadi pergi,
terus urusan tempat nginap gimana? Saya tidak sempat menanyakannya tapi kalau
kami pergi dengan gaya backpacker, kami tidak akan menginap di hotel atau
penginapan dengan kamar masing-masing.
Later I thought, if we
did go, how about the lodging thing? I didn’t ask about it but if we did go
backpacker style, we certainly wouldn’t stay in a hotel or an inn and had our
own room.
Kalau perempuan sih, tidak jadi masalah. Tapi ini laki dan
kami hanya berdua. Tempat yang akan kami inapi adalah tempat temannya yang juga
laki-laki.
It wouldn’t be a problem
if that person is a female. But he is not a female and it would be just the two
of us. The place where we would stay happens to be his friend’s place who is
also a male.
Bukannya saya berpikiran jelek.. saya pernah beberapa kali
menginap di satu kamar dan bahkan satu tempat tidur dengan laki-laki tapi itu
kan pacar sendiri atau sekalian dengan serombongan teman lelaki dan perempuan
menyewa villa gaya studio yang membuat kami semua bergeletakan di satu
ruangan.. aman-aman saja dan saya tidak mempersoalkannya tapi kalau hanya saya
sendiri yang perempuan dan menginap di tempat laki-laki.. mm..
It is not that I have
improper thoughts.. I have had experiences to stay in one room and even shared
bed with male but it was with my own boyfriend or with a bunch of friends, male
and females, rented a studio styled villa that made all of us had to sleep in
the same room.. it passed without any indicent incident and I didn’t make a
fuss about it but it would be a different story if I were the only female and
had to stay over at a male’s place.. mm..
Syukur juga rencana traveling itu batal. Kadang saya terlalu naif.
It is a good thing the trip had to be cancelled. Sometimes I am
too naive.
Berbagi kamar dengan..
Shared the bedroom with..
Kalau menginap di rumah teman ya pastilah lebih enak kalau
dia dan saya bisa satu kamar. Soalnya sebelum tidur paling asyik kalau kami
bisa ngobrol-ngobrol, curhat-curhatan, ketawa-ketiwi atau bergosip.
It would be definitely
more fun if I could share the bedroom with the friend whom I stay in. We could
talk, share stories, laugh over the jokes or gossiping before we fall to sleep.
Sayangnya teman-teman saya sebagian besar sudah berkeluarga
sehingga kalau kami sekamar, itu artinya sekamar juga dengan anak atau
anak-anaknya.
The thing is most of my
friends are married so when we share the bedroom, it means sharing it not only
with her but also with her child or children.
Repotnya kalau mereka besoknya harus masuk sekolah.
Terpaksalah kami tidak bisa mengobrol lama-lama supaya anak-anak itu bisa
tidur.
We couldn’t have long talk
because the child or children had school so they couldn’t stay up late.
Seringkali teman yang saya kunjungi itu adalah orang yang
tidak bisa saya temui setiap hari sehingga setiap kali kami bertemu rasanya
cerita dan rasa kangennya segudang. Ditambah dengan keterbatasan waktu untuk
menginap ditempatnya membuat setiap detik dari kebersamaan kami demikian
berharga dan karenanya sayang untuk di buang walau untuk tidur.
The friend with whom I
stayed in is someone I didn’t get to see on daily basis so whenever we met, we
had lots of stories to share and terribly missed each other. With the fact that
I couldn’t stay long at her place made our togetherness so valueable and thus
felt such a pitty to go to bed.
Nah, kalau kami mengobrol sepanjang malam, mana anak-anaknya
bisa tidur. Anak-anak itu juga sama saja kepingin ngobrol dengan saya.. hehe..
sampai emaknya stress nyuruh mereka buat berhenti ngoceh ke saya.
So if we talk all night,
how could the children sleep? The children themselves were just as eager as
their mother to talk with me.. lol.. it made their mother nearly lost her
patience to stop her chatty children.
Berbagi kamar dengan mereka selalu menyenangkan. Dalam
pengalaman saya hanya sekali saya nyaris gila karena harus berbagi kamar
dengan.. kecoak!
It was always fun to
share room with them. In my experience there was only one time when I nearly
got crazy to have to share room with.. cocroaches!
Saya tidak tahu itu kamar bekas gudang atau kamar merangkap
gudang sampai kok kecoaknya banyak banget.. begitu lampu dimatikan.. mereka pun
langsung berkeliaran.. hiiiii… saya kabur keluar lalu tidur di ruang tamu. Tapi
tetap saja saya tidak bisa tidur nyenyak.
I didn’t know if it was
storeroom made into a bedroom or a bedroom functioned as storeroom that made it
occupied by lots of cockroach.. once the light was out.. they got out..
yikeeeesss.. I ran out to sleep in the livingroom but I still couldn’t sleep
well.
Lain lagi ceritanya waktu saya menginap di rumah teman saya.
Karena kamar cuma ada satu maka tidurlah saya disitu bersama istrinya sementara
dia sendiri tidur di ruang tamu. Besok paginya dia bercerita dia tidur dengan
rasa was-was karena tikus berkeliaran dan dia takut di gigit tikus. Waduh,
sori, bro.. gara-gara gue nginap, elu bukan cuma jadi harus tidur di ruang
tamu, tapi juga harus tidur ditemani serombongan tikus.. hehe..
It is another story when
I spent a night at a friend’s house. Since there is only one room in his house,
I slept in the bedroom with his wife while he slept in the livingroom. The next
day he told us he slept anxiously because there were lots of rats ran around the
house, except the bedroom because the door was closed, and he feared to be
bitten by them. Aww, sorry, bro.. not only that I made you slept in the
livingroom, I also made you had to sleep in the company of rats.. lol..
Nah, mungkin pengalaman anda lebih banyak lagi dibandingkan dengan pengalaman-pengalaman saya. Tapi setiap pengalaman pasti seru kan..
So, maybe you have more experiences than mine. Each of them are some experience, right?..