Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Sunday, January 26, 2014

Welcoming Chinese New Year : The Rain

Bogor adalah kota hujan karena sepanjang tahun curah hujannya terhitung tinggi.

Bogor is known as rainy town because all through the year it gets lots of rain.

Tapi sejak hari Minggu, 13 Januari, hujan turun selama hampir  24 jam setiap harinya.

But since Sunday, January 13th, it rained for nearly 24 hours everyday.

Sebelumnya hujan hanya turun pada siang, sore atau malam hari.

Before that it only rained in the afternoon, evening or at night.

Saya ingat benar kapan hujan mulai menggila karena hari Minggu itu adalah pertama kali hujan turun nyaris tidak berhenti. Justru di hari ketika saya akan berangkat ke rumah Santi di Jakarta. Kalau bukan karena kangen pada dia dan anak-anaknya, saya pasti sudah membatalkan rencana itu.


I remember it clearly when the rain started to rage because that Sunday was the first time it rained non-stop. Exactly at the time when I would go to Santi’s place in Jakarta. If it wasn’t because I missed her and her kids so much, I would call off the plan.

Hujan adalah bagian dari Imlek. Tapi kalau hujan sepanjang hari dan berlangsung selama hampir 2 minggu.. wah, itu sih membawa penderitaan.

Rain is part of Chinese new year. But if it went the whole day for almost 2 weeks.. heck, that brings suffering.

Banjir, tanah longsor dan ombak besar di laut..

Flood, landslide and big tidal wave at sea..

Saya bersyukur sejak masih tinggal di Jakarta, daerah tempat tinggal saya cukup tinggi sehingga tidak pernah kebanjiran. Tapi ya jadi seperti sepetak pulau dikelilingi air banjir. Repot kalau mau melakukan aktivitas di luar rumah.

I am grateful the area where I lived in Jakarta has never flooded. It was only turned like a small island in the middle of the ocean. It became a problem if we needed to go to work or school.

Hal-hal seperti itu tidak kami temui lagi setelah pindah ke Bogor.

We don’t have that kind of situation when we moved to Bogor.

Di musim hujan yang ekstrim begini yang kami hadapi hanyalah cucian yang butuh waktu 2-3 hari untuk kering, jalanan becek, lantai yang tidak bisa bersih (apalagi kalau punya anjing di rumah.. lantai belum lama selesai saya pel dan si Doggie dengan 4 kakinya yang basah dengan santainya masuk… grrrrr…) dan atap bocor dibeberapa tempat.


 In this extreme rain season what we have are just the laundry that takes 2-3 days to dry, muddy road, the floor that hardly to stay clean (especially if you have a dog in the house. I just done with mopping the floor and Doggie came inside the house with its 4 wet dirty feet… arrrrgghh…) and leaked on the roof.

Tapi banyak orang di Jakarta, Manado dan beberapa kota lain yang mengalami lebih dari itu ketika banjir, angin topan dan tanah longsor memporak-porandakan kota dan rumah mereka.


But many people in Jakarta, Manado and other towns have to have more than that when flood, typhoon and landslide turned their towns and houses upside down.

Dan kalau sudah begitu, siapa peduli dengan nama, umur, latar belakang pendidikanmu, suku, etnis, bangsa, agama atau jabatanmu.

And in that kind of situation, who the hell cares about your name, age, educational background, ethnic, nationality, religion or title.

Karena semua bersatu dalam penderitaan.

Because we are united in suffering.

Karena semua bersatu dalam usaha untuk menolong mereka yang berada dalam penderitaan.

Because all came united in the struggle to help those who suffer.

Kadang orang-orang yang terlibat didalam penderitaan atau yang melakukan kegiatan untuk menolong mereka yang tertimpa kesusahan adalah orang-orang yang tidak saling mengenal dan tidak pernah mengadakan acara-acara untuk saling mengakrabkan diri. Tapi semua bersatu ketika penderitaan melanda atau ketika hati memiliki kesamaan visi serta misi.

Sometimes those who suffer or those who do humanitarian activities are complete strangers, they have never known each other before and they have never been in a gathering made to bring them close with one another. But suffering unities them. Humanitarian vision and mission also unite people. 

No comments:

Post a Comment