Itu judul film.
That
is a movie title.
Film yang menyenangkan untuk ditonton kalau anda penggemar
film action seperti saya.
A fun movie to watch if you are a fan
of action movies like me.
Olympus adalah nama sebuah gunung di sebelah utara Yunani. Dalam
mitologi Yunani, gunung ini adalah rumah dari 12 dewa.
Olympus is the name of a mountain in northern
Greece. The home of 12 gods in Greek mythology.
Dalam film itu Olympus adalah kode untuk Gedung Putih.
In that movie Olympus is a code name
for White House.
Suatu serangan besar-besaran dilancarkan oleh sejumlah besar
teroris tidak hanya berhasil menembus pertahanan Gedung Putih tapi juga
berhasil menyandera presiden yang sedang berada didalamnya.
A massive terrorist attack not only
could knock down White House's highly sophisticated security but also could take
the president as their hostage.
“Olympus sudah runtuh”
seorang pengawal presiden dalam keadaan terluka parah karena terkena tembak menghubungi
markasnya. Rekan-rekan serta anak buahnya tewas. Dia sendiri pun akhirnya
ditembak mati oleh teroris.
“Olympus has fallen”
a badly wounded president secret service sending out the message to his
basecamp. His men were dead. He too was later shot dead by the terrorist.
Saya tidak sedang menulis resensi film.
I am not writing a movie review.
Olympus dan White House menggambarkan kemegahan dan
kekuatan.
Olympus and White House talk about
glory and power.
Tapi ada banyak bukti memperlihatkan tidak ada satu
kemegahan yang tidak bisa runtuh. Dan tidak ada sesuatu yang sangat kokoh yang
tidak bisa hancur.
But evidents show that every glory can
fall down. And do you think the strongest could never fall into pieces?
Sekian belas tahun yang lalu saya memiliki Olympus.
Decades ago I had my Olympus.
Dalam usia yang terhitung masih muda, saya memiliki
segalanya yang diimpikan orang. Saya punya pekerjaan yang baik, jabatan saya
sekretaris direktur, gaji saya besar sampai saya punya banyak uang di tabungan,
deposito, simpanan emas dan mata uang asing, saya punya mobil sendiri tapi
selalu ada mobil kantor berikut supir yang siap mengantarkan saya kemana saja saya mau pergi dan karena
baru pindah ke Bogor, rumah saya belum sebutut sekarang.
In a young age I had everything
anyone would dream to have. I had a good job, I was the company director’s
secretary, I had the money, I had time deposit, I had gold and dollars in my saving, I
had my own car but there was company car along with the driver to drive me
anywhere I wanted to go and since I just moved to Bogor, my house was not
rotten as it is now.
Pada waktu itu saya punya pacar yang juga sukses dalam
karir. Selain itu saya dalam kondisi muda, sehat dan kuat. Saya adalah Olympus. Kemegahan dan kekuatan
ada pada diri dan kehidupan saya.
At that time I had a boyfriend who
was also had a bright career. And I was young, healthy and strong. I was Olympus.
Greatness and power were in me and in my life.
Tapi pada waktu itu saya menerimanya sebagai sesuatu yang
wajar. Saya bahkan menipu diri dengan menganggap bahwa semua itu membuat saya
bisa berbuat banyak bagi sesama. Saya melibatkan diri dalam kegiatan sosial.
Saya menjadi orang tua asuh.
But I accepted it as something
normal. I even foolishly thought those things could make me do more to needy
people. I involved myself in social activities. I paid school fees of needy
students.
Terlepas dari segala perbuatan baik itu, saya merasa terlalu megah dan kuat.
Apart from those good deeds, I
got myself of having too much glory and power.
“Olympus sudah runtuh”
“Olympus has fallen”
Tahun 2001 mengawali serangan demi serangan yang
menghancurkan Olympus dalam diri dan kehidupan saya.
The year 2001 was the beginning of
attacks that destroyed my Olympus.
Dalam film Olympus Has Fallen, Gedung Putih tidak hancur
rata dengan tanah dan presidennya pun selamat sekalipun terluka. Tapi bangunan
Gedung Putih porak-poranda dan ada begitu banyak korban jiwa.
In the movie Olympus Has Fallen,
White House was not totally destroyed and the president came out safely though
wounded. But the building got severely damaged and there were many casualties.
Demikian pula diri dan kehidupan saya serta orang tua saya.
Porak-poranda tapi tidak hancur rata dengan tanah.
So do the lives of me and my parents.
Damaged but not completely knocked down.
Tapi saya melihat ada banyak sekali Olympus berkeliaran dimana-mana. Tidak
peduli itu di dalam atau di luar tempat ibadah.
But I see so many Olympus walk everywhere.
In and outside places of worship.
Saya telah mengalami banyak hal. Saya tidak bisa lagi dikelabui
dengan kelakuan malaikat dan kata-kata dengan bahasa bak orang suci.
I have been through a lot. I can’t be
deceived by angelic behavior and saintly words.
Saya hanya berharap dan menunggu Olympus-Olympus itu
berjatuhan. Mungkin bukan hari ini. Mungkin tidak besok. Tapi suatu hari nanti
Olympus itu akan diruntuhkan.
I just hope and wait for those
Olympusess to be fallen. Maybe not today. May not be tomorrow. But one day they
will be brought down.
Bukannya saya mengharapkan hal-hal jelek akan menimpa
mereka. Saya hanya ingin hilangnya Olympus dalam diri dan kehidupan mereka akan
mengubah mereka menjadi pribadi-pribadi yang lebih baik.
I don’t put a curse on them. I just
want Olympus be gone from them and their lives so it can make them into better
people.
Ada banyak hal yang berubah dalam sifat, kebiasaan dan
pribadi saya sejak runtuhnya Olympus dalam diri dan hidup saya.
There are many changes in my
characters, habits and personality since the Olympus in me and in my life was
fallen down.
Saya tidak menyesalinya.
I have no regrets.
Segala yang rusak dan porak-poranda akan dipulihkan. Semua
bisa dibangun ulang. Tapi kali ini tanpa Olympus.
No comments:
Post a Comment