Aturan yang mengharuskan ruang kerja saya di kunci setiap
Minggu pagi selama jam ibadah pada awalnya menyebalkan hati saya karena
saya pikir kalau saya tetap berada di dalam ruangan maka akan ada banyak hal
yang bisa saya kerjakan dan tentunya lebih mudah untuk menemukan saya
dibandingkan bila saya berada di luar ruangan.
The
regulation requiring my room to be locked during Sunday service annoyed me at first because I thought I could do many things if I were allowed to stay
there and it would also make it easier to find me than if I am out of the room.
Berhubung saya tidak mengikuti ibadah sementara saya tidak
bisa berada diruangan saya maka saya harus mencari tempat untuk nongkrong
selama kira-kira satu setengah jam.
The thing is, I
don’t attend the service but I can’t be in my room either so I got to find some
place to hang around for about one and a half hours.
Awalnya saya memilih berbagai tempat di luar kantor sebagai
tempat nongkrong tapi dua minggu terakhir ini saya menemukan tempat nyaman lain
yang masih berada dalam wilayah kantor.
At first I
chose various places outside the office to hang out but in the past two weeks I
found another cozy place within the office compound.
Dapur di kantor saya adalah tempat yang nyaman karena menghadap
ke taman kecil. Cuma sayangnya saya justru jarang pergi ke dapur ini kecuali
kalau ada yang mengajak makan di situ atau ketika sedang diadakan acara-acara
tertentu.
My office’s kitchen
(pantry) is actually a cozy place because it is facing a small garden. The odd
thing is I rarely go there unless when I was being asked to have lunch there or
when the office was having an event.
Setiap kali saya harus keluar dari ruangan saya selama jam
ibadah pada hari Minggu pagi, saya membekali diri dengan membawa beberapa
lembar kertas, pulpen dan mp3 player.
Everytime I
leave my room during Sunday morning service, I bring with me some papers, a pen
and mp3 player.
Supaya selama saya tidak duduk bengong saja selama satu
setengah jam itu.
This to
prevent me from spending one and a half hours just sitting and have mind
wandering.
Tapi jangan salah juga, saya membawa benda-benda itu bukan
dengan tujuan untuk melakukan pekerjaan kantor.
But don’t be
wrong, I don’t bring those stuff to do office paper work.
Saya membutuhkan benda-benda itu untuk membuat draft untuk blog.
I need those stuff to draft my
blog posts.
Awalnya susah mengumpulkan konsentrasi karena saya terbiasa
melakukannya pada malam hari di dalam kamar saya. Dalam suasana tenang seperti
itu semua ide di kepala dengan mudahnya dituangkan dalam bentuk tulisan.
At first it
was difficult to concentrate because I am used to write at night and in my
bedroom. In the quietness, the ideas came out easily.
Selama beberapa hari Minggu saya belajar untuk mendraft
tulisan-tulisan saya di ruang publik yang tentunya tidak setenang kamar saya.
Karena itu saya menyumpal telinga saya dengan earphone. Musik menutupi
suara-suara orang dan kendaraan.
For some
Sundays I learned to draft my blog posts in public room which means far from
being serene like the one I have in my bedroom. It is why I stuffed my ears
with earphone. Music covers the noise of people and vehicles.
Dapur di kantor ternyata memberikan lebih banyak privasi dan
ketenangan.
The office’s
pantry is a private place and gives more quietness.
Kali pertama saya menghabiskan satu setengah jam disitu,
selama beberapa menit saya duduk dan menikmati pemandangan cerahnya sinar
matahari pagi, daun-daun yang bergoyang ketika angin bertiup, sepasang burung
pipit yang hinggap di dahan pohon, seekor kupu-kupu terbang dengan anggun,
seekor lebah yang seperti tiba-tiba saja muncul di sudut taman.. ketika dia
kemudian terbang mengitari saya sambil mengeluarkan suara ‘bzzz’ lembut seakan
mengucapkan selamat pagi pada saya.
The first
time I spent my one and a half hours there, I spent few minutes sat and
enjoying the view of the bright morning sunshine, the leaves waving when the
cool wind breezed, a pair of sparrows came down to tree’s branch, a butterfly
fly gracefully, a bee seemed to just appeared in the corner of the garden..
when it flew around me, its soft sound of buzzing was like a good morning
greeting for me.
Indah. Damai. Sederhana.
Beautiful.
Serene. Simple.
Kali kedua saya berada disitu suasananya berbeda. Hujan
turun, langit mendung, angin bertiup lebih kencang, udaranya sejuk. Tidak ada
burung pipit, kupu-kupu dan lebah. Tapi saya tetap menikmatinya.
The second
time I was there, it was different. It was raining, the sky was cloudy, the
wind was blowing quite strong, it was a bit freezing. No sparrow, butterfly
and bee at sight. But I still enjoyed it.
Karena tetap indah. Tetap damai. Dan semua tetap dalam bentuk
sederhana.
Because it’s
still beautiful. Remain serene. All comes in simple form.
Dalam rumitnya hidup, dan lebih rumit lagi jalan pemikiran
saya, alangkah menyenangkannya bisa menemukan keindahan dan kedamaian dalam
bentuk sederhana.
In this
complicated life, and more in the twisted mind of mine, it is so nice to find beauty and serenity
in simple forms.
Saya berbahagia karena bisa menemukan saat-saat dimana saya
bisa menyendiri, bisa sepenuhnya menjadi diri sendiri, tanpa beban, melepaskan
segala tuntutan, tidak merepotkan diri dengan hari esok karena yang saya miliki
hanyalah satu setengah jam itu..
No comments:
Post a Comment