Ulang tahun ayah saya sebetulnya jatuh pada bulan Maret.
Tapi justru di hari ulang tahunnya, kondisi ibu saya menurun sehingga segala
rencana ayah saya untuk masak dan bikin kue tertunda.
My father’s
birthday is actually in March. But right on his birthday, my mother was unwell so he had to postpone his plan to cook side dish and to bake the birthday cake.
Ibu saya yang berusia 79 tahun itu kadang mengalami gangguan
dijantungnya. Setahun yang lalu kondisinya demikian parah sehingga kami mengira
akhir hidupnya sudah datang akibat perpaduan dari masalah jantung dan gondok. Tapi
keajaiban itu datang dan kondisinya membaik.
My 79 year
old mother sometimes had problem with her heart. Last year she was so in bad
shape out of heart and thyroid problem that we thought her end was near. But
miracle came and she got better.
Ayah saya telah melewatkan waktu mungkin hampir 20 tahun
untuk merawat ibu saya.
My father
has spent probably almost 20 years nursing my mother.
Cinta dan perhatiannya pada saya dan ibu saya
melebihi yang dia berikan kepada dirinya sendiri.
His love
and attention for me and my mother are more than what he gives to himself.
Awal April kondisi ibu saya membaik sehingga ayah saya
dapat membuat kue ulang tahun untuk dirinya.
Early this
April my mother’s condition improved and it enabled my father to bake his
birthday cake.
Ayah saya jago masak tapi urusan kue adalah keahlian ibu
saya. Berhubung usianya sudah lanjut dan kemampuan fisiknya terbatas maka ayah
saya yang membuat kue, tentunya dengan mengikuti resep dan petunjuk ibu saya.
My father
is the master chef in the house but when it comes to cake, that’s my mother’s
expertise. But her age and physical have made my father became the one who
takes over the cake baking stuff.. following my mother’s recipe and direction
of course.
Proses pembuatan satu kue bisa bikin saya geli dan kadang
pusing melihat dua orang yang sangat saya sayangi ini membahas resep dan
prosedur pembuatan yang lengkap dengan berdebat, ngotot-ngototan dan ledek meledek.
The process
of baking a cake sometimes made me laugh and other times gave me headache upon
seeing these two people whom I love so much discussing the recipe and the
procedure of making the cake that full with debate and teasing each other.
Soalnya ibu saya tergolong perfeksionis sementara ayah saya
lebih cuekan.
It is
because my mother tends to be a perfectionist while my father is an easy going
person.
Hal lain adalah perbedaan dalam memasak dan membuat kue.
Memasak tidak seperti membuat kue yang harus persis takaran bahan-bahannya dan
cara pembuatannya.
Another
thing is the difference in cooking with baking cake. Cooking is not as
complicated and strict as baking cake that require precision measurement in the
ingredients and in the baking procedure.
Kalau sudah pusing melihat dan mendengar mereka berdebat,
saya memilih untuk mengundurkan diri dan baru muncul setelah kuenya jadi..
hehe..
Dizzy over
seeing and hearing them arguing made me chose to retrieve and return only after
the cake is served.. hehe..
Tapi beberapa tahun terakhir ini saya senang ikut waktu
mereka sedang bikin kue. Selain karena ingin belajar, alasan utamanya adalah
karena saya menyukai kebersamaan kami.
But in the
past years I like to join them whenever they were baking a cake. Beside wanting
to learn it, my main reason is because I like our togetherness.
Payahnya hari Senin, 31 Maret ketika mereka membuat kue
ulang tahun itu, saya kepalang teler kecapean karena dari pagi sampai hampir
tengah hari sibuk ganti seprei, nyuci piring, nyuci baju, nyapu, ngepel dan
bebersih. Yah, mumpung libur.. tapi setelah semua selesai dan sehabis mandi..
saya ketiduran.. tepat di saat orang tua saya mulai membuat kue itu.
The thing
is when they baked that birthday cake on Monday, March 31st, I was
overcame with exhaustion after spending the morning to nearly noon to change
bedsheet, washed the dishes, did the laundry, swept and mopped the floor,
dusting.. I thought since it was a public holiday and I was home.. but after
everything was done and after took a bath, I fell to sleep right at the time
when my parents started to make that cake.
Yah, kuenya baru di hias dan bisa dinikmati hari berikutnya.
The next
day the cake was decorated and served.
Tapi ketika kami bertiga berkumpul, bukanlah kue itu yang
membuat ulang tahun ayah saya menjadi berarti.
But when the
three of us got together, it wasn’t the cake that made my father’s birthday
meant so much.
Mungkin sudah 2 tahun saya berhenti berdoa. Setahun terakhir
ini saja saya sudah berhenti berpura-pura ikut ibadah. Tapi malam itu ketika
kami berkumpul setelah berfoto-foto dan kue sudah dipotong, saya minta supaya
ayah saya berdoa.
I have
probably stopped praying for 2 years. I have even stopped pretend attending the service in the past year. But that night when we got together after taking
pictures and the cake has been sliced, I asked my father to pray.
Saya tidak mengucapkan sepatah kata pun ketika kami berdoa
karena saya tidak tahu apa yang harus saya katakan. Tapi air mata saya menetes
ketika hati saya terisi dengan rasa amat sangat bersyukur. Saya tidak sedih.
Saya terlalu amat sangat bersyukur. Saya ingat bagaimana setahun lalu, di bulan
April juga, saya mengira saya akan kehilangan satu dari mereka.
I didn’t
say a word when we prayed because I really didn’t know what to say. Tears
flowed down as my heart filled with gratefulness. I didn't feel sad. I was
just so very much grateful when my memory flew to last year, it was in the same
month of April, when I thought I would lose one of my parents.
Orang tua saya mungkin bukanlah orang tua yang sempurna.
Cinta mereka pun tidak sempurna. Tapi dalam segala ketidaksempurnaan itu,
mereka mencintai saya.
My parents
may not be the perfect parents. Their love isn’t perfect. But in those
imperfectness, they love me.
Dan saya mencintai mereka melebihi dari apa pun juga.
And I love
them more than anything else.
Dalam cinta itu, lewat cinta itu.. saya melihat dan
menemukan Tuhan..
In that
love, through that love.. I saw and found God..
Saya bersyukur untuk orang tua saya, untuk cinta itu dan
untuk Tuhan..
I am
grateful for my parents, for that love and for God..
No comments:
Post a Comment