“Keke, kamu cantik”
“Keke, you’re beautiful”
Begitu komentar yang saya dengar ketika saya mengikuti acara
Paskah di Kebun Raya Bogor hari Minggu lalu (20/4).
People were telling me
this when I attend Easter service in Bogor Botanical Garden last Sunday (April
20th).
“Cantik”
“Beautiful”
Komentar teman-teman FB pada foto yang saya upload, foto
ketika mengikuti acara Paskah itu.
FB friends wrote that
comment on my photo that was taken when I attend Easter service.
“Kamu cantik” Andre tersenyum ketika melihat foto-foto itu.
Tapi matanya menyinarkan kecemasan.
“You’re lovely” Andre
smiled when he saw those photos. But there was worry in his eyes.
Saya cuma tersenyum. So, saya cantik.
I just smiled. So, I am
beautiful.
Tapi bukan itu yang ada dalam pikiran saya ketika melihat
foto-foto ini.
But it is not what I had
in mind when I looked at these photos.
Siapa bisa mengira setahun lalu dokter memberi tiga
kemungkinan atas penyebab haid saya yang tidak mau berhenti; kelainan hormon,
mium atau gejala awal kanker rahim.
Who could tell that a
year ago doctor gave three prognosis about my unstoppable menstruation; hormone
abnormality, leiomyoma or early symptom of uterus cancer.
Siapa yang tahu kalau selama enam bulan berikutnya saya
tenggelam dalam depresi akut sampai berpikir tentang bunuh diri karena terlalu
berat beban emosi dan fisik yang harus saya tanggung karena saya sakit
sementara ibu saya juga sedang mengalami masa kritis.
Who would know that for
the next six month I drown in bad depression that I thought about suicide
because of the emotional and physical burden really took toll on me as I was
not well at the time when my mother was in critical condition.
Tidak ada seorang pun yang tahu tentang depresi itu. Hanya
sedikit orang yang kemudian tahu tentang fisik saya yang sedang terganggu. Dan
tidak ada yang terlibat dalam perjuangan saya untuk keluar dari depresi.
No one knew about that
depression. Few finally knew about my unwell physic. And nobody involved in my
struggle against depression.
Tidak ada yang tahu bahwa kurang dari enam bulan lalu saya
masih harus minum obat untuk menghentikan haid saya.
No one knows that less
than six months ago I still had to take medicine to stop my menstruation.
Tidak ada yang bisa membayangkan beratnya menghadapi ibu
yang sakit, bagaimana menyaksikannya demikian tidak berdaya dan bagaimana
menolongnya untuk bangkit. Ada hari-hari panjang yang dipenuhi dengan
kecemasan, ketakutan dan keputusasaan. Dan malam hari harus dilewati dengan
pertanyaan apakah saya bisa tidur tenang sampai pagi atau akan dibangunkan
karena ibu saya mengalami gangguan dengan jantung, pernapasan dan tekanan
darahnya.
No one knew how hard it
is to deal with a sick mother, to see her become so weak and to help her to
stand on her feet again. There were long days filled with worries, fears and
despair. And nights brought the question would I be able to sleep soundly or
would I be awaken because my mother was having problems with her heart,
breathing and blood pressure.
Banyak yang tidak bisa mengerti ketika mereka mengetahui
bahwa semua penderitaan itu membuat saya tidak mau lagi mempercayai Tuhan.
Many couldn’t understand
when they knew the hardship has made me lost my faith to God.
Ketika saya melihat foto-foto ini.. ya, saya melihat seorang
perempuan cantik. Ya, saya tahu saya cantik. Saya toh punya mata.
When I saw these photos..
yes, I saw a beautiful woman. Yes, I know I am beautiful. I have eyes, y'know.
Tapi bukan kecantikan yang saya pikirkan.
But it is not beauty that
came to my mind.
Ketika saya melihat foto-foto ini, saya teringat pada banyak
sekali peristiwa. Yang saya tuliskan di atas hanyalah segelintir kecil yang
saya alami dan rasakan.
When I saw these photos,
I remembered so many things. The ones I wrote above are only few of them.
Saat saya melihat foto-foto diri saya ini.. bukan kecantikan
yang saya pedulikan.
When I saw my photos.. I didn't care about beauty.
Saya bersyukur karena saya telah mengalami yang
terburuk dan berhasil melewati semuanya.
I am thankful that I have
been through the worst and I could go through them all.
Saya beryukur karena masa-masa sulit itu telah membentuk
diri saya menjadi pribadi yang lebih kuat, tegar dan sabar.
I am thankful those
hardship have formed me into a person who is stronger, tougher and have more
patience.
Pengalaman hidup jauh lebih berharga dari pada kecantikan.
Life experience is far
precious than beauty.
Kecantikan fisik bisa pudar dan bahkan hilang tapi kehidupan
memberikan kita banyak hal yang membentuk diri kita menjadi seseorang dengan
sifat dan kepribadian yang lebih baik.. tentunya kalau kita mau diubahkan
karena ada orang yang tetap saja mempertahankan sifat dan kepribadiannya yang
lama sehingga segala pelajaran yang baik yang disampaikan oleh kehidupan
menjadi sia-sia.. seperti hujan yang turun di atas gurun pasir..
Kecantikan adalah suatu anugerah. Boleh saja dinikmati asal tidak memakainya untuk tujuan yang tidak benar.
Beauty is a blessing. It is ok to enjoy of having it but don't use it for wrong purposes.
Dan kecantikan juga harus disyukuri. Tapi dia bukanlah yang terutama dalam hidup.
And beauty is something that should be thanked for. But it is not the foremost important thing in life.
Kecantikan bisa membuat orang terpukau tapi kepribadian yang kuatlah yang mendatangkan kebahagiaan, penghargaan dan kepuasan dalam hidup.
Beauty can dazzle people but strong personality is the one that brings happiness, appraisal and contentment in life.
No comments:
Post a Comment