Selasa, 30 April saya merasa cukup segar, kuat, sehat dan
selain itu saya tidur 10 jam semalam.. jadi, ayo, Doggie.. mandi..
I have
got enough energy, fresh, healthy dan the night before I slept for 10 hours so
in the morning of Tuesday, 30th April… ok, Doggie, let’s get you a
bath..
Saya tertawa ketika melihat muka Doggie yang seolah berkata ‘oh tidak! Si Keke sudah sehat lagi sekarang
dan dia mau mandiin gue’… hehe..
Seeing
my dog’s face made me laugh because it looked as if he said ‘oh no! She has recovered and now she wants to bath me’… lol..
Proses memandikan si Doggie dimulai dengan uber-uberan dulu.
Dia lari ke halaman depan… eh, Doggie! Sini dong!, panggil saya antara kesal
dan lucu melihatnya langsung kabur begitu melihat saya mempersiapkan handuk,
sikat gigi, odol dan sabunnya. Dia sudah tahu kalau peralatan mandinya sudah
keluar, itu pertanda buruk.. hehe..
Bathing
Doggie is not simple as saying the words. The process starts with me chasing
him because he runs once he sees me taking his towel, tooth brush, tooth paste
and soap. He knew it was bad sign.. lol..
Saya susul dia ke depan, eh, dia lari masuk ke dalam dan
ngumpet di kolong meja makan. Ya ampun! Saya harus merangkak ke bawah meja
makan, menangkap kaki depannya, menariknya keluar… yeh, dia berhasil melepaskan
diri dan lari ke dapur.. buset dah!
I ran
after him to the terrace, man.., he ran inside and hid under the dining table.
I had to crawl under it, hold his paws and dragged him out… he managed to get
himself loose and ran to the kitchen.. come on..
Akhirnya berhasil juga saya menangkapnya dan kemudian
memandikannya. Setelah itu saya mengepel lantai. Disusul dengan mengelap-elap
meja.
Finally I could
catch him and bathed him. I mopped the floor after that. Followed by dustying.
Semua ini tidak terbayang akan dapat saya lakukan lagi
karena dua minggu sebelumnya saya tidak dapat membayangkan saya akan bisa
melakukan pekerjaan-pekerjaan rumah yang terhitung lumayan berat seperti itu.
I
wouldn’t dare to even imagine I could do those house chores because just two
weeks ago I was in a complete mess.
Selasa, 16 April lalu volume menstruasi saya bertambah.
Padahal sebelumnya dia sudah keluar dengan luar biasa banyaknya tapi hari itu
sudah seperti banjir. Kalau pingin tahu detailnya lihat dipostingan bulan April
karena saya tidak akan menuliskan lagi disini.
My
menstrual raged like hell on Tuesday, 16th April. Its volume has
increased drastically before that but on that day it was flooding. Details
about it written on April post so I am not writing it again here.
Dari tanggal 16-30 April kondisi saya naik turun. Volume
menstruasi berangsur-angsur berkurang hingga akhirnya berhenti total pada hari
Selasa, 23 April, tepat seminggu setelah saya berobat ke dokter kandungan di RS
PMI.
From 16th
to 30th April I had to deal with ups and down physical condition.
The volume of my menstrual has decreased until it really stopped on Tuesday, 23rd
April, a week after I went to the gynecologist at PMI hospital.
Selama kurun waktu itu hanya 2 hari saya tidak masuk kantor
dan sehari minta ijin kerja hanya setengah hari. Bukan karena saya gila kerja
tapi karena tempat dimana saya bekerja ini irit tenaga kerja. Enaknya ya tidak
gampang-gampang orang memecat saya karena tenaga saya sangat dibutuhkan..
hehe.. tapi tidak enaknya ya tidak bisa ambil cuti lama dan kalau sedang sakit
begini.. wah, nyeret badan deh ke kantor dan kalau lagi di rumah tidak bisa RIP
karena mikirin kerjaan.
In those
period of time I was absent from work for just 2 days and had worked half day
for only a day. It was not because I am sort of a workaholic person but it was
because my place work doesn’t have many workers. The good thing about it is I
won’t get fired easily because they need me too much.. lol.. but the bad side
of it is I can’t take long leave days and still had to drag myself to go to
work at the time I was ill and when I was home I couldn’t RIP for keep having
work in mind.
Entah karena saya bawaannya bandel, kepala batu, tahan
banting, sakit tidak mau dirasa, tidak mau bikin heboh atau karena saking
ahlinya saya menyembunyikan sejuta rasa di hati dan di pikiran, orang-orang
kaget ketika tahu saya sakit dan bahwa sakit ini sudah berlangsung tidak sehari
dua hari tapi selama 8 bulan!
I don’t
know is it because I am so head strong, resolute, never want to make a fuss or
being so good on hiding the things in my mind and my heart that people were
surprised when they heard I was ill and to know that I actually have been
unwell for 8 months!
Dalam hati saya terkekeh geli juga melihat mereka kelihatan
kaget dan tidak percaya ketika mengetahui penyakit saya. Teringat oleh saya
bagaimana selama 8 bulan itu saya tetap masuk kerja dalam kondisi menstruasi
mengalir bagai banjir, selama berhari-hari mengalami badan lesu, lemas, setiap
bangun pagi badan terasa menggigil seperti orang demam, sakit kepala, pusing
sampai mata berkunang-kunang, belum lagi emosi berganti-ganti antara menjadi
sangat gembira untuk kemudian merasa ingin mengamuk kepada siapa saja dan detik
berikutnya merasa demikian putus asa sehingga keinginan untuk hidup hilang.
I
laughed inside on seeing their surpriseness. It came to me how for 8 months I
went to work while my menstruation was flooding like crazy, the fatigue I felt
for days, how I shivered every morning as if I had fever, the headaches, the
times when I felt I’d faint, the swinging moods, one minute I felt so ecstatic,
the next minute I was in rage and soon to change with huge desperation that I
just wanted to die.
Tapi ditengah-tengah semua itu saya bisa menampilkan diri
sebagai orang yang tetap ceria, ramah, lucu dan aktif. Saya bergerak lincah,
kalau berjalan tidak bisa pelan dan ikut dalam acara-acara yang diadakan oleh
kantor, sampai pakai acara menginap segala. Dan beberapa hari sebelum masa
kritis pada Selasa, 16 April itu, saya sebetulnya telah membuat janji dengan
seorang satpam kantor untuk hiking ke gunung Salak. Edan? Hehe. Ya, mungkin
saya memang sedikit edan tapi ketika itu saya berpikir saya sudah lama sekali
tidak hiking ke gunung dan satpam ini beberapa kali hiking ke gunung Salak
bersama dengan teman-temannya sesama pecinta alam. Hanya beberapa hari sebelum
tanggal yang disepakati, dia jatuh sakit. Selang beberapa hari berikutnya ganti
saya yang ambruk.
In the
midst of it I was able to keep myself appear as the fun, friendly, funny and
active person. I had always on the move, never walked slow, participated in
every events held by the office and several time even spent a night at the
guest house. What’s more crazy is few days before that critical Tuesday, 16th
April, I had set up a date to go hiking Mt. Salak with a security man in the
office. I haven’t gone hiking in a very long time and would love to do that. I
was so happy to know that this security man has been hiking to Mt. Salak with
his friends and wanted to join them when they go hiking that mountain. Crazy
me. Lol. Yes, I am. Unfortunately, only few days before the appointed date, he
got ill and days after that I had that critical moment ever happened to my
health on that Tuesday, 16th April.
Beberapa teman menjuluki dan meledek saya dengan sebutan
super woman, wonder woman, macho girl. Seorang dari mereka bahkan secara serius
memandang saya sebagai seorang panutan. Tapi mereka juga melihat bagaimana saya
berjuang jatuh bangun menghadapi berbagai macam badai kehidupan. Saya hanya
berharap mereka bisa mengetahui bahwa bahkan seorang wonder woman pun bisa
beberapa kali merasa demikian putus asanya dengan kehidupannya sampai dia
merasa tidak ingin hidup lagi dan bagaimana dia kembali bangkit dari
keterpurukan lalu meneruskan perjalanan.
No comments:
Post a Comment