Tema pembelajaran sudah tidak lagi Alat Komunikasi yang sudah berlangsung selama 2 minggu. Selama enam hari ini kami akan belajar tentang Negaraku.
“Apa nama negara kita?” tanya saya. Beragam jawaban yang diberikan anak-anak. Tapi dari 16 anak yang memberikan jawaban dengan benar hanya beberapa anak saja.
Nah, jadi kalau nama negara sendiri saja masih banyak yang tidak tahu janganlah heran kalau pertanyaan tentang lambang negara, lagu kebangsaan, nama presiden-wapres, nama ibu kota dan suku-suku yang ada di Indonesia di jawab dengan berbagai jawaban yang bisa membuat kita tertawa atau geleng-geleng kepala.
Itu sebabnya kalau anda mempunyai anak, rajinlah mengajak anak itu berkomunikasi. Jangan capek menerangkan tentang tempat-tempat, peristiwa dan orang karena tidak semua anak tanggap terhadap lingkungannya. Tidak semua anak memiliki daya ingat yang tinggi, kemampuan bernalar yang sempurna dan rasa ingin tahu yang besar.
Jadi bila sedang di rumah atau berpergian janganlah hanya duduk diam-diam. Anak dan orang tua masing-masing sibuk dengan kegiatannya sendiri sekalipun berada di satu ruangan yang sama. Jangan pula merasa senang kalau anak lebih memilih duduk anteng karena asyik menonton tv atau sedang bermain dari pada berinteraksi dengan anda sebagai orang tuanya.
Dan jangan pula berkomunikasi dengan anak sebatas pada menegurnya bila dia melakukan kesalahan atau memberinya perintah untuk melakukan sesuatu. Lama-lama anak berpikir komunikasi adalah sesuatu yang tidak menyenangkan sehingga dia akan lebih bersenang hati bila tidak harus berkomunikasi dengan orang di rumah.
Sedangkan orang dewasa saja sering mengalami kesulitan dalam berkomunikasi. Apa lagi anak kecil. Dan dari mana lagi mereka bisa belajar untuk berkomunikasi selain dari orang-orang terdekatnya?
Saya kebetulan memiliki ibu tipe ‘knalpot’ dalam artian bawel. Karena itu saya memilih untuk lebih berdiam diri. Karena dulu selain bawel, beliau juga selalu mendominasi. Semakin bawel beliau, semakin diamlah saya. Kebiasaan yang akhirnya terbawa ke masa dewasa dan baru terkikis setelah saya bekerja sebagai guru. Soalnya guru TK adalah mahluk-mahluk yang mau tidak mau memang harus rajin berkaok-kaok. Hehe. Susah tuh buat orang pendiam dan pemalu untuk menjadi guru TK. Lha, lingkungannya kayak masuk kandang bebek dan angsa. Ribut. Berisik. Riuh. Hehe.
Lain saya lain kepsek. Beliau tipe orang yang sepertinya otaknya bekerja lebih cepat dari pada mulutnya karena seringkali begitu banyak yang ada di pikiran beliau tapi yang keluar singkat-singkat. Akibatnya kami sering tidak mengerti maksud beliau. Yang menjengkelkan adalah saat mengeluarkan perkataan, beliau mengharapkan kami untuk segera mengerti apa yang dimaksudkannya.
Seperti hari ini saja contohnya. Jam 09.30 beliau pergi. Saat melewati saya yang terdengar hanya sederet gumaman tak jelas. Belum sempat saya bertanya beliau sudah pergi. Yah.., capcay deh.
“Pergi kemana sih?” saya bertanya pada teteh.
“Mana saya tahu”
“Tadi tidak bilang ke teteh?”
“Bilangnya gitu-gitu aja”. Nah, ni lagi apa maksudnya ‘gitu-gitu aja’.
“Kemana sih si emak?” saya bertanya pada wali kelas TK B.
“Bayar listrik dll trus ke dinas kasih laporan kalau tidak salah”. Wah, masih di tambah dengan catatan ‘kalau tidak salah’. Berarti wali kelas TK B juga tidak terlalu mendengar dengan jelas dong.
Hehe. Begitulah seninya berkomunikasi.
Oya, Senin (4/4) ini kegiatan di kelas bisa di lihat dari foto-foto terlampir ya.
___________________________________________________________________
Teaching theme is no longer about communication gadgets which has gone for 2 weeks. It’s about My Country. That’s what we’re going to learn this week.
“What’s the name of our country?” I asked this question to the kids this morning (Monday, April 4th). I’ve got various answers. Only few of the 16 kids in my class could give the right answer. So don’t expect them to answer these questions of what the names of president & vice president, national anthem, national flag, the country’s symbol correctly. Their answers could make us laugh or shake our heads.
I urge you to talk to your kids. Don’t allow yourself or your kid to be occupied with each own’s business. Kids need to be gained in conversation about things, events, people & places because not all of them have sharp memory, big curiousity & good logical ability. They need to learn it from you.
Don’t talk to your kids when you critized their mistakes or order them to do something. The kid would think communication as an unpleasant thing & they would dislike or avoid it.
I happen to have a very noisy, demanding & dominating mother. Over the years I learned to better stay quiet toward her. A habit that followed me to my adulthood & only being a teacher I can change myself into a more talkactive person. You can’t be quiet & shy person if you work as kindergarten teacher. It’s like being in between ducks & gooses. It’s so noisy & cheerfull that you can’t stay quiet all the time.
The headmaster is another case. She obviously has too many stuff on her mind that she unable to speak it out. When she speaks it’s short & incomplete. Leaving people to guess what she was trying to say. The annoying thing is that she expects everyone to automatically understands when she was saying when she speaks.
Just as what happened today when she left school at around 09.30 am. I heard a few unclear words as she mumbled it out when she passed me. By the time I wanted to ask her what she was saying, she was already gone.
“Did she say where she goes?” I asked school’s janitor.
“I don’t know”
“Didn’t she tell you earlier?”
“Only slightly” ?? meaning?
“Do you know where does she go?” I asked B class teacher.
“Pay the bills & give a report. I think..”. Oh there’s the additional ‘I think’. So she too didn’t hear it clearly.
So people, that’s the art of communication.
No comments:
Post a Comment