Bulan ini saya ingin membuat seri tulisan bertemakan “Under Construction”, sedang dibangun.
Berbagai peristiwa yang kita alami setiap hari adalah proses yang membangun diri kita.
The things we have been through everyday is the process that construct us.
Dibangun untuk menjadi lebih baik.
It is meant to make us better.
Saya menemukan orang-orang yang awal hidupnya menunjukkan bagaimana dirinya telah melalui suatu pembangunan besar, yang terjadi tanpa disadarinya.
I discovered some people whose early life have undergone big construction, without them realizing it.
Mereka menginspirasi saya.
They inspired me.
Beberapa dari mereka memiliki kesamaan dengan saya entah dalam sifat atau hal-hal yang dialami dalam hidup.
I found similarities in few of them whether it is in characters or in the things we experienced in life.
* * * * *
Dia seorang berpendidikan. Pintar.
He was an educated
man. A smart one.
Seorang yang beragama. Memiliki pengetahuan agama. Latar
belakang pendidikannya pun di bidang keagamaan. Mantan gurunya adalah seorang
imam yang cukup terkenal.
Somebody with a
religion. Had knowledge in religion. His educational background was in
religion. His former teacher was a quite famous priest.
Tapi dia memiliki pengetahuan tanpa pengertian atau hikmat.
Memiliki agama tapi tidak mengerti siapa Tuhannya.
However, he had
the knowledge without understanding nor wisdom. He had a religion but didn’t
know who was his God.
Dia menghabiskan begitu banyak waktu mempelajari agama.
He spent so much
time learning religion.
Dia pastilah melewatkan banyak waktu dengan berada di bait
Allah, sering berkumpul dengan orang-orang beragama lainnya, sering
membicarakan firman, sering memimpin ibadah..
He surely spent
lots of time in God’s temple, he oftenly got together with worshippers, he must
had talked of the scriptures oftenly, led the service oftenly..
Semua itu tanpa memiliki Roh Allah dalam dirinya.
All without
having the Spirit of God in him.
Itu sebabnya matanya buta terhadap kebenaran.
That is why his
eyes were blind to the truth.
Dia berpikir dia sedang menjalankan sesuatu yang baik untuk
Tuhan tapi kenyataannya dia mengejar, menteror, menangkapi, memenjarakan dan
membunuh para pengikut Kristus.
He thought he
was doing a good deed for God but in reality he pursued, terrorized, captured,
imprisoned and killed Christ’s followers.
Dia buta rohani tapi tidak mengetahuinya.
He was
spiritually blind but he didn’t know it.
Dalam kebutaannya itu dia mengira dia sedang melakukan
pekerjaan untuk Tuhan dan hal itu akan menyenangkan hati Tuhan, hal itu akan
memberinya tempat di surga.
In his blindness
he thought he worked for God and it would please God, things that would give
him a place in heaven.
Dalam kebutaannya dia mengira dia sedang melayani Tuhan.
In his blindness
he thought he was serving God.
Dia demikian butanya sampai dia tidak mengetahui bahwa
perbuatannya sebenarnya dipakai iblis untuk menyusahkan dan menyakiti hati para
pengikut Kristus.
He was so blind
that he didn’t know he was actually used by satan to bring trouble and hurt to
Christ’s followers.
Sampai akhirnya Tuhan sendiri menunjukkan diriNya
dihadapannya.
Until finally
God Himself appeared before him.
“Mengapa kamu
menganiaya Aku?” demikian suara itu bicara padanya.
“Why are you persecuting Me?” a voice talked to him.
Dia kaget. Ada sinar memancar dari langit mengelilinginya
lalu terdengar suara itu.
www.pinterest.com |
Dia terjatuh rebah ke tanah.
He fell to the
ground.
“Siapakah Engkau, Tuhan?” dia bertanya.
“Who are You,
Lord?” he asked.
Jawaban Tuhan pastilah membuatnya lebih kaget lagi.
God’s answer
must have brought more shock upon him.
“Akulah Yesus yang
kamu aniaya itu”
“I am Jesus, whom you are persecuting”
Ketika suara dan sinar itu hilang, dia mendapati matanya
telah menjadi buta.
When the voice
and light were gone, he found his eyes were blind.
*
* * * *
Ada banyak sekali orang yang mengira dirinya sedang
melakukan pekerjaan untuk Tuhan.
There are many
people think they are doing work for God.
Mereka memenuhi tempat-tempat ibadah, setia menghadiri
ibadah atau acara-acara keagamaan.
They filled the worship places, faithfully attend the service or religious events services.
Mereka menyebut diri sebagai pengikut Tuhan, pemercaya,
anak-anak Tuhan.
They call themselves
God’s followers, believers, God’s children.
Ya, mulut mereka memang tidak mengatakan seperti itu tapi dalam hati mereka
mengatakan demikian.
Yes, they
don’t say it but their hearts speak it.
Sebagian dari mereka melibatkan diri dalam kegiatan
peribadahan dan disebut atau menyebut diri sebagai pelayan Tuhan.
Some of them
involve themselves in the service and are called or called themselves God’s
servants.
Ada yang melakukannya dengan segala ketulusan hati tapi
tidak sedikit yang melakukannya dengan sejuta motif tersembunyi.
Some do that
with sincerity but many doing it with millions of hidden motives.
Mereka yang melakukannya dengan motif tersembunyi tentu saja
tidak akan pernah mengakuinya tapi sikap serta perbuatan mereka memperlihatkan
bahwa mereka senang dan bangga disebut sedang melayani Tuhan serta dikenal
sebagai pelayan Tuhan.
The ones with
hidden motives surely will never admit it but their attitude and behavior show
how they are happy and proud to be called giving service to God and to be known
as God’s servant.
Ada pun yang lainnya menempati kedudukan tertentu dalam
rumah ibadah. Ada yang melakukannya dengan ketulusan, sementara yang lain
memiliki hati seperti seekor ayam jago yang menegakkan jenggernya tinggi-tinggi
tapi tentu saja mereka ini tidak akan pernah mengakuinya, akan tersinggung dan
marah kalau dirinya dikatakan memiliki pilar ego tapi sikap serta perbuatannya
memberikan bukti yang terlalu jelas.
Meanwhile, the others
occupy certain position in worship places. Some do that with sincerity, while
some have the heart like a cock that stands with its comb raised highly but
these kind of people never admit it, they will get offended and angry when
called to have pillars of ego but the attitude and behavior show it all too
clearly.
Saya prihatin.
I am concerned.
Saya tidak mengatakan diri saya yang paling benar dan kudus.
Saya prihatin melihat tempat ibadah mayoritas dipenuhi oleh orang-orang seperti
itu. Lalu bagaimana pula orang-orang yang buta rohani itu dapat memimpin dan
menggembalakan banyak jiwa?
I am not saying
I am the most righteous and holy person. I am concerned to see worship places
are mostly filled with those kind of people. So how the spiritual blind people
can lead and tend lots of people?
Hasilnya apa? Adakah jiwa-jiwa yang merana menemukan
kedamaian? Adakah yang terbelenggu menjadi terbebas? Adakah yang hancur kembali
dipulihkan? Adakah yang kehilangan harapan dapat melihat Tuhannya? Adakah yang
tersesat menemukan jalannya kembali?
What is the
outcome? Could the souls in pain find peace? Could the chained ones find
freedom? Could the break souls find restoration? Could the ones without hope
see God? Could the lost find their way back?
Saya telah melihat ibadah demi ibadah yang berjalan sangat
rapi, terorganisir dengan baik dan berlangsung dengan tertib… tapi kosong. Hati
saya menjerit, kenapa saya tidak
merasakan kehadiran Tuhan? Mereka menyanyikan lagu tentang Tuhan dan firman
Tuhan diberitakan dari atas mimbar tapi kenapa
saya tidak merasakan kehadiran Roh Allah?
I have seen
services after services being neatly held, well organized and ran in order… but
empty. My heart screamed, why didn’t I
feel the presence of God? They sang songs about God and scripture was
spoken from the pulpi but why didn’t I
feel the presence of God’s Spirit?
Apakah perasaan saya itu salah? Kalau memang salah, lalu
kenapa saya melihat banyak jemaat tidak mengalami perubahan dalam kehidupannya?
Kenapa yang merana tidak menemukan kedamaian? Kenapa yang terbelenggu tidak
mendapatkan kelepasan? Kenapa jiwa yang tersesat tidak menemukan jalannya
kembali?
Am I wrong about
this? If I am, then why I don’t see the congragetion have their lives change?
Why can’t the wrecked souls find peace? Why can’t the chained ones find
freedom? Why can’t the lost souls find their way back?
Yang saya lihat adalah jiwa-jiwa itu akhirnya tidak
mengalami kemenangan di dalam Tuhan. Mereka malah akhirnya tercerai berai.
Memisahkan diri. Terpecah. Mengundurkan diri. Menghilang dari ibadah.
What I saw is
those souls have no victory in God. They are even scattered. Parted. Broken.
Resigned. Disappeared from the service.
Saya membaca tentang Benny Hinn dan Kathryn Kuhlman yang
begitu penuh dengan Roh Tuhan dalam diri mereka sehingga dalam setiap ibadah yang mereka adakan, banyak orang merasakan
hadirat Tuhan yang luar biasa bahkan ketika mereka masih berada di luar gedung
tempat ibadah dimulai.
I read about
Benny Hinn and Kathryn Kuhlman who are so full with God’s Spirit that everytime they held a service many
people feel the amazing God’s presence before they even entered the building
where the service was held.
Kehadiran Roh Tuhan yang maha dahsyat itu yang membuat
mereka mengalami kemenangan; yang sakit disembuhkan, yang terbelenggu
dibebaskan, yang berdosa menerima pengampunan, yang gelisah dan merana
mendapatkan kedamaian, yang hancur dan putus asa menemukan harapan, yang
terhilang menemukan dirinya kembali pada Tuhan.
The presence of the amazing God’s Spirit is the one that make them receive victory; the sick are healed, the chained are freed, the sinned received forgiveness, the broken and desperate ones find hope, the lost find their way back to God.
Itulah yang membuat orang-orang tersebut datang dan datang lagi, membuat tempat dimana ibadah
dilangsungkan menjadi sesak, nyaris tidak bisa menampung jumlah mereka yang
demikian banyak.
Apa yang membuat mereka datang dan datang lagi? Kenapa
mereka demikian antusias? Apa yang membuat jumlah mereka semakin bertambah?
What makes them
come again and again? Why do they get so enthusiast? What makes their number
increase?
Apakah karena ibadahnya menarik? Musiknya indah? Tempatnya
keren? Pengkhotbahnya lucu? Khotbahnya bagus sekali? Susunan acaranya rapi?
Sound systemnya bagus? MC menarik? Lagu-lagunya hebat? Slidenya sempurna?
Ushernya super ramah? Pelayanan tanpa cela yang diberikan oleh para pelayan
Tuhan? atau karena itu adalah hasil kerja yang amat bagus dari para PR (public relation) dalam mempromosikan acara ibadah itu?
Is it because
the service is interesting? Because the music is beautiful? Cool place? Funny
pastor? Very nice preach? Well arranged? Good soundsystem? Attractive MC? Great
songs? Perfect slides? Super friendly usher? Flawless service given by God’s
servants? or it is the result of excellent work of their PR (public relation) in promoting the service?
Ketika orang-orang di tempat ini mempertanyakan kenapa jumlah yang datang tidak
bertambah, malah semakin berkurang.., ketika mereka mencoba mencari alasan yang
bisa diterima akal logika..,
When the people in this place wonder
why the number of presence is let alone increased, it decreased.., when they
try to reason it by logic..
Ahhh..
*
* * * *
Saya menaruh Paulus dalam daftar orang yang saya kagumi
bukan karena manusianya. Dia cuma manusia biasa seperti anda dan saya. Dia
mungkin tidak lebih baik dari kita.
I put Paul in
the list of people whom I admire not because of him as a person. He is just a
person like you and I. He probably was not any better than us.
Saya mengagumi Tuhan yang telah membuat seorang yang buta
rohani seperti dia menjadi tidak buta lagi.
I admire God who
have made a spiritual blind person like him could see.
Barulah setelah dia tidak buta rohani lagi, hidupnya
berubah.
After that, his
life changed.
Setelah diubahkan itulah baru Tuhan bisa bekerja melalui
dirinya.
Only after that
transformation, God could work through him.
*
* * * *
Sebelum Roh Tuhan ada dalam diri seseorang, dia akan
berjalan dengan memakai logikanya, dia akan merasa dirinya sudah benar atau
lebih benar dari orang lain, dia akan mengandalkan segala yang ada pada
dirinya.
Before the
Spirit of God dwells in somebody, that person walks using his/her logic, feels
already a righteous one or even more righteous than others, depends on whatever
he/she has in him/her.
Sebelum Roh Tuhan ada dalam diri seseorang, dia tidak akan
bisa memimpin orang lain. Kalau pun dia ditempatkan atau menempatkan dirinya
dalam posisi sebagai pemimpin.. kepemimpinannya didasari atas kemanusiaannya
yang penuh dengan kelemahan dan motivasi-motivasi tertentu yang kadang jelas
tapi seringkali tersembunyi.
www.quotesgram.com |
Saya telah melihat. Saya telah melihat cukup banyak. Saya melihat lebih banyak dari yang ingin saya lihat.
I have seen it.
I have seen a lot. I saw more than what I wanted to see.
Tapi Tuhan memperlihatkannya kepada saya dan karena Tuhan
yang melakukannya maka itu adalah hal yang baik untuk saya.
But God shows it
to me and because it is done by God then it must be good thing for me.
Karena itu saya melihat lebih banyak dari pada yang mereka kira.
That is why I see a lot more than they think.
Saya tahu lebih banyak dari pada yang mereka inginkan untuk saya ketahui.
I knew more than what they wanted me to know.
Saya belajar lebih banyak dari yang mereka pikir telah
mereka ajarkan kepada saya.
I learned more
than what they thought they have taught me.
Bahkan melalui peristiwa sakitnya saya dua bulan yang lalu
dan lewat kesalahan-kesalahan yang saya lakukan, Tuhan menunjukkan kepada saya
kebutaan rohani mereka.
Even through my
illness two months ago and through the mistakes I have done, God showed me
their spiritual blindness.
Apakah itu untuk membuat saya merasa hebat? Tidak. Saya justru
merasa seperti membawa beban berat karena saya melihat, saya bertemu dan saya
dikitari dengan orang-orang yang sebagian buta rohani tapi mengira mereka tahu
apa yang sedang mereka kerjakan dan ke arah mana mereka sedang pergi.
Is that to make
me feel superior? Not at all. I even feel like carrying a heavy burden because I
see, I meet and I am surrounded by people who mostly blind spiritually but
think they knew what they are doing and where they are heading to.
Saya berpikir bagaimana caranya supaya mereka tidak lagi
buta. Saya mendoakan mereka. Saya mencoba bicara, memasukkan pengertian yang
benar tapi sejauh ini hanya kelihatannya hanya segelintir yang tidak buta
total.
I thought how to
make them no longer blind. I pray for them. I tried talking to them, tried to
put the right understanding into them but so far it seems only very few are not totally blind.
Lebih gilanya lagi adalah mereka yang buta rohani itu, dalam
kebutaannya, mereka menganggap sayalah yang buta rohani.
Crazy thing is
those who are spiritually blind, in their blindness, think that I am the one
who is spiritually blind.
Hahaha.. adakah yang lebih tidak masuk akal dari itu?
Hahaha.. is
there anything more absurd than that?
Perlukah saya membela diri?
Should I defend
myself?
Pernah. Tapi kemudian saya tidak lagi mau repot-repot
membela diri. Buat apa? Jumlah mereka yang buta itu lebih banyak. Kalau
misalnya saya katakan matahari itu terang tapi mereka mengatakan gelap dan
jumlah mereka lebih banyak.. ya mana bisa saya menang kan? Hehe.. jadi biarlah
bagi mereka matahari itu gelap.
I had. But then
I no longer want to bother to defend myself. What’s the use? I am out numbered.
So if for example I say the sun is bright but they say it is dark and there are
many of them.. how can I defeat them? Lol.. so let the sun is dark for them.
Ayat referensi:
Kisah Rasul 22:2-3; 8: 1-3; 9:1-31
Reference verses:
Acts 22:2-3; 8: 1-3; 9:1-31
No comments:
Post a Comment