Perasaan saya ketika kembali ke rumah setelah liburan tidak
lebih baik dari perasaan saya ketika harus kembali bekerja.
I didn’t
feel any better when I got back home as when I had to go back to work after the
vacation.
Setelah melihat begitu banyak pemandangan indah, mengalami
banyak hal dan membawa pulang banyak kenangan untuk diingat serta diceritakan..
After
seeing so many beautiful sites, experiencing many things and brought home tons
of memories to remember and to tell..
Rumah menjadi tempat yang tidak menarik.
The house
looks uninteresting.
Yang saya temui di rumah adalah orang tua saya yang karena
umur dan kondisi fisik tidak lagi memiliki keinginan untuk pergi jalan-jalan
(dan berharap saya pun demikian)..
What I have
got at home is my parents who due to age and physical condition have no desire
to make any traveling (and hoping I would feel the same about traveling)..
Percakapan di rumah adalah hal-hal yang isinya sama; tentang
jadwal makan, apa yang mau di masak, seribu satu macam gangguan badan dari
mulai perut sampai jempol tangan atau kalau tidak tentang segala ulah
tetangga..
The
conversation in the house is about same things; meal time, what to cook,
thousands of physical unwellness from stomach to thumb or if not it is about
the neighbors..
Ketika berada di rumah, rasanya hanya tubuh saya yang berada
di sana. Pikiran, hati dan jiwa saya berada di Ambon.
It felt as
it was just my body that at home. My mind, my heart and my soul were in Ambon.
Saya tidak tahu ada apanya dengan Ambon yang membuat saya
merasa betah berada di sana dan keinginan untuk kembali serta tinggal di sana
demikian kuat. Saya sudah mengunjungi banyak tempat yang indah tapi belum
pernah punya perasaan seperti ini dengan tempat-tempat itu.
I don’t
know what Ambon has that made me feel at home when I was there and have this
strong feeling of wanting to stay there. I have visited many beautiful place
but I have never had this kind of feelings toward those places.
Payahnya adalah, saya tidak bisa menceritakannya pada orang
tua saya karena mereka kan tidak tahu saya pergi ke sana.
Worse thing
is I can’t say a word about it to my parents because they don’t know about my
trip there.
Mereka tidak bisa mengerti kenapa saya demikian senang
traveling.
They can’t
understand why I have become so passionate about traveling.
Mereka tidak bisa memahami dorongan impulsif dalam jiwa
saya.
They can’t
understand this impulsive urge in my soul.
Semakin mereka ingin memadamkan semua itu, semakin membara semuanya
itu dalam diri saya.
The more
they want to put it down, the more it burn in me.
Saya adalah bagian dari orang tua saya, darah mereka ada
dalam diri saya, gen mereka tertanam dalam diri saya tapi semakin saya dewasa,
semakin terasa seakan jalan hidup kami terpisah.
I am part
of my parents, their blood is in me, their genes are in me but the more I grow
up, the stronger it feels that we are heading in different path.
Mereka menggenggam saya erat-erat. Mereka berusaha untuk
tidak melepaskan saya.
They hold
me tight. They try not to let me go.
Saya mencintai mereka, amat sangat menyayangi mereka tapi
mereka membuat saya tidak bisa menjadi diri saya sendiri.
I love
them, I love them so much, but they make me unable to be entirely myself.
Suatu hari nanti saya pergi, pergi untuk mencari jati diri
saya yang asli, pergi untuk menjadi diri saya sendiri, pergi untuk menjalani
apa yang sudah ditakdirkan untuk saya jalani, pergi untuk menemukan kehidupan
yang saya inginkan dan berada di tempat dimana hati saya berada.
One day I
will go, go away to find my real self, to become myself, to live what has been
destined for me to live, to find the life I desire and to be in the place where
my heart is.
* * *
* *
Saya sedang galau dengan segala macam rasa dan pikiran di
atas ketika Doggie, anjing kami, meninggal karena sakitnya tidak bisa
disembuhkan walau pun kami telah berusaha segala macam cara untuk
menyembuhkannya.
Those thoughts
and feelings have made me restless when Doggie, our dog, died of uncured
illness despite all of our effort to heal him.
Saya mati rasa.
I felt numb.
Selama sembilan tahun Doggie menjadi sahabat saya di rumah.
For nine years
Doggie has become my best friend at home.
Dari akhir bulan Mei sampai awal Juli ini saya tidak betah berada di rumah.
From end of May
to early July I didn’t feel home at home.
Di kantor saya sibuk dan menyibukkan diri sehingga pikiran
tidak lari kemana-mana tapi di rumah pikiran dan hati saya tidak berhenti
galau. Segala yang ada di rumah mengingatkan saya pada Doggie.
I was busy and
kept myself busy at work so my mind didn’t go wandering around but at home my
thoughts and heart were restless. Everything at home reminded me to Doggie.
Saya memilih untuk melarikan diri ke rumah Andre hampir
setiap akhir pekan.
I chose to run
away to Andre’s place almost every weekend.
Itu masa-masa yang sulit ketika saya berjuang untuk
mengatasinya. Masa-masa sulit untuk Andre juga ketika dia harus menghadapi ledakan-ledakan
emosi saya.
That was hard
times when I fought to overcome it. Hard times for Andre too as he had to deal
with my emotional bursts.
Untunglah sekarang sudah lewat. Saya masih merasa kehilangan
Doggie tapi setidaknya tidak lagi bikin saya jadi nangis.
Glad it has
passed now. I still miss Doggie but at least it does not make me cry.
Andre, thank you for your
love, patience, understanding and support you gave me during those difficult
period of time when I acted varied from being like a lost girl to a complete
jackass and still, you never lost your love for me.
* * *
* *
what’s up, buddy?
4th
of July just passed quietly
Andre, as
usual, fixed us a special dinner
To
celebrate America’s independence day
It was a
great dinner
Just the
two of us
We had some
firecrackers after that
Should be a
happy moment for me
But I
couldn’t stop thinking about you
4th
of July marked a month has passed
Since you
were gone to heaven
The house
feels different
Since you
were gone
There were
days that I didn’t want to go home
Everything
at home reminds me to you, Doggie
Damnit! Why
did you have to die?
I miss you
terribly
Thirty days
have passed
Thirty days
since you passed away, Doggie
Have thirty
days heal the wound in my heart
Of losing
my dog?
I still
can’t get over it
You won’t
understand
Unless you
have lost loved ones
I love you,
Doggie
You’re the
best dog in this entire world
One day, we
will be reunited and will never be apart
Bersyukur mba, masih ada orang tua. Aku dulu pernah ngerasain seperti mba, ya kadang-kadang sih, waktu masih ada mbah di rumah. Sekarang mbahku udah ngga ada, ada perasaan sesal juga belum sempat membahagiakan beliau.
ReplyDeleteBetul mbak, tapi ada hal-hal tertentu yg bikin saya ingin bebas. Terlalu panjang utk dijelaskan & terlalu pribadi utk dibeberkan seluruhnya.
ReplyDelete