Hari Selasa lalu saya dan seorang teman lama mengobrol lewat
facebook messenger. Percakapan kami akhirnya sampai pada ceritanya tentang
kegiatannya sekarang ini, lebih banyak tinggal di rumah dan bermain games
online.
Last Tuesday an old friend
and I chatted on facebook messenger. Our conversation turned her present daily
activities which is mostly staying home and playing online games.
Jangan tinggal terus-terusan di rumah dong, kata saya, pergi
deh ke rumah ibu kamu. Bikin kue sama dia. Bawain kue ke tetangga, bertemanlah
sama mereka.
Don’t just stay home, I
told her, go to your mother’s house. Bake a cake. Bring a cake to the
neighbors, make friends with them.
Saya lupa dia tinggal di pantai timur Amerika dan bulan ini
disana itu mulai masuk musim dingin, bahkan dibeberapa tempat sudah bersalju.
I forgot she lives in the
east coast of the USA and it is winter now, it is even been snowing in some
places.
Dan dia tinggal dipinggir kota. Jaraknya sekitar satu jam ke
kota kalau jalan kaki dan dua puluh menit dengan memakai mobil. Disitu tidak
ada sarana transportasi umum. Jadi tidak ada bis dan tidak ada kereta api.
And she lives in the
suburban area. It takes about an hour to get to the town on foot and twenty
minutes by car. There is no public transportation. It means there is no bus or
train.
Jarak antar rumah pun berjauhan. Teman saya itu tidak punya
mobil. Hanya sepeda. Tapi dengan suhu udara mendekati 0 derajat, siapa juga
yang mau bela-belain keluar rumah buat main ke tetangga? Bisa keburu beku
duluan di jalan… hehe.. atau kena paru-paru basah.
photo: www.tripadvisor.com. Rupert Covered Bridge, Bloomsberg-PA |
The houses are separated
quite far in distance. My friend does not own a car. Just a bicycle. But in
this freezing weather, with its temperature drop close to zero, who would want
to leave the house to visit the neighbor? You would freeze before you get there..
lol.. or you would get pneumonia.
Jadilah dia lebih banyak diam di rumah dan dia kesepian. Dia
tidak perlu mengatakannya..
So she spends her time
mostly at home and she feels lonely. She didn’t have to say it..
Saya menyarankannya untuk pindah ke kota saja. Setidaknya di
kota ada lebih banyak orang dan dia tidak harus menjadi semacam tahanan rumah
di musim dingin.
Photo: www.bloomsburgpa.com |
I suggested her to move to
the town. There are many people live there and she won’t have to become some
sort of house prisoner in winter.
Dia mengatakan sedang menabung supaya tahun depan dia bisa
menyewa flat. Dia tidak bekerja. Kecelakaan dimasa remaja membuat kerusakan
permanen pada bagian-bagian tertentu diotaknya yang membuat dia tidak bisa
bekerja, untuk menyetir mobil saja tidak bisa, sehingga dia menggantungkan diri
pada bantuan sosial dari pemerintah.
She said she is saving her
money so she can rent a flat in town. She doesn’t work. An accident in her teen
left permanent damage to certain parts of her brain that makes her unable to
work, not even to drive a car, so she depends on social support from the
government.
Saya prihatin mendengarnya. Apalagi ketika dia mengatakan
cuaca baru akan menjadi hangat pada bulan Maret. Gile lu! Itu kan sekitar 3-4
bulan lagi.
It made me concerned.
Especially when she said the weather will get warm in March. You gotta be
kidding me! That’s about 3-4 months.
Kalau saya jadi dia, bisa jadi gila saya kalau harus
melewati 3-4 bulan dengan lebih banyak terkurung di rumah, sendirian, tanpa
pekerjaan, tanpa teman serumah.. sedangkan tinggal di kota yang terhitung
besar, punya banyak teman, kenalan, ada keluarga dan pacar, sibuk dengan
kerjaan dan kegiatan-kegiatan lain, toh masih bisa bikin saya garing karena
bosan dan lucunya juga masih bisa merasa kesepian..
If I were her, I would go
crazy to have to spend 3-4 months mostly at home, alone, no job, no housemate..
I mean, here I am living in a town considered big enough, I have many friends, aquaintances,
families and a boyfriend, busy with work and many activities, funny thing is I
can still feel bored and lonely..
* * *
* *
Seorang teman menceritakan tentang kenalannya yang berusia
sembilan puluh tahun dan hanya bisa terbaring di tempat tidur karena lumpuh
akibat stroke.
A friend told me about his
acquaintance who is ninety years old and can only lie in bed because stroke
makes her paralysed.
Keinginan ibu tua ini hanya satu; cepatlah aku mati..
The old lady has only one
wish; let me die soon..
Itu yang dimintanya pada orang-orang yang datang untuk
menjenguknya. Doakan saya cepat di angkat Tuhan, doakan supaya saya cepat mati..
It is what she asks to the
people who came to see her. Pray God takes me home, pray so I will die soon..
Sudah bertahun-tahun dia berada dalam keadaan lumpuh seperti
itu. Sembuh tidak, kematian pun tidak juga datang untuk membebaskannya.. yang
harus dihadapinya adalah kenyataan bahwa kondisi fisiknya menjadi penjara
baginya.
She has been in this
condition for years. Not healed, neither death came to free her.. what she has
is reality that her physical condition has imprisoned her.
Sebulan lalu saya membaca tentang seorang wanita penderita
kanker otak yang memutuskan untuk mati pada hari dan jam yang dipilihnya.
Last month I read a story
about a lady with brain cancer who decided to choose the day and time of her
death.
Amerika memiliki undang-undang yang melegalkan seorang yang
menderita sakit parah untuk mengakhiri hidupnya secara medis.
There is a law in America
that legalized anyone with terminal illness to end his/her life medically.
Ada banyak reaksi pro dan kontra. Tapi cobalah kita
menempatkan diri pada posisinya. Fisik hancur oleh penyakit dan obat tanpa ada
kepastian akan sembuh atau tidak. Disembuhkan tidak, mati juga tidak. Yang ada
adalah tersiksa oleh penyakit dan oleh obat.
There were many pros and
cons. But just put ourselves in her place. How would feel to have our body
destroyed by illness and meds without any certainty to get heal or not. Not
being healed, not die either. What we had is the torture brought by illness and
meds.
Belum lagi harus beban biaya pengobatan.
Not to mention the medical
bills.
Saya mengerti seperti apa itu rasanya. Saya mengalaminya.
I know how it feels. I have
been there.
* * *
* *
Kehidupan itu tidak mudah. Jangan pernah berhenti berjuang.
Selagi masih ada napas, tetap berusaha.
Life is not easy. A nonstop
fighting. As long as you still breathing, keep trying.
Itu benar. Itu nasihat yang baik. Tapi ketika kehidupan
menciptakan suatu peristiwa atau sesuatu yang membuat kita terpenjara,
mudah-mudahan kata-kata di atas itu masih dapat memotivasi kita ketika berhadapan dengan keadaan tanpa jalan keluar yang berlangsungnya sangat lama.
That’s true. It is a good
advice. But when life comes up with something to imprison us, hopefully those
words are still able to motivate us when facing long term hardship situation.
Sekedar saran, jangan memberikan nasihat itu pada orang yang
sedang menghadapi sikon yang memenjarakannya demikian lama. Tujuannya mungkin
baik, tapi dalam sikon yang menjepit seseorang, .. mm.. sudah syukur kalau dia
tidak melemparkan sepatunya pada anda.
Just an suggestion, don’t
say any of those advice to somebody who is dealing with condition that imprisoned
him/her in a long period of time. Well meaning, but in that kind of
circumstance, .. mm.. considered yourself lucky if that person doesn’t throw
his/her shoes at you.
* * *
* *
Ada banyak orang yang dipenjarakan entah oleh penyakit,
kondisi fisik, berbagai kesulitan hidup atau beban yang harus menjadi tanggung
jawabnya.. mereka dapat menimbulkan keprihatinan di hati kita atau memberikan
inspirasi.
There are many people
imprisoned by illness, physical condition, many life challenges or have to take
responsibility on burden.. they make us concern or inspire us.
Tapi bagi mereka, yang mereka inginkan hanya satu;
dibebaskan dari penjara itu.
But to them, all they want
is just one and that is; to be freed from that prison.
No comments:
Post a Comment