Urusan pekerjaan adalah penyebab utama mengapa saya selalu
menolak tawaran dan permintaan Andre untuk pindah ke negerinya dan sampai
sekarang pun saya masih menolak keinginannya untuk pindah mengikutinya setelah
dia mapan di Singapura.
Job is something that makes
me keep turning down Andre’s request to move to his country and it is still the
main reason that makes me can’t accept his wish that I'm moving with him once he
is settled in Singapore.
Padahal selain dia, setidaknya ada dua teman bule yang
serius menawari saya untuk beremigrasi ke Amerika. Mereka bersedia menjadi
sponsor untuk saya. Sponsor artinya menjadi penjamin bagi saya. Artinya selama
tinggal di negeri itu, mereka menjamin saya tidak akan terlunta-lunta, tidak
juga akan berbuat macam-macam dan tidak menjadi pendatang ilegal.
Infact, I have two American
friends who seriously offer me to immigrate to the States. They are willing to
become my sponsor. A sponsor means they will make sure I won’t be stranded out of nowhere, making sure I won’t
do anything harmful and I won’t be an illegal settler.
Kalau saja saya hanya membawa diri sendiri pasti sudah lama
tawaran itu saya terima.
If only I have myself to care
for, I have accepted those offers long time ago.
Saya bertanggungjawab untuk menghidupi bukan hanya
diri saya tapi juga orang tua saya.
I have the responsibility to
work not only for myself but also for my parents.
Kalau saya pergi beremigrasi keluar negeri, siapa yang mau
kasih makan orang tua saya? Anak mereka cuma saya seorang.
If I come to live abroad, who
will feed my parents? I am their only child.
Karena kalau saya beremigrasi keluar negeri maka saya akan pergi bermodal dengkul karena bukan
kesana untuk bekerja atau untuk sekolah.
It is not like that I would
go because I have got myself a job or
got accepted as a student in that foreign country.
Jadi saya perhitungkan setidaknya
diperlukan waktu setahun untuk saya beradaptasi serta mendapatkan pekerjaan.
So, I predict I will need at least
a year to adapt and to get a job.
Lalu selama kurun waktu itu, orang tua saya mau makan dari mana?
Minta Andre yang membiayai mereka? Minta keluarga membiayai mereka? Minta
gereja untuk membiayai mereka? Bah!
During that time, who will
support my parents financially? Ask Andre to do that? Ask our family to do
that? Ask the church to do that? Get real!
Kalau anda sudah pernah mengalami kesulitan ekonomi yang
sangat parah dan pernah mengalami di hina orang, anda akan mengerti mengapa
saya memilih untuk mengorbankan cita-cita dan keinginan pribadi dari pada harus
merelakan orang tua saya hidup dari belas kasihan orang lain karena hal itu
akan membuat mereka atau kami menjadi bergantung pada kebaikan orang lain,
rentan pada penghinaan, belum lagi embel-embel hutang budi yang bisa
diungkit-ungkit di kemudian hari.
If you have been through the
worst financial hardship and you have been insulted before, you can understand
why I prefer to sacrifice my own dreams and wills than to let my parents living
under other people’s mercy because it would make them or us in vulnerable
position as we would be depended on people’s kindness, vulnerable to insult,
not to mention the possibility that in the future somebody would say we owe
them or that we wouldn’t make it without their help.
Padahal sebetulnya saya capek. Fisik dan mental. Saya sudah
bekerja dari usia saya 22 tahun. Usia saya sekarang 42. Jadi sudah 20 tahun
saya bekerja.
I am actually exhausted. Physically
and mentally. I have been working since I was 22 years old and I am 42 now. So
it has been 20 years.
Kadang saya iri lihat perempuan-perempuan yang
berhenti bekerja setelah menikah. Untuk kemudian tinggal di rumah sebagai istri atau ibu
fulltime. Tidak perlu khawatir memikirkan perkara bekerja untuk menghidupi diri
sendiri, orang tua atau keluarganya.
Sometimes I envied the women
who quit their jobs after they get married. To become full-time stayhome wives
or mothers. No need to worry about working for themselves or for their parents or their families.
“Serius kamu mau jadi kayak mereka? Yah, saya sih ga keberatan kerja buat kita berdua supaya
kamu ga usah kerja” Andre nyengir “tapi kamu bakal jadi bosan dan pada akhirnya
jadi orang yang nyebelin”
“Seriously? You wanted to be like them? Well, I would love to work
for both of us so you could be my stayhome girlfriend” Andre grinned “but then
you would be bored the hell out of yourself and start bitching at me”
“Saya tahu kamu tidak akan bahagia kalau kamu tidak punya
pekerjaan”
“I know you wouldn’t be happy
to live jobless”
Hehe. Dia benar juga sih.
Lol. He’s got a point.
Saya bukan seorang feminis tapi menurut pendapat saya
sebaiknya perempuan tetap bekerja bahkan seandainya dia tidak punya tanggung
jawab untuk menghidupi orang lain selain dirinya atau terjamin secara finansial
dari orang tua atau suaminya.
I am not a feminist but in my
opinion women better keep their jobs even if they don’t have any responsibility
to work for other people beside herself or financially settled by their parents
or husbands.
Karena bekerja berarti memiliki kemandirian terutama dalam
hal keuangan.
Having a job means making
yourself financial independent. That is the foremost reason.
Jadi bila sewaktu-waktu orang tua atau suami mengalami
masalah yang membuat mereka tidak bisa lagi menghasilkan uang, kita tidak perlu
terlalu khawatir karena masih ada pemasukan dari pekerjaan yang kita miliki.
So whenever our parents or husbands are unable to make money, we don’t have to worry
too much because we have income from our own jobs.
Pekerjaan juga membuat seorang perempuan menjadi mandiri.
Bila terjadi sesuatu dalam rumahtangga atau pernikahannya, dia dapat menghidupi
dirinya atau anak-anaknya.
A job can make a woman be
independent. Should anything happens to her marriage or her relationship, she can
support herself or her child/children.
Seorang sahabat baik saya urung meninggalkan suaminya karena
dia tidak bekerja. Kalau dia memilih hidup berpisah atau bercerai maka dia
harus menafkahi dirinya beserta anak-anaknya. Dan ini bukan hal yang mudah.
A good friend of mine
hesitated to leave her husband because she is jobless. If she choose to have a
separate live or get a divorce, it means she will have to support herself and
the children. And this is not an easy thing to do as it is said.
Di negeri-negeri Asia, perempuan kebanyakan tidak didorong atau dididik untuk menjadi mandiri secara finansial. Umumnya mereka
akan berhenti bekerja setelah menikah karena adat, kebiasaan, kemauan suami,
orang tua dan mertua meminta (menuntut) perempuan untuk menjadi istri dan ibu
penuh waktu.
In Asian countries women
are not encouraged nor to keep their jobs after they get married because
the culture, the will of the husband, parents and inlaws require (push) them to
become full-time wives and mothers.
Masalah baru muncul kalau suami sebagai pencari nafkah
tunggal tiba-tiba kehilangan pekerjaan.
Problem comes when the husband
as the sole breadwinner has to lose his job.
Atau kalau mereka mengalami masalah dalam pernikahan tapi tidak bisa meninggalkan suami karena bergantung secara finansial padanya. Contohnya teman saya itu tadi.
Or when the women have marital
problems, they can’t leave their husbands because they are financially
depend on their husbands. Take my friend's experience as an example.
Yah, dipikir-pikir, ada bagusnya juga saya dipaksa sikon sehingga saya tetap
harus mandiri sepenuhnya. Bekerja untuk menghidupi diri sendiri dan orang tua.
Well to give it a thought, there is a blessing in
disguise in my situation as it forces me to be fully independent. Working for
myself and my parents.
Bekerja tidak hanya membuat seseorang menjadi mandiri.
Bekerja juga membentuk kepribadian serta kedewasaan karena harus menjadi orang
yang lebih tabah, sabar, kokoh, cerdik, teliti, pemaaf, tekun, ulet, adil,
bijak dan berpikiran luas.
Working is not only make
someone independent. Working also forms one’s personality and maturity because
it makes one becomes stronger, tough, smart, thorough, resilient, fair, wise
and broad minded.
Ya, tidak semua orang yang bekerja lalu menjadi pribadi
seperti itu. Dari pengalaman saya, saya telah bertemu banyak orang dengan
kepribadian serta sifat yang tidak baik seakan hal-hal yang mereka temui dalam pekerjaan
tidak mampu merubah diri mereka menjadi orang-orang yang lebih baik.
No comments:
Post a Comment