‘Please play me’.
Saya segera mengenali tulisan tangan Andre di atas kertas
putih yang tertempel di atas sebuah kotak kecil yang diberikan oleh temannya
kepada saya di awal bulan Juni ini.
I quickly recognized
Andre’s hand writing on that piece of paper that stick on that small box given
to me by his friend early this June.
“What’s in this box?” kotak itu terasa ringan di tangan
saya. Apa ya isi kotak ini?
“What’s in
this box?” that box felt so light in my hand.
“Dunno” jawab bule itu. Ga
tau “My guess is, it is a birthday present” Kayaknya sih, hadiah ulang tahun.
“Dunno”
said that guy “My guess is, it is a birthday present”
Saya spontan tertawa. Ulang tahun saya sudah lewat kira-kira
2 minggu lalu “It is a late birthday present then. Andre never forgets my birthday and he has called me on that day”. Wah,
sudah telat banget dong. Andre ga pernah lupa sama ulang tahun saya dan dia
nelpon pada hari itu.
I laughed.
My birthday was about 2 weeks ago. “It is a late birthday present then. Andre
never forgets my birthday and he has called me on that day”.
Bule itu cuma mengangkat bahu, nyengir dan sebelum pergi dia
kembali mengingatkan “Don’t forget, dinner, my place, tonight. I will send someone to pick you up after work, ok”. Jangan
lupa, makan malam di rumah saya nanti malam. Saya kirim orang buat jemput kamu
pulang kantor, ok.
The guy
just shrugged his shoulder, grinned and before he left he reminded me again
“Don’t forget, dinner, my place, tonight. I will send someone to pick you up
after work, ok”.
“Yes, sure. Thanks” jawab saya.
Begitu sampai di kantor, saya segera membuka kotak yang
terbungkus oleh kertas warna coklat itu.
Once I got
in the office I hurriedly opened the box that wrapped with brown paper.
Sebuah CD. Tidak ada sampul. Penasaran, saya mencari laptop
kantor, memasukkan CD itu dan...
A CD. No
cover. Curious, I played it on the office’s laptop.
It was
Christina Perri’s song A Thousand Years.
Untunglah kantor sedang sepi pagi itu sehingga saya bisa
duduk, mendengarkan lagu itu dan menyimak serta meresapi setiap kata yang
dilantunkan oleh penyanyi itu.
Just my
luck the office was quiet that morning so I could sit, listened to the song and
let each word spoke to me.
Saya menghela napas. Lagu ini menyampaikan pesan dari Andre.
I sighed.
Andre was giving me a message through this song.
Sepanjang hari saya merenungi kata demi kata dalam lagu itu.
Saya bekerja seperti biasa, makan siang, bicara dengan orang-orang di kantor..
tapi setiap kata dalam lagu itu tetap muncul di depan mata saya.
I thought
about the words in that song all day through. I worked, I had lunch, I talked
with people in the office.. but every word in that song kept appeared before my
eyes.
Lagu itu bicara tentang apa yang saya rasakan karena kalau
mau jujur, hal-hal yang menimpa diri saya akhir-akhir ini membuat saya takut
dan bingung.
The song
described my feelings because if I wanted to be honest, the things that have
been happening to me lately have made me scared and confused.
Dalam keadaan demikian saya mendorong Andre untuk menjauh.
I pushed
Andre away during that period of time.
Dalam keadaan seperti itu pula saya bertemu dengan laki-laki
lain.
And it was
also at that time I met another man.
Pada saat-saat itu, saya lari dari diri sendiri dan dari
orang-orang yang mengasihi saya.
I ran away
from myself at that time. I ran away from the people who love me.
Itu adalah naluri saya untuk melindungi diri.
That was my
instinct to protect myself.
Membagi kesedihan, ketakutan, kemarahan dan segala rasa
galau lainnya membuat saya lega tapi juga menjadi rapuh dan saya tidak suka
menampilkan kerapuhan dalam diri saya.
Sharing the
pain, fear, anger and other weary burden do relieving but it also put me in
vulnerable place because I never like to expose my fragile side.
Tapi lewat lagu itu Andre bicara tentang kesediaannya untuk
tetap mencintai saya.
But through
that song Andre spoke about his willingness to keep loving me.
Kami bertengkar dan berdebat setelah saya memberitahunya
tentang keinginan dan keputusan saya untuk mengistirahatkan hubungan kami.
Tidak putus. Hanya memberi ‘time out’.
We fought
and argued when I told him that I wanted and have decided to put our
relationship in ‘time out’ mode for unlimited time.
Kami kembali bertengkar dan berdebat ketika dia mengetahui
tentang kondisi kesehatan ibu saya dan diri saya. Saya sama sekali tidak
memberitahunya sehingga dia baru tahu setelah membaca blog ini dan
status-status saya di facebook.
We fought
and argued again when he knew about my mother’s condition and of my own
illness. I didn’t say a word about any of that so he knew about it after he
read this blog and my facebook statuses.
Kami lagi-lagi bertengkar dan berdebat sewaktu saya akhirnya
mengakui bahwa saya jatuh hati pada laki-laki lain. Andre telah mencurigai hal
ini dan capek karena terus menerus di cecar dengan pertanyaan-pertanyaannya
membuat saya akhirnya mengakui walau tetap bertahan menyembunyikan identitas
laki-laki itu.
We once
again fought and argued when I finally admitted that I fell for other guy.
Andre has suspected this and tired of his questions forced me to confess though
I still hide that guy’s identity.
Ketika kami berdua sama-sama tidak tahu lagi apa yang harus
dipertengkarkan dan diperdebatkan, saya melarikan diri ke rumah ibu Yayah pada
hari Jumat, 23 Mei lalu, sementara Andre pergi untuk menemui putranya.
When we
both couldn’t find anything to be fought and argued, I sought for a sanctuary
in Mrs. Yayah’s house on that Friday, May 23rd, while Andre went to
see his son.
Sesudahnya komunikasi kami nyaris terhenti. Hanya sekali
Andre memposting sesuatu di wall facebook saya. Pesannya singkat. Dia berharap
pada suatu hari nanti hubungan kami akan
kembali menjadi baik.
After that
we both went silent. Barely communicate with each other. Only once did Andre
post something on my facebook wall. The message was short. He wished one day
our relationship will be ok again.
Saya tidak berani berkomentar.
I dared not
commented it.
Ketika terakhir kali kami bicara di telpon saat Andre
mengucapkan selamat ulang tahun, dia
juga mengatakan ini pada saya;
The last
time we talked on the phone when Andre wished me a happy birthday, he also told
me this;
“Kita sudah bersama selama 5 tahun. Selama kurun waktu itu,
kamu dan saya bertemu, kencan, berdansa, berciuman, bercumbu dengan orang lain.
Kita berdua masing-masing telah tergoda oleh atau menggoda banyak atau beberapa
laki-laki atau perempuan. Tapi pada akhirnya kita kembali bersatu. Saya pikir
yang satu ini pun juga akan berlalu dan kita berdua akan kembali bersama lagi”
“We have
been together for 5 years. During those time, you and I have met, dated, danced,
hugged, kissed and made out with other people. Each of us has been seduced by
or seduced many or few men or women. But
we have always got together again. I think this one too shall pass away and we
will get together again”
Masih bisakah hubungan kami berjalan selama 5 tahun lagi?
Could our
relationship go for another 5 years?
Bahkan ketika saya sudah kembali sehat dan sekalipun tidak
ada pihak ke tiga di antara kami berdua..
No comments:
Post a Comment