Why is it happening to me?
Sudah lama saya berhenti mengajukan pertanyaan itu.
I have stopped asking that question.
Kenapa saya harus mengalami hal-hal
seperti ini?
Why me?
Sudah sejak bertahun-tahun lalu saya berhenti merepotkan
diri memikirkan jawabannya.
I no longer bother asking myself that question
since years ago.
Apa salah saya sampai saya harus
menjalani kehidupan seperti ini?
What did I do that I have to live this
kind of life?
Saya bahkan sudah tidak ambil peduli apakah segala kesulitan
yang silih berganti menimpa kami ini adalah anugerah atau kutukan.
I don’t give a shit if trouble means blessing or
curse in disguise.
Karena bagi beberapa orang kesusahan adalah makanan
sehari-hari. Mereka hanya menjalani. Tidak berpikir. Terus berjalan. Jangan
berhenti.
Because to some people, trouble is an everyday
matter. They just live it. Don’t give a fuck. Keep going. Don’t stop.
Ayah saya selalu mengatakan bahwa sebagaimana matahari
terbenam dan kegelapan menyelimuti bumi, hal itu hanya terjadi selama beberapa
jam. Untuk kemudian kegelapan pergi ketika matahari terbit.
My father used to say that when the sun is
setting, the land is dark, only for few hours. When the sun rises, darkness goes
away.
Jadi ketika kesusahan datang, jangan repot-repot bertanya
kenapa.
So when trouble comes, don’t bother to ask why.
Sewaktu kesusahan seperti tidak ada akhirnya, ingatlah bahwa
segala sesuatu yang memiliki awal pasti juga ada akhirnya.
When trouble seems to stay eternally, remember
that everything has a beginning and an end.
Jangan berharap hidup akan selalu berjalan lancar. Jangan
tertipu ketika semuanya tampak baik dan manis. Karena manusia, siapa pun dia,
di rancang untuk mengalami kesulitan selama masih hidup di bumi.
Don’t expect life always go smooth. Don’t be
fooled when everything look to go smooth. Because man is designed to be always
deal with trouble when still living on earth.
Jadi ketika masalah terjadi, jangan bertanya kenapa ini
terjadi, jangan pula mencari kambing hitam, jangan merasa satu kesusahan belum
selesai sudah datang lagi yang lain.
When trouble comes, don’t ask why does it have to
happen, never blame the scapegoat, don’t feel one trouble follows by another
trouble.
Sepintar apa pun kita, tidak bisa kita hidup bebas dari
masalah. Sehebat apa juga diri kita, kesukaran tidak akan ragu menghampiri. Tua
muda, kaya miskin, tinggi pendek, pintar atau bodoh, penderitaan tidak pandang
bulu.
Trouble doesn’t care if you are a genius or tough,
young or old, rich or poor, tall or short, dumb or smartass, it doesn’t favour
anyone.
Setelah sekian belas atau mungkin seumur hidup mengalami
berbagai macam masalah, kesulitan, kesukaran, penderitaan, saya sampai pada
kesimpulan bahwa ‘Trouble is a friend’.
I have been through so many things for many years,
heck, make it the whole of my life to make me to one conclusion that ‘Trouble is a friend’.
Dia bukan musuh.
It is not an enemy.
Ketika dia datang, saya tidak lagi merasa seperti langit
runtuh menimpa kepala saya.
When it strikes, I don’t feel like the sky fell
upon me.
Dan ketika dia tidak datang, saya tidak membiarkan diri
terbuai dengan berpikir bahwa akhirnya hidup saya mulai berjalan dengan
baik.
And when it doesn’t strike, I don’t let myself be
fooled to think that my life has gone smooth eventually.
‘Trouble is a friend’
karena masalah dan kesukaran hidup membuat kita belajar mengenali diri sendiri
dengan lebih baik serta belajar untuk berubah menjadi lebih dan semakin baik.
‘Trouble is a friend’ because it actually makes us learn to know about
ourselves and to be a better person.
Besar atau kecil, berat atau sepele, masalah atau kesusahan
memang tidak pernah terasa enak untuk dijalani. Saya sudah mengalami berbagai
macam peristiwa dan setiap kali itu pula, rasanya seperti sebuah sandsack yang
dipukuli dan ditendang berkali-kali sampai seakan mau mati saja supaya bisa
terlepas dari semua itu.
Either it is big or small, trouble is painfull. I
have been through enough to know that when it happened, it felt like being a
sandsack that was hit and kicked merciless that I just wished to die to make it
stopped.
Tapi hidup tidak boleh berhenti sampai di situ.
But I never can let it end my life.
Ketika hati terasa sesak, sewaktu batin merintih, dikala
segalanya terlihat demikian gelap, saya menatap langit dan melihat matahari
yang sedang bersinar terang menggantikan malam.
Whenever it felt so unbearable, when things looked
so dark, I just looked up at the sun in the sky, shining so brightly, leaving
no sign of the dark cold night.
Alam menjadi pengingat bagi kita bahwa tidak untuk selamanya
kesusahan itu bertahan dalam hidup manusia.
No comments:
Post a Comment