14 Februari.
14
February.
Valentine.
Untuk semua kasih
sayang yang saya temukan dalam dirimu..
For all the love I found in
you..(Celine Dion – Because you loved me)
*
* * * *
Karena Kau Mengasihi
Saya.
Because You Love Me.
Pagi-pagi benar Yesus berada lagi di Bait Allah, dan seluruh
rakyat datang kepadaNya. Ia duduk dan mengajar mereka.
Now early in the morning Jesus came again into
the temple, and all the people came to Him; and He sat down and taught them.
Maka ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi membawa
kepadaNya seorang perempuan yang kedapatan berbuat zinah.
Then
the scribes and Pharisees brought to Him a woman caught in adultery. And when
they had set her in the midst.
Mereka menempatkan perempuan itu di tengah-tengah lalu
berkata kepada Yesus: “Rabi, perempuan ini tertangkap basah ketika ia sedang
berbuat zinah.
They
said to Him, “Teacher, this woman was caught in adultery, in the very act.
Musa dalam hukum Taurat memerintahkan kita untuk melempari
perempuan-perempuan yang demikian. Apakah pendapatMu tentang hal itu?”
“Now
Moses, in the law, commanded us that such should be stoned. But what do You
say?”
Dan ketika mereka terus-menerus bertanya kepadaNya, Ia pun
bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka: “Barangsiapa di antara kamu tidak
berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu”
So
when they continued asking Him, He raised Himself up and said to them, “He who
is without sin among you, let him throw a stone at her first”
Tetapi setelah mereka mendengar perkataan itu, pergilah
mereka seorang demi seorang, mulai dari yang tertua. Akhirnya tinggallah Yesus
seorang diri dengan perempuan itu yang tetap ditempatnya.
Then
those who heard it, being convicted by their conscience, went out one by one,
beginning with the oldest even to the last. And Jesus was left alone, and the
woman standing in the midst.
Lalu Yesus bangkit berdiri dan berkata kepadanya: “Hai
perempuan, dimanakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?”
When
Jesus had raised Himself up and saw no one but the woman, He said to her,
“Woman, where are those accusers of your? Has no one condemned you?”
Jawabnya: “Tidak ada, Tuhan”. Lalu kata Yesus: “Aku pun
tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari
sekarang”.
She
said, “No one, lord.” And Jesus said to her, “Neither do I condemn you; go and
sin no more”
(Yohanes 8: 2-5, 7, 9-11)
(John 8: 2-5, 7, 9-11)
*
* * * *
Peristiwa yang tercatat dalam alkitab mengingatkan saya pada
pengalaman saya sekitar dua minggu lalu.
The event that
noted in the bible reminds me to my own experience which happened about two
weeks ago.
Gara-gara kata makian yang saya ucapkan saat saya sedang
frustrasi ketika mempelajari program baru yang dipakai dalam satu bagian dari
pekerjaan saya (baca postingan saya tanggal 28 Januari 2016 berjudul Damn).
It was the cuss
word I said when I got frustrated while I was learning the new program which is used
in one part of my work (read my post on 28 January 2016 under the title Damn).
Hanya satu orang yang mengetahui saya mengeluarkan kata
makian itu. Hanya satu orang yang
mengetahuinya. Satu orang yang pernah saya anggap sebagai orang yang dekat
dengan saya. Satu orang yang pernah saya percaya.
Only one person
knew I spoke that cussing word. Only one
person knew about this. One person whom I used to consider close to me. One
person whom I used to trust.
Tapi orang ini mengadukan perkataan saya pada orang lain dan apa
pun yang dikatakannya telah membuat orang kedua meradang kepada saya.
But this person
told the things I spoke to other person and whatever he told that other person has
brought her wrath on me.
Di hari Minggu orang kedua itu mendatangi saya dan diruangan
saya, yang pada waktu itu sedang kosong, dia mulai mengamuk nyaris tanpa henti dan tidak mau mendengar kata-kata saya.
The second
person came to me on Sunday and in my room, which was empty, she was enraged almost unstoppable and turned herself deaf to the things I have got to say.
Melihat dan mendengar orang kedua ini mengamuk membuat saya sadar bahwa orang pertama pasti telah mengadukan kata-kata yang
saya ucapkan yang sebetulnya dimaksudkan hanya untuk didengar, diketahui dan disimpan olehnya saja..
Seeing and
hearing this second person enraged at me made me realized that the first person must has told
her the stuff I spoke to him which meant to be heard, to be known and to be kept only by him..
Orang pertama dan kedua ini menjadi seperti ahli-ahli Taurat dan
orang-orang Farisi dalam kisah di atas.
The first and second person have turned themselves like the scribes and the Pharisees in the above story.
Saya benar-benar terpana melihat besarnya hasrat mereka untuk melempari saya dengan batu seperti ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi itu kepada perempuan yang tertangkap basah sedang berzinah.
redeemer-changinglives.com |
I was totally amazed to see how great their desire to stone me just like what those scribes and Pharisees wanted to do to the woman they caught redhanded committing adultery.
Tapi Yesus juga ada di dalam ruangan kerja saya pada hari Minggu itu.
Dia melihat dan mendengar apa yang diperbuat dan dikatakan oleh orang kedua itu
kepada saya.
But Jesus was also present in my
room on that Sunday. He saw and heard what the second person did and said to
me.
*
* * * *
Perempuan yang berzinah itu jelas melakukan kesalahan. Apa
pun alasannya, perbuatannya salah.
The woman who
committed adultery was definitely had done wrong. Whatever the excuse, she did
wrong.
Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi mengetahui tentang
hal itu dan mereka merasa menang, merasa menemukan alasan yang kuat dan sah
untuk memperlakukan perempuan itu sesuai dengan apa yang mereka inginkan.
The scribes and
the Pharisees knew about this and they felt they had their victory, they felt
they found a strong and legitimate excuse to do anything they wanted to that
woman.
Wanita yang berzinah itu juga mengetahui tentang hal ini.
Alkitab tidak menceritakan bagaimana reaksinya saat itu tapi kita bisa menduga
sendiri apa yang ada dalam hati dan pikirannya. Mungkin dia ketakutan, mungkin
dia pasrah, mungkin dia mengutuki orang-orang itu, mungkin dia menyesal..
The woman who
committed adultery also knew it. The bible doesn’t noted how she reacted at
that time but we could picture what she might have in her heart and mind. Maybe
she was so scared, maybe she gave in, maybe she swore those people, maybe she
felt sorry..
Yesus jelas mengetahui bahwa wanita itu bersalah dan tidak
ada alasan yang dapat membenarkannya. Tapi Yesus diam, tidak ikut menuding,
tidak mempertanyakan apa pun..
Jesus knew all to well that the
woman had done wrong and there was no excuse to justify her. But Jesus was
quiet, He didn’t point his finger at her, He didn’t ask anything..
*
* * * *
Saya punya kebiasaan memaki kalau saya sedang kesal atau
marah. Semakin saya dewasa, saya lebih bisa
mengendalikan mulut saya dalam artian saya tidak berhenti memaki ketika saya
sedang kesal atau marah, saya hanya lebih bisa memilih tempat, waktu dan orang
yang bisa membuat saya bebas untuk mengeluarkan kata makian.
I cuss, it is habitual. As I get older, I
can control my mouth but it doesn’t mean I stop cussing when I am upset or
angry, I just pick the place, time and people who I can freely cussing.
Tapi memaki adalah memaki. Itu bukanlah hal yang benar.
Tidak ada alasan yang dapat membenarkannya.
But cussing is
cussing. It is not right. There is no excuse to justify it.
Saya mengetahuinya, Yesus mengetahuinya, orang-orang lain
juga mengetahuinya.
I knew it, Jesus
knew it, so do others.
Lalu ketika manusia tanpa belas kasihan menunjukkan
keinginan untuk ‘melempari saya dengan batu’ karena mereka mengetahui saya memaki, .. kenapa Yesus diam?
So when people
with no mercy showed their desire to ‘stone’ me when they caught me cussing, .. why Jesus went silent?
Yang mengejutkan adalah Dia bahkan menunjukkan sikap seakan berpihak pada
orang yang sudah jelas-jelas bersalah.
The most surprising thing is He even showed
as if He stood on the persecuted person?
Rasanya lebih masuk akal kalau Yesus akan segera berpihak
pada orang-orang benar dan saleh itu, orang-orang yang menjaga supaya jalannya tidak pernah
menyerong ke kanan atau ke kiri dan karena itu sikap serta hidupnya pastilah patut untuk
dijadikan sebagai teladan yang baik bagi orang lain.
It would be much
make sense if Jesus took side of those righteous and religious people, those people who keep
their path from not going off the line and thus their attitude and life could be made
into good example to others.
Saya yakin semua orang melongo
ketika mereka mendengar Yesus mengatakan; siapa
dari kalian yang tidak pernah berbuat dosa, yang seumur hidup tidak pernah
berbuat salah, nah, ambil deh batu dan lempari perempuan ini..
I am sure everyone dropped their jaws when they
heard Jesus said; whoever has never
sinned, has never done wrong all of his or her life, there, get the stone and
throw it to this woman..
Orang yang mengamuk ke saya pada hari Minggu itu merasa
telah menemukan segala alasan untuk mengamuk, dia menganggap semua itu sah
karena baginya saya telah melakukan kesalahan pada dirinya, pada tempat kerja
saya dan pada Tuhan. Tidak hanya itu saja, dia bahkan menyebutkan kesalahan-kesalahan saya yang
lain.
The person who
enraged to me on that Sunday felt she has found an excuse to get enraged, she
thought it was legitimate because I have done wrong to her, to the workplace
and to God. Not just that, she even listed my other wrong doings.
Yesus ada pada saat itu.
Jesus was
present at that time.
Ketika orang itu mengamuk, saya merasakan badan saya gemetar
menahan marah dan saat itu saya melihat Yesus mengulurkan tanganNya,
digenggamNya tangan saya erat-erat dan itu membuat saya berdoa dalam hati. Saya melihatNya!,
saya benar-benar melihatNya berdiri disebelah kiri saya. Hal ini bisa terjadi
karena saya terlahir sebagai seorang indigo, seorang yang bisa melihat dunia
roh, dan itu anugerah.
When that person
was enraged, I felt my body trembled to hold my own anger and I saw Jesus held
out His hand, He held my hand tightly and it enabled me to pray quietly. I saw Him!, I
really saw Him standing at my left. This is because I am born as an indigo,
people who can see spirits, and it is a blessing.
Yesus berpihak kepada perempuan yang berzinah itu sama
seperti Dia berpihak kepada saya.
Jesus stood on
that woman’s side, the woman who had committed adultery just like He stood on
my side.
*
* * * *
Kenapa Dia melakukan hal itu?
Why did He do
that?
Karena Dia adalah kasih, Dia adil, Dia tidak mau orang
bermain hakim sendiri bahkan kepada orang yang telah jelas-jelas berbuat salah.
Because He is
love, He is justice, He doesn’t want people to play God not even to those who
have clearly done wrong.
Orang sering berpikir bahwa pentungan bisa membuat orang
bertobat.
People used to
think that rod could make people repent.
Kalau memang berhasil, kenapa penjara dan polisi tidak bisa
membuat orang jahat bertobat?
If it did,
howcome prison and cops don’t make criminals repent?
Kita bahkan tahu bahwa kerasnya hukuman tidak membuat
seorang anak yang nakal berhenti nakal, bahkan bisa membuat kenakalannya
semakin menggila.
We even knew
that harsh punishment won’t make a naughty kid stop being naughty, it could
make the naughtiness doubled.
Yesus mengetahui tentang hal ini.
Jesus knew about
this.
*
* * * *
Kasih yang saya
temukan dalam diriMu.
The love I found in You.
After that Sunday, I
deliberately distancing myself with those people because I don’t find love in
them.
Saya menemukan kasih dalam diri Yesus dan kasih itu
menyelamatkan saya.
I found
love in Jesus and that love has saved me.
Saya menemukan kasih itu hanya ada dalam segelintir
orang-orang tertentu.
I found
that love in a very few people.
Buat saya, lebih baik memiliki sedikit orang yang memiliki kasih
Yesus dalam diri mereka dari pada dikelilingi oleh banyak orang yang hanya
memiliki kasih untuk diri mereka sendiri.
No comments:
Post a Comment