Bulan Mei agenda saya penuh dengan berbagai acara, ditambah
dengan kerja dan mengajar serta kelelahan fisik dan mental membuat baru
sekarang saya punya tenaga, mood serta waktu untuk menulis lagi.
My agenda in May filled
with many events, not to mention to add that with work and teaching along with
physical and mental tiredness made me unable to find the energy, mood and time
to write until now.
1 Mei..
1st of May..
Setelah melewati berbagai peristiwa (satu diantarnya saya
tuliskan dalam postingan di bulan April berjudul ‘Hey Commander’) akhirnya
terwujud juga acara persekutuan pemuda kami.
After gone through many
things (one of them was made into my blog post in April ‘Hey Commander’) our
youth fellowship event finally could be made it.
Sekitar jam 7 pagi saya sudah sampai di kantor.
I have arrived in the
office at around 7 am.
Jam 8.45 kami berangkat. 45 menit terlambat dari jadwal yang
ditetapkan karena satu dari tiga mobil yang akan membawa kami ke Chentini Resort
terlambat datang.
We left at 8.45 minutes.
45 minutes late of the schedule because one of the three cars that would take
us to Chentini Resort arrived late.
* *
* * *
Perjalanan menuju Chentini Resort memakan waktu hampir 2
jam.
It took nearly 2 hours to
go to Chentini Resort.
Untung perjalanannya lancar. Hanya sedikit tersendat
dibeberapa titik ketika sudah berada di kawasan Gunung Bunder. Itu karena
jalannya sempit sehingga memerlukan kehati-hatian ketika berpapasan dengan
kendaraan besar yang datang dari arah berlawanan.
It was a smooth trip.
Stuck only in few points when we got at Gunung Bunder area. It is because the narrow
road made us have to be careful when passing big vehicle from the opposite
direction.
Kalau perkara rute, maaf, jangan tanya saya.. setelah
melewati kampus IPB, saya tidak mengenali lagi jalan-jalan yang dilewati karena
saya mungkin hanya setahun sekali melewatinya dan karena bukan naik kendaraan
umum maka sepanjang jalan perhatian saya tidak sepenuhnya tertuju pada jalanan.
Sorry I can’t inform you
which route we took.. I was completely lost after we passed IPB (Bogor Agriculture
Institute) campus because I just like passing it once a year and since I was
not taking public vehicle I didn’t focus on the road.
Memasuki kawasan Gunung Bunder..
Entering Gunung Bunder
area..
Kalau anda menyukai pemandangan pegunungan dan sawah atau
mereka yang datang dari kota besar seperti Jakarta.. anda pasti akan menikmati pemandangan
tersebut.
If you adore mountain and
rice fields scenery or those who come from big city such as Jakarta.. you will
enjoy the view.
Udaranya pun makin lama makin sejuk dan bersih sehingga
akhirnya kami mematikan AC dan membuka jendela mobil.
The air is getting
fresher and less polluted that we turned off the AC and opened the car window.
Baru begini saja buat saya rasanya sudah menjadi sesuatu yang
amat disyukuri.
For me this had become
something to deeply feel grateful.
* *
* * *
Sampai ditujuan..
Arriving at the
destination..
Chentini lumayan keren dan mengingatkan saya pada Kampung
Sampireun di Garut yang pernah saya kunjungi bersama Andre beberapa tahun lalu.
Chentini is a quite cool
place and it reminded me to Kampung Sampireun, Garut which Andre and I visited
few years ago.
Kami membongkar bawaan, menentukan siapa tidur di kamar mana
dan.. makan! Ya, biar pun waktu belum menunjukkan jam makan siang tapi perjalanan
panjang membuat perut lapar.
We unpacked, set the
bedroom arrangement and.. had lunch! Yes, it wasn’t lunch time yet but the long
trip made us felt hungry.
Makan siang di teras belakang yang menghadap ke danau buatan
sambil memandangi gunung di kejauhan serta ikan-ikan koi.. sesuatu yang menimbulkan
rasa syukur, syukur untuk makan siang, untuk pemandangan indah, untuk kebersamaan
kami..
Having lunch in the back
porch that facing the lake, looking over the mountain and the koi fishes..
things that brought the feeling of grateful, grateful for the lunch, for the
beautiful view, for our togetherness..
Kegiatan berikutnya terbagi antara masak dan tidur.
The next thing we did
were divided into cooking and sleeping.
Berhubung saya tidak bisa dan tidak berminat untuk melakukan
ke dua kegiatan di atas maka saya menjalankan peran sebagai bagian dokumentasi.
Since I couldn’t and uninterested
to do both activity, I did my role as the documentator.
* *
* * *
Ibadah pertama kami lakukan siangnya.
Our first fellowship
service was held in the afternoon.
Kebersamaan kami adalah yang terutama.
Our togetherness was the
most important thing.
* *
* * *
Curug Cigamea
Cigamea Waterfall
Air terjunnya sendiri tidak terlalu hebat-hebat amat. Yang
luar biasa itu adalah perjalanan untuk sampai ke sana.
The waterfall itself bore
no significant meaning. The extraordinary one is the trip to get there.
Jalannya panjang, melalui entah berapa banyak anak tangga
(yang jarak antar anak tangganya tinggi, tanpa reling untuk berpegang)..
It was a long walk,
through I don’t know how many stairs (the distance between each stair are quite
high, no banister to hold on to)..
Pemandangannya memang luar biasa tapi kaki saya juga luar
biasa gempor..
The view was spectacular
but my feet were also spectacularly exhausted..
Kondisi badan saya memang kurang bagus saat itu, saya capek,
saya kurang tidur, saya punya tekanan darah rendah..
I wasn’t in my best
physical condition at that time, I was tired, I didn’t get enough sleep, I have
low blood pressure..
Dan teman-teman saya sepertinya entah lupa atau memang tidak
tahu kalau saya yang paling tua di antara mereka. Berhubung muka saya tidak
kelihatan seperti orang berusia 40an, saya di kira sepantaran mereka. Tapi toh ga bisa di tipu,
napas saya jelas kalah panjang dibandingkan dengan mereka yang usianya masih di
awal 20 atau 30.
And my friends seemed to
forget or truly unawared that I am the oldest among them. Since I don’t look
like somebody who is in her 40s, I was seen as if I were their peer. Man, I
can’t catch up my breath with those who are in their early 20s or 30s..
Malamnya saya nyaris tidak bisa tidur karena dari
pinggul ke kaki rasanya sakit dan pegal walau sudah saya pijat, baluri dan
tempel dengan balsem serta koyo.
the next morning.. |
Bersambung..
To be continued..
No comments:
Post a Comment