Persekutuan Pemuda di tempat kerja saya mengadakan acara
kebersamaan selama 2 hari dan 1 malam atau tepatnya hari Jumat-Sabtu, tanggal
1-2 Mei.
The Youth Fellowship in my workplace
held 2 days and one night togetherness outing on Friday-Saturday, 1st-2nd
of May.
Bagian pertamanya sudah saya ceritakan dalam postingan
berjudul ‘When We Were Together’.
I have written the first part of it
in the post under the title ‘When We Were Together’.
We lived under the same roof for two days and one night iving and there are some interesting stuff I would like to write..
Atapnya sama, manusianya berbeda.
Same roof , different people .
Atap itu menaungi orang-orang yang berbeda. Bahkan dalam
satu keluarga pun, tetap saja terdiri dari orang-orang yang berbeda dalam
sifat, kebiasaan, pemikiran, minat, kemampuan dan takdir.
The roof is sheltering different kind
of people. Even a family consist people who have differences in characters,
habits, minds, interests, abilities and destiny.
Perbedaan itu terlihat selama kami berada di Chentini
Resort.
The differences were visible during
our stay in Chentini Resort.
Ada yang bisa masak, ada yang lebih berminat untuk menjadi
pengikut, ada yang santai, ada yang sensitif, ada yang rapi, ada yang pendiam,
ada yang suka makan pedas.. yaps, ada enam belas orang tinggal dibawah atap yang sama
selama dua hari dan satu malam itu tapi jumlah perbedaan yang ada dalam diri
kami masing-masing rasanya berlipat kali ganda.
Those who can cook, those who are
comfortable being as followers, those who are easy going, those who are
sensitives, those who are neat, those the quiet ones, those who like spicy
dishes.. well, there were sixteen people in our group who stayed under the same roof
for two days and one night but the number of our differences are much more than
that.
Perbedaan memang baru benar-benar terlihat bila kita
melewatkan lebih banyak waktu dengan seseorang.
Differences can only be visible when
we spend more time with somebody.
Kita saling melengkapi.
We complete each other.
Kita sebetulnya tidak perlu harus merasa kurang atau terlalu
tinggi dari yang lain karena apa yang ada dalam diri kita ditujukan untuk
saling melengkapi.
We actually don’t have to feel
inferior or superior than others because what we each have within ourselves are
meant to complete one another.
Beberapa orang dari kami memiliki minat serta pengetahuan
dalam bidang komputer dan fotografi. Mereka telah menjadi sumber informasi dan
pertolongan yang bisa diandalkan dan terpercaya untuk kami.
Some of us have the interest and
knowledge in computer and photography. They have made themselves as reliable
and trusted source of information and assistance for us.
Yang lainnya punya kemampuan untuk mengorganisir
teman-temannya.
Others have the ability to organize
his/her friends.
Ketika kita tidak merasa terancam dengan kemampuan atau
keberadaan yang lain, saat kita tidak merasa lebih hebat dari orang lain.. kita
akan bisa melihat dan menerima bahwa sebetulnya kita diciptakan untuk saling
melengkapi.
When we don’t feel threatened by
other’s ability or presence, when we don’t feel greater than others.. we can
see and accept that we actually are created to complete each other.
Sederhanakanlah hal yang rumit,
terangilah kegelapan.
Simplify the complication, light
the darkness.
Ada banyak kerumitan dan kegelapan dalam dunia ini.
There are many complication and
darkness in this world.
Ketika kita bertambah dewasa, kehidupan terlihat dan menjadi
tidak lagi sesederhana dan seterang ketika usia kita masih muda.
When we get matured, life looks and
no longer become simple and bright as when we were younger.
Semakin bertambah usia, kita cenderung untuk lebih membenci
dari pada menerima, mencurigai dari pada berpikir tentang hal yang baik, apatis
dari pada optimis..
The older we get, we tend to hate
than to accept, to have suspicion than to have positive mind, to get apathy
than optimism..
Padahal ketika kita bisa menyederhanakan pemikiran kita maka
hal itu menerangi kegelapan dan bila ketika kita hidup dibawah satu atap dalam
situasi serta kondisi demikian, kita tidak akan merasa terpaksa harus bernaung
dibawahnya karena tempat itu membuat kita merasa nyaman dan aman.
When we can simplify our minds, it is
like enlight the darkness and when we live under the same roof in such
situation and condition, we won’t feel we have no choice to live underneath it
because it makes us comfortable and safe.
Kita tidak bisa menciptakan kesempurnaan tapi kita diberikan
satu dengan lainnya untuk membuat ketidaksempurnaan itu menjadi sesuatu yang
bisa memberikan kenyamanan dan keamanan.
We can’t create perfection but we are
given one another to make that imperfection as something that gives comfort and
safety.
Ketika nyaman dan aman itu ada, perpecahan pun menjauh dan
kita menyatu, menjadi kuat.
No comments:
Post a Comment