Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Monday, December 8, 2014

Shopping Spree - All Aboard!

Untuk mencapai Mall Mangga Dua di Jakarta, kami harus pergi dulu ke Kota dan itu artinya kami harus naik kereta api.

We had to go to Kota to get to Mangga Dua Mall Jakarta and it means we would take the train.

Senin (1/12), sehari sebelum berangkat, kami menyusun tiga rencana supaya kepergian kami dengan moda transportasi yang satu ini bisa terasa nyaman.

Monday (Dec 1st), a day before D-day, we set up three plans so we could have comfortable trip using this public transportation.

Rencana pertama; menghindari jam padat. Biasanya jam 6 sampai 8.30 pagi dan mulai jam 4 sore sampai jam 8 malam, kereta dipadati oleh orang-orang yang berangkat dan pulang kerja.

First plan; avoiding rush hour. 6 to 8 am and 4 to 8 am are rush hours when the train is crowded with people going to work or going back home.

Membutuhkan waktu satu jam setengah dari Bogor ke Jakarta dan bisa bikin gempor kaki kalau dipakai berdiri.

It takes an hour and half to get to from Bogor to Jakarta and it kills the feet to stand that long.

Berhubung ini jalan-jalan, tidak seorang pun dari kami yang mau berdiri sepanjang jalan pergi atau pulang. Karena itu kami harus berangkat setelah jam padat.


Since this is our leisure trip, none of us wished to stand on the way to or from Jakarta. So we had to avoid rush hour.

Rencana kedua; kalau sampai di stasiun dan keretanya sudah penuh, ya tunggu saja kereta berikutnya. Santai sajalah.

Second plan; if the train has already full by the time we got at the train station, no sweat, we could take the next train.

Rencana ketiga; karena kami pergi berombongan, kami tentunya tidak mau duduk terpisah-pisah. Kalau dari Bogor, kesempatan untuk mendapatkan tempat duduk berderet untuk kami berempat jauh lebih besar dibandingkan kalau kami berangkat dari Jakarta.

Third plan; since there were the four of us, we would not want to sit apart from each other. The chance to get four empty seats in row is bigger than when we left from Jakarta train station.

Jadi diputuskan dua dari kami yang bisa bergerak cepat harus mendahului naik ke kereta, mengambil tempat duduk untuk diri mereka dan menyisihkan tempat untuk dua yang lain. Kalau memungkinkan yang berderet supaya kami berempat tidak duduk terpisah.

So it was decided the two of us who could move faster would have to get in the train, took seats for themselves and got seats for the other two. It was possible took four seats in row.

Ketika berangkat dari Bogor, Desi mengambil tempat duduk berseberangan dengan kami bertiga karena dia kepingin duduk di pojok. Awalnya kami protes tapi kemudian menyadari posisinya jadi menguntungkan untuk memotret kami.. hehe..


On the train to Jakarta, Dessy took a seat across the three of us because she wanted to sit in the corner. At first we protested but later we realized her sitting place was advantaging as she could take our photo.. lol..


Enaknya baru terasa waktu kereta mendekati stasiun terakhir, stasiun Kota. Gerbong jadi kosong karena sudah banyak penumpang yang turun di stasiun-stasiun sebelumnya. Nah, kami jadi bisa bebas berfoto.. hehe..


The fun began when the train reaching Kota train station. Many passangers have got off the train so the coach was nearly empty. Given us the freedom to take photos.. lol..


Lain lagi ceritanya ketika kereta dari Bogor sampai di stasiun Jakarta Kota. Saya yang baru keluar dari toilet, harus lari terbirit-birit mengejar tiga yang lain yang sudah berada jauh di depan saya.

It was another story when the train from Bogor arrived in Jakarta Kota train station. I, who was just got out of the toilet, had to run like hell to catch up with the other three who were some feet away from me.

Saking paniknya karena takut di tinggal, akhirnya kok malah jadi saya dan seorang teman yang duluan naik ke kereta itu karena ternyata yang seorang sedang membeli minum di toko dan yang satu lagi masuk ke toko itu untuk memanggilnya.

Panicked with the thought I would be left behind made me puzzled to realize at the end it was me and another one who got into the train while one made a stop at a convenient store to get something to drink and the other one came to get her.

Itu pun kami tidak bisa menemukan tempat duduk berderetan sehingga seorang dari kami harus duduk agak terpisah, berseberangan dengan tiga yang lain. Sesuatu yang tidak direncanakan tapi akhirnya posisi itu kembali jadi menguntungkan dalam hal untuk saling memotret.. hehe..


We couldn’t find four empty seats in row so once again one of us had to take other seat which was just across the other three. Something pure coincidence but turned out once again that position was advantageous to take photos.. lol..


Setelah urusan tempat duduk beres, mulailah kami mengobrol, bercanda, saling meledek, mendengarkan musik dengan headset, pasang status di BB, cek facebook, nyemil dan pasti foto-foto dong..


Once the thing with our seat was settled, we started to chat, joked around, teased each other, listening to music using headset, wrote BB status, checking on facebook, snacking and taking photos for sure..

Ngantuk.

Sleepy.

Dalam perjalanan kembali ke Bogor, tenaga sudah menurun. Desi yang paling dulu teler. Tadinya dia meledek ‘serasa duduk di antara dua kuda nil’ karena dia diapit oleh saya dan rekan kami yang berbadan besar. Tapi akhirnya dia terkekeh sendiri karena ketika dia ngantuk, dia jadi bisa berganti-ganti menyandar ke kiri dan ke kanan.

On the way back to Bogor, energy was running low. Dessy was the first one who gave in. At first she joked ‘felt like sitting between two hippos’ because she sat between me and another colleague who are bigger than her. But then she giggled because when she felt sleepy, she could take turn in rested her head to her left and then to the right.

Biar pun lengan kami pegal (tangan saya sampai semutan) tapi kami duduk diam-diam, mencoba tidak bergerak supaya Desi tidak terbangun.


Though it made our arms stiff (mine even became numb) but we sat quietly, trying not to move as not to wake her.

Sukurlah kereta api sekarang ini sudah jauh lebih bagus, bersih, aman dan nyaman dibandingkan beberapa tahun lalu. Perjalanan jadi terasa menyenangkan. Apalagi ini dengan teman-teman yang sudah menjadi bagaikan saudara.

Good thing the train is nicer, cleaner, better in safety and comfortable compare to the ones in the past. It makes the trip enjoyous. Especially it was the trip with friends who have become more like sisters.

No comments:

Post a Comment