Untuk mencapai Mall Mangga Dua di Jakarta, kami harus pergi
dulu ke Kota dan itu artinya kami harus naik kereta api.
We had to go to Kota to
get to Mangga Dua Mall Jakarta and it means we would take the train.
Senin (1/12), sehari sebelum berangkat, kami menyusun tiga
rencana supaya kepergian kami dengan moda transportasi yang satu ini bisa
terasa nyaman.
Monday (Dec 1st),
a day before D-day, we set up three plans
so we could have comfortable trip using this public transportation.
Rencana pertama; menghindari jam padat. Biasanya jam 6
sampai 8.30 pagi dan mulai jam 4 sore sampai jam 8 malam, kereta dipadati oleh
orang-orang yang berangkat dan pulang kerja.
First plan; avoiding
rush hour. 6 to 8 am and 4 to 8 am are rush hours when the train is crowded
with people going to work or going back home.
Membutuhkan waktu satu jam setengah dari Bogor ke Jakarta
dan bisa bikin gempor kaki kalau dipakai berdiri.
It takes an hour and
half to get to from Bogor to Jakarta and it kills the feet to stand that long.
Berhubung ini jalan-jalan, tidak seorang pun dari kami yang
mau berdiri sepanjang jalan pergi atau pulang. Karena itu kami harus berangkat
setelah jam padat.
Since this is our
leisure trip, none of us wished to stand on the way to or from Jakarta. So we
had to avoid rush hour.
Rencana kedua; kalau sampai di stasiun dan keretanya sudah
penuh, ya tunggu saja kereta berikutnya. Santai sajalah.
Second plan; if the
train has already full by the time we got at the train station, no sweat, we
could take the next train.
Rencana ketiga; karena kami pergi berombongan, kami tentunya
tidak mau duduk terpisah-pisah. Kalau dari Bogor, kesempatan untuk mendapatkan
tempat duduk berderet untuk kami berempat jauh lebih besar dibandingkan kalau
kami berangkat dari Jakarta.
Third plan; since there
were the four of us, we would not want to sit apart from each other. The chance
to get four empty seats in row is bigger than when we left from Jakarta train
station.
Jadi diputuskan dua dari kami yang bisa bergerak cepat harus
mendahului naik ke kereta, mengambil tempat duduk untuk diri mereka dan
menyisihkan tempat untuk dua yang lain. Kalau memungkinkan yang berderet supaya
kami berempat tidak duduk terpisah.
So it was decided the
two of us who could move faster would have to get in the train, took seats for
themselves and got seats for the other two. It was possible took four seats in
row.
Ketika berangkat dari Bogor, Desi mengambil tempat duduk
berseberangan dengan kami bertiga karena dia kepingin duduk di pojok. Awalnya
kami protes tapi kemudian menyadari posisinya jadi menguntungkan untuk memotret
kami.. hehe..
On the train to Jakarta,
Dessy took a seat across the three of us because she wanted to sit in the
corner. At first we protested but later we realized her sitting place was
advantaging as she could take our photo.. lol..
Enaknya baru terasa waktu kereta mendekati stasiun terakhir, stasiun Kota. Gerbong jadi kosong karena sudah banyak penumpang yang turun di stasiun-stasiun sebelumnya. Nah, kami jadi bisa bebas berfoto.. hehe..
The fun began when the train reaching Kota train station. Many passangers have got off the train so the coach was nearly empty. Given us the freedom to take photos.. lol..
Lain lagi ceritanya ketika kereta dari Bogor sampai di
stasiun Jakarta Kota. Saya yang baru keluar dari toilet, harus lari
terbirit-birit mengejar tiga yang lain yang sudah berada jauh di depan saya.
It was another story
when the train from Bogor arrived in Jakarta Kota train station. I, who was
just got out of the toilet, had to run like hell to catch up with the other
three who were some feet away from me.
Saking paniknya karena takut di tinggal, akhirnya kok malah
jadi saya dan seorang teman yang duluan naik ke kereta itu karena ternyata yang
seorang sedang membeli minum di toko dan yang satu lagi masuk ke toko itu untuk
memanggilnya.
Panicked with the
thought I would be left behind made me puzzled to realize at the end it was me
and another one who got into the train while one made a stop at a convenient
store to get something to drink and the other one came to get her.
Itu pun kami tidak bisa menemukan tempat duduk berderetan
sehingga seorang dari kami harus duduk agak terpisah, berseberangan dengan tiga
yang lain. Sesuatu yang tidak direncanakan tapi akhirnya posisi itu kembali
jadi menguntungkan dalam hal untuk saling memotret.. hehe..
We couldn’t find four
empty seats in row so once again one of us had to take other seat which was
just across the other three. Something pure coincidence but turned out once
again that position was advantageous to take photos.. lol..
Setelah urusan tempat duduk beres, mulailah kami mengobrol,
bercanda, saling meledek, mendengarkan musik dengan headset, pasang status di
BB, cek facebook, nyemil dan pasti foto-foto dong..
Once the thing with our
seat was settled, we started to chat, joked around, teased each other,
listening to music using headset, wrote BB status, checking on facebook,
snacking and taking photos for sure..
Ngantuk.
Sleepy.
Dalam perjalanan kembali ke Bogor, tenaga sudah menurun.
Desi yang paling dulu teler. Tadinya dia meledek ‘serasa duduk di antara dua kuda nil’ karena dia diapit oleh saya
dan rekan kami yang berbadan besar. Tapi akhirnya dia terkekeh sendiri karena
ketika dia ngantuk, dia jadi bisa berganti-ganti menyandar ke kiri dan ke
kanan.
On the way back to
Bogor, energy was running low. Dessy was the first one who gave in. At first
she joked ‘felt like sitting between two
hippos’ because she sat between me and another colleague who are bigger
than her. But then she giggled because when she felt sleepy, she could take
turn in rested her head to her left and then to the right.
Biar pun lengan kami pegal (tangan saya sampai semutan) tapi
kami duduk diam-diam, mencoba tidak bergerak supaya Desi tidak terbangun.
Though it made our arms
stiff (mine even became numb) but we sat quietly, trying not to move as not to
wake her.
Sukurlah kereta api sekarang ini sudah jauh lebih bagus,
bersih, aman dan nyaman dibandingkan beberapa tahun lalu. Perjalanan jadi
terasa menyenangkan. Apalagi ini dengan teman-teman yang sudah menjadi bagaikan
saudara.
No comments:
Post a Comment