Mungkin sekitar tiga bulan lalu saya mulai menerapkan pola
makan baru. Tidak makan malam.
Maybe it was around
three months ago when I started to have new eating arrangement. Skipping dinner.
Tidak atas saran siapa pun. Tidak juga terinspirasi oleh
siapa pun.
It was not under
anyone’s suggestion. Nobody inspired me either.
Saya sendiri yang mulai merasa tidak enak punya badan
terlalu gendut. Napas jadi pendek. Badan rasanya berat. Baju dan celana sesak.
It was I myself who
felt uncomfortable to have overweight body. I had short breath. My body felt
heavy. Clothes and pants became tight.
Makanan terpaksa harus dikurangi karena aktivitas fisik saya
tidak lagi seperti ketika saya bekerja sebagai guru taman kanak-kanak. Pada
waktu itu mau makan segentong pun tidak akan bikin badan jadi melar.
There is no choice
than to limit the intake meals since my physical activity is no longer as much as when I worked as kindergarten teacher. At that time I could eat as much as I
wanted without had to worry it would make me gain weight.
Awalnya sulit. Rasanya laparrr melulu.. hehe.. tidur dengan
perut kekruyukan juga tidak enak.
It was hard at
first. I felt I was hungry all the time.. lol.. I had trouble sleeping with
empty stomach.
Belum lagi ayah saya dan Andre yang khawatir tekanan darah
saya anjlok karena dalam keadaan normal saja tekanan darah saya rendah.
Bagaimana kalau saya mengurangi makan? Ya, turun sih pasti. Kalau dulu antara
100/70 saja sudah hebat, sekarang ini bisa 95/69.
Not to mention to
deal with my father’s and Andre’s concern over my blood pressure that would
drop because it has already low. Eversince I am reduce the amount of my intake
meals, it definitely becomes lower. 100/70 was considered achievement, these
days it is at 95/69.
Karena itu saya tidak terlalu ketat pada diri sendiri. Makan
malam ditiadakan tapi setelah saya sampai di rumah sekitar jam 5 sore,
saya makan roti atau buah atau sayuran. Kadang semangkok mie rebus. Kadang
puding. Kalau yang ada cuma gorengan seperti tahu atau pisang, ya itu saja yang
saya makan.
It is why I am not
hard on myself. Dinner is still banned but after I get home at around 5 pm, I
eat bread or fruit or veggie. Sometimes a bowl of noodle. Sometimes pudding. If
there is only fried tofu or fried banana, that’s fine with me.
Saya tidak bisa makan banyak kalau pagi. Mungkin karena
masih mengantuk. Jadi yang bisa saya telan hanya nasi dan lauk sesendok. Tapi
kalau makan siang, porsinya normal. Bahkan bisa banyak kalau saya sedang lapar
atau setelah mengerjakan pekerjaan bersih-bersih di rumah.
I eat less in the
morning. Maybe because I feel sleepy at that time so I can only have a spoon of
rice and sidedish. But lunch is in normal portion. I can even eat more when I feel
hungry or after doing house chores when I am home.
Nyemil? Kalau ada, ya di makan.. hehe.. kalau tidak ada,
saya tidak akan sengaja nyari.
Snacking? If there
is snack, I eat it.. lol.. if there isn’t any, I am not going to get it.
Saya juga tidak menjauhi es krim dan coklat. Kalau ada, ya..
saya makan. Kalau ada yang kasih, ya tidak akan saya tolak.. hehe.. kan tidak
setiap hari.
I also don’t banned
ice cream and chocolate. If I have them, I eat them. I won’t say no if anyone give
me ice cream or chocolate.. lol.. it’s not like I have them everyday.
Yang repot kalau saya ada di rumah Andre. Dia kan tahu saya
suka banget sama dua makanan itu jadi stok selalu ada dikulkasnya. Cobaannnn…
Challenge comes when
I am at Andre’s house. He knows I like those two treats so he stocks them in his
fridge. So tempting..
Karena tidak mau menganggap saya sedang berdiet maka saya
menghilangkan hal tersebut dari pikiran saya. Soalnya kalau di anggap sebagai
diet, jadi terasa seperti beban. Malah akhirnya saya jadi takut makan. Atau kalau saya makan, otak sibuk menghitung kalori yang masuk. Hidup jadi tidak enjoy
kan kalau kayak gitu..
Since I don’t want
to perceive this as I am dieting so I keep it off my mind. If I consider it as
a diet, it would feel like a burden. At the end I would afraid to eat. And when
I eat, my brain would be busy counting the amount of intake calory. It would
make life less fun.
Jadi biar pun saya meniadakan makan malam tapi kalau ada
acara pada malam hari yang melibatkan makan, saya tetap akan makan walau pun tentunya sambil tetap menjaga porsi.
So though I exclude
dinner but when I have to attend a banquet, I would have it in moderate portion.
Sebalnya orang pasti berkomentar atau bertanya ketika
melihat saya makan sedikit. Jawaban diplomatis saya selalu sama ‘tidak bisa
makan banyak kalau malam’.
What annoying is to have people commented or asked when
they saw my moderate eating portion. My diplomatic answer is same ‘can’t eat
much at night’.
Repotnya kalau jamuan
makannya tidak prasmanan karena saya pernah bertemu dengan nyonya rumah yang
saking kelewat ramah, dia tidak hanya terus menerus menawarkan saya untuk
‘tambah lagi dong’, dia rajin menyendokkan makanan ke piring saya… halah..
kacau.. kacau.. mau tidak di makan, saya pantang membuang makanan.. jadi harus
saya habiskan dengan hasil.. mak, jangankan untuk berjalan, untuk bangkit
berdiri dari kursi saja rasanya susah karena perut saya rasanya berat sekali,
napas saya sesak dan saya buang air sampai tiga kali malam itu.. hehehe..
It is catastrophic when it is not a buffet banquet
because I once had a host who was being too nice that she didn’t just keep
saying ‘have more’, she actually spooned more dishes into my plate.. oh no..
no.. I had no choice than to eat them all because it is forbidden for me to
waste any food.. well, it resulted in left alone to walk, I hardly got off my
chair because my stomach felt so heavy, I had labour breath and I pooped three
times on that evening.. lol..
Tiga bulan berlalu dan badan
saya menciut.
Three months passed and my body shrank.
Berbahagialah saya karena yang terutama adalah baju dan
celana jadi tidak sempit lagi. Bahkan jadi kedodoran.
What a happy person
I am, especially to have the clothes and pants are no longer tight. They are
even loosened.
Kalau anda gendut dan anda tinggal di negara Asia, siap-siap
saja kesulitan mencari pakaian ukuran besar karena orang asia umumnya berbadan
kecil dan kurus.
If you are
overweight and you live in Asian country, be ready to get dizzy over finding
big size clothes because most Asian are petite.
Krisis moneter membuat harga berbagai barang melambung
tinggi. Dampaknya sampai kepada ukuran pakaian.
Monetary crisis has
resulted in prices increase. It gets to clothing size.
Dulu yang namanya ukuran XL, benar-benar XL. Besar.
Back then XL size
was really XL. Big.
Setelah krismon, semua ukuran baju berubah. Yang dulunya
ukuran M, dijadikan ukuran XL. Yang dulunya XL jadi XXL atau mungkin malah
XXXL.
After monetary
crisis, all clothing size changed. What once was M, is made into XL. While XL
became XXL or even XXXL.
Beberapa kali saat saya membeli baju dan disodori ukuran
XXL, saya teringat pada baju-baju ukuran XL jaman sebelum krismon. Pada masa
itu rasanya ukuran XL itu sudah besar sekali dan ukuran XXL atau XXXL adalah
untuk ukuran badan segede gaban.. biasanya untuk ibu-ibu paruh baya bertubuh
super subur karena sudah punya anak lebih dari satu.
I have had
experience when I went clothes shopping and was handed XXL, it reminded me to
the clothing size before monetary crisis. At that time XL seemed so big and XXL
or XXXL were for super big body. Middle aged women who have had more than one
children were the ones who wore those super big sizes.
Belum lama ini saya membeli celana pendek. Ukuran M sekecil
ukuran S. Akhirnya yang muat untuk saya adalah ukuran XXL. Lha, jangankan
saya.., teman saya ikut bingung. Apalagi setelah melihat saya memakai celana
itu.
I bought a shorts
just recently. The M size is so small like S size. I finally got an XXL one. It
was not just me.., a friend also puzzled. Especially after saw me wearing that
shorts.
Kami berdua sama-sama berpendapat itu sebenarnya adalah
ukuran M.
We both had same opinion
that it is actually an M size.
Reaksi Andre menegaskan kebenaran itu. Pertama matanya
membelalak ketika melihat ukuran yang tertera dilabelnya. Kemudian dia ngakak.
Andre’s reaction
confirmed it. First his eyes buldging when he saw the size inprinted in the
shorts tag. Only to be followed by his bursting laugh.
“Badan kamu menciut tapi ukuran celana kamu jadi XXL?” dia
tergelak “Say, di negeri gue, ini sih ukuran S”
“Your body shrank
but the size of your shorts are now XXL?” he laughed it out loud “Hun, back in the US, this is an S”
No comments:
Post a Comment